Kalingga bangkit usai melihat sosok Alunada yang berjalan setelah berpamitan buang air kecil. Pria itu menyambutnya dengan senyum kelegaan, hampir saja Kalingga menyusul istrinya lantaran Alunada cukup lama pergi.
"Air kencingnya banyak banget, ya?" pertanyaan polos Kalingga disambut Alunada dengan senyum masamnya.
Wanita hamil itu hanya mengangguk sekenanya lalu duduk tepat di hadapan Kalingga. Tak lama pesanan mereka pun datang, Alunada yang awalnya semangat kini merasa tidak bernafsu lagi. Tapi hal itu tidak ia tunjukkan pada Kalingga.
"Cobain." titahnya setelah tidak melihat pergerakan Alunada untuk makan.
Alunada mengangguk singkat lalu menyantap makanannya dalam diam. Semua tingkahnya tak luput dari Kalingga, pria itu teramat peka untuk mengetahui perubahan suasana hati sang istri. Namun Kalingga paham, sebab hormon ibu hamil cenderung tidak stabil. Bukan sekali dua kali ia mendapati perubahan suasana hati Alunada, jadi Kalingga akan membiarkannya sampai Alunada membaik dengan sendirinya.
Selesai makan, keduanya beranjak meninggalkan restoran setelah Kalingga membayar makanan mereka. Memasuki siang, suasana cukup panas hingga mampu membuat Kalingga segera berjalan cepat tanpa menyadari Alunada tertinggal sedikit di belakangnya.
Begitu sampai di mobil, ponsel Kalingga bergetar. Id someone membuat Kalingga berdecak kecil.
"Kenapa lagi lo? Kan gue udah bilang kagak bisa ninggalin bini." seloroh Kalingga hingga membuat penelpon di sebrang sana berdecak.
"Sensi amat lo. Gue mau bilang, bisa kagak bawa istri lo sekalian? Kebetulan calon gue punya body yang sama persis sama Geyzer."
Kalingga merotasikan matanya, jangan harap. Barulah setelah itu dia menyadari ketidakhadiran Alunada di sekitarnya. Kalingga dengan panik mengedarkan pandangan namun sosok sang istri tidak berada jangkauannya.
"Melody! Melody! Sayang, kamu di mana?!" teriakan Kalingga tentu menarik perhatian orang-orang sekitar pun dengan penelpon di sebrang sana.
"Lingga! Istri lo kenapa?!"
Alih-alih menjawab Kalingga mematikan panggilan secara sepihak. Kalingga kembali menyusuri arah restoran dengan tatapan memindai sekitar. Namun setelah masuk kembali dalam restoran Kalingga masih tetap tidak menemukan Alunada.
Wajah khawatirnya begitu jelas, hingga pilihan terakhirnya adalah bertanya pada orang-orang di sana.
"Waduh gak tau saya. Gak merhatiin juga."
Kalingga menipiskan bibirnya kemudian berjalan menuju kembali ke mobilnya. Masuk ke dalam, Kalingga meraih tablet yang ia letakkan pada dasbor. Tangannya bergerak lincah di layar tersebut hingga maniknya menyipit.
Sekarang ini dia sedang melacak posisi Alunada melalui cincin pernikahan mereka. Dan melihat titik merah itu, Kalingga jadi tau bahwa Alunada belum terlalu jauh darinya. Tangan kirinya segera menarik tuas hingga beberapa detik kemudian mobil itu melaju kencang membelah jalanan yang cukup senggang.
Satu sudut bibirnya terangkat lantaran mulai merangkai segala yang terjadi beberapa saat lalu.
"Melody, tidak semudah itu untuk kabur, Sayang."
Sedangkan di sisi lain, Alunada tak henti-hentinya merasa cemas sambil melirik spion guna memantau pergerakan Kalingga yang mungkin saja sudah menyadari ketidakberadaannya.
Benarkah keputusan yang sudah ia ambil ini?
Pandangannya lalu jatuh pada sosok yang sedang menyetir, Alunada berdehem supaya Kazael memberikan fokus padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRAP!
FantasyValinada Rahadis memilih mengakhiri hidup usai mahkota berharganya direbut paksa oleh mantan kekasihnya. Namun, siapa yang menyangka ketika membuka mata, Valina malah mendapati dirinya masuk ke dalam cerita pendek berjudul Naiza. Hal yang tidak bisa...