❄18

22.7K 2.6K 373
                                    

Kalingga berjalan santai menuju tempat di mana Naiza mengajaknya untuk memasak. Yakni di dapur sekolah. Sesuai janjinya dua minggu lalu, maka sekarang waktunya Kalingga mengajar gadis itu.

Setibanya ia, sosok Naiza yang memakai celemek biru navy sudah menyambutnya dengan senyuman. Dan seperti biasa, Kalingga akan menanggapinya jauh lebih ramah.

Bahkan tak segan Kalingga menepuk pucuk kepala Naiza tiga kali.

"Maaf udah buat lo nunggu. Tadi gue ada urusan." katanya melirik bahan di atas meja yang telah Naiza siapkan.

"It's okay. Gue juga baru 10 menit di sini." balasnya memberi ruang agar Kalingga lewat. Beruntunglah Naiza sebab teman prakteknya kali ini merupakan pria yang memiliki keahlian di dalam dapur.

Keduanya kembali fokus pada tujuan. Kalingga teramat telaten mengajari Naiza bahkan gadis itu sampai speechless melihat kemampuan tangan Kalingga dalam mengolah makanan.

"Lo hebat  sumpah. Gue aja gak bisa motong serapi itu loh." komentarnya mengamati Kalingga memotong daging sapi dengan lihai. Bahkan tiap potongannya sama.

"Jangan berlebihan, Nai. Motong daging emang butuh kemampuan khusus. Ini juga bisa mempengaruhi kematangan ketika di masak." ujar Kalingga menatap Naiza sesaat sebelum menyerahkan pisau itu kepada Naiza.

"Coba praktekin."

Naiza mengangguk lalu menggantikan posisi Kalingga. Melihat cara Naiza memegang pisau, Kalingga berinisiatif ke belakang Naiza lalu menuntun tangan gadis itu mengiris daging.

"Lain kali jangan pegang pisau kek gini." tuturnya melepas genggamannya kemudian menjauh usai di rasa Naiza mulai mengerti tanpa sadar bahwa tindakannya beberapa saat lalu berhasil membuat Naiza kocar kacir.

"Ma-Makasih." gumamnya menggigit bibirnya guna menyembunyikan gemetar pada tubuhnya.

"Eh, ada kalian." suara Alunada mengambil atensi dua orang itu.

Alunada yang hendak masak mie, sejenak ingin menyapa dua pemeran itu. Tak ia sangka Alunada akan mendapati sweet momen Kalingga dan Naiza meski dari kejauhan.

Sepertinya dibanding Kazael, justru kubu Kalingga dan Naiza-lah yang mengalami perkembangan.

Tapi baguslah. Kalingga tidak seburuk itu kok. Terlepas insiden dua minggu lalu yang membuatnya sempat syok.

"Gue lagi diajarin Kalingga masak." ucap Naiza memamerkan hasil karyanya bersama Kalingga tadi. Alunada memberi jempol kemudian menuju rak tempat penyimpanan makanan siswa.

Alunada menaruh stok mie-nya pada laci bawah, tetapi entah mengapa selalu saja ada tangan jahil yang menyomot makanan karbohidrat itu tanpa izin.

"Lo pada lanjut aja. Gue mau masak doang—Akhh!" Alunada berujar sambil melihat keduanya hingga tidak sadar dia menyentuh panci panas yang sedang Naiza pakai merebus telur.

"Gey." Kalingga bergegas menghampirinya lalu melihat pergelangan tangan Alunada.

Belum memerah, tapi Kalingga yakin bahwa beberapa menit kemudian pasti akan kelihatan lukanya.

"Lain kali jangan ceroboh, Gey. Mata usahain fokus kalo ngerjain sesuatu." nasehatnya meniup luka Alunada.

Belum cukup meniupnya, Kalingga menarik tangan Alunada. Entah kemana, yang pasti Alunada sedang berusaha menghentikannya.

"E-Eh, mau kemana?" Alunada sengaja memberatkan langkahnya sengaja untuk menghentikan Kalingga. Ya kali dia ingin meninggalkan Naiza sendiri.

"UKS, lukanya harus diberi salep." jawab Kalingga yang kali ini mengerahkan seluruh tenaganya.

TRAP!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang