❄19

24.7K 2.9K 440
                                    

Makasih banget loh dukungan kalian untuk cerita ini.

Seneng banget tau ini cerita ada peningkatan

Pokoknya ter❤❤

Pstt, komen tiap paragraf bisa gak?

Happy reading!

❄❄❄

Ada yang aneh. Alunada merasakan itu di diri Kalingga sejak 3 hari ini.

Entah mengapa, Alunada merasa Kalingga seakan menjauhinya. Bahkan ketika mereka berada di ruangan sama, pria itu tak sedikitpun mau menatapnya atau bertegur sapa.

Pernah juga sekali Alunada menanyakan buku biologinya, namun Kalingga malah menjawab dengan nada dingin.

Rupanya, perubahan Kalingga disadari oleh penghuni kamar yang lain.

"lo bedua lagi pada berantem?" Hazera bertanya setelah memastikan Kalingga masuk ke dalam kamar mandi.

"Gue juga kagak tau. Perasaan baik-baik aja kok." jawab Alunada mengaruk tengkuknya berusaha mengingat kesalahan apa kira-kira hingga Kalingga bersikap acuh padanya.

Terakhir momen keakraban mereka adalah UKS, setelah dari situ Kalingga mulai berubah dingin. Khusus kepadanya saja.

"Btw, lo jadi pindah?" kini Hazera membelokkan topik perpindahan Alunada yang sudah diketahui Hazera dan Odison sejak kemarin.

Pertama kali mendengarnya, tentu keduanya terkejut. Namun ketika mendengar alasan Alunada, mereka berusaha mengerti posisinya.

"Jadilah. Kagak mungkin lo liat pakaian gue ada di luar." sahut Alunada melirik kopernya yang berada di samping meja belajar.

Sayangnya kepindahannya ini Kalingga belum mengetahuinya. Pria itu seakan menutup akses bagi Alunada untuk berkomunikasi kepadanya.

"Gue harus bicara sama Kalingga. Ya kali gue pergi dengan keadaan perang dingin begini." celetuk Alunada merebahkan tubuhnya pada kasur. Hazera yang melihatnya jadi bingung sendiri.

Sebenarnya dia juga berusaha mengajak Kalingga berbicara. Tetapi Kalingga malah menghindar, seperti gadis yang kedatangan tamu bulanan.

"Mungkin lo berdua butuh bicara empat mata."

Alunada mengangguk, tanpa Hazera bilang pun Alunada tetap akan melakukannya.

"Nih si Kazael kemana sih? Pakaian keringnya kagak mau ambil." gerutu Hazera melirik samping jendela di mana terdapat tali jemuran untuk anak asrama. Tali jemuran itu sudah terbagi per kamar, jadilah mereka harus sepintar-pintarnya memanfaatkan fasilitas yang kata pihak sekolah ingin memandirikan siswa.

"Entah. Gue kagak liat juga dari tadi." jawab Alunada acuh tak acuh.

❄❄❄

Tekad Alunada untuk berbicara empat mata bersama Kalingga akhirnya terwujud. Tak tanggung, Alunada menyusul pria itu yang katanya berada di atas rooftop meski hari sudah malam.

"Lingga." Alunada memanggilnya namun tak sedikitpun mendapat respon dari si empunya nama.

Menggigit bibirnya cemas, Alunada menghampiri Kalingga meski dalam setiap langkahnya terkesan ragu-ragu.

Seumur-umur menjadi Alunada, baru kali ini dirinya merasakan kecanggungan luar biasa.

Berdiri di samping Kalingga, Alunada menatap pria itu yang mana untuk kedua kalinya Alunada dapati tengah merokok.

TRAP!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang