1. Dikucilkan?

84 28 19
                                    

"HEYY!".

" Dari mana saja kau? Dari tadi aku cari-cari tapi ga terlihat batang hidungmu."

"Hehe, biasa melihat cogan di lapangan, kau tahu? Mereka sangat handsome! Bayangkan saja mereka sudah punya kekuatan, dengan rambut yang berwarna! AAAAA, rasanya aku akan pingsan!"

"Tch, dasar lebay kau. Mereka hanya laki-laki yang memamerkan tubuhnya yang keras itu."

"HANYA?! Kau memang butuh pasangan, Leaby!"

"Buat apa? Percintaan membuat kita jatuh dalam kesedihan, cukup kau saja yang menggilain cowo-cowo itu!" balas Leaby.

Brenta Leaby Shiyazu, sering dipanggil Leaby. Bisa dibilang dia wanita yang cuek, tidak pedulia dengan sekitarnya kecuali jika hal yang penting. Dia malas jika berhubungan dengan pria, karena dikamusnya pria hanya melampiaskan nafsu mereka kepada wanita makanya banyak pria yang meninggalkan pasangannya hanya dengan alasan bosan. Walaupun sifatnya begitu tapi Leaby memiliki wajah yang sangat cantik. Dengan tubuh yang kecil dan tinggi ideal membuatnya menjadi idaman para pria. Tidak cuma satu atau dua yang ingin bersama dengan Leaby, tapi banyak mungkin bisa dibilang hampir seluruh sekolahan menyukainya dan tidak sedikit yang ditolak dengan Leaby. Semua pria yang mendekatinya langsung ditolak mentah-mentah tanpa berpikir dahulu.

"Ayolah ,Lee. Mereka baik kok, carilah pasangan yang mencintai dirimu dengan tulus."

"Oh ya? Cukup menawariku hal yang tidak bermanfaat Winnie."

Winnie Coyle, panggil aja Winnie. Dari namanya aja seperti orang yang periang. Dia juga penggila cogan(cowo ganteng). Pria mana sih yang di lewati Winnie? Tentu dia tahu asal-usul cogan itu. Dia sahabat Leaby dari kecil. Mereka selalu bersama, sampai orang mengira mereka saudaraan, lebih parah lagi malah sebagai kembaran.

"Terserah kau lah, Le!" kesal Winnie.

"Oh ya, kapan kita tahu kekuatan kita, Le?"

"Sepertinya saat umur 17 tahun."

"Berarti besok lusa kekuatanku muncul!"

"Tentu Nona Coyle!" jawab Leaby dengan terkekeh.

"Leaby..."

Leaby yang terpanggil oleh Winnie hanya menatapnya.

"Kau sudah 17 tahun bulan lalu. Tapi kenapa kua belum dapat kekuatan?" tanya Winnie dengan hati-hati, takut menyakiti perasaannya.

"Entahlah, mungkin kapan-kapan muncul. Ga perlu dipikirin, yang penting lusa kau bisa dapat kekuatan dan sekolah di Academy." Leaby tau jika Winnie khawatir, karena mereka memang pernah berjanji akan bersekolah di Academy bersama. Mereka berani berjanji karena orang tua mereka memiliki kekuatan dan pasti jika mereka memiliki keturunan maka kekuatan itu akan turun ke anak mereka.

"Aku akan menunggu hari dimana kau dapat kekuatan, Le!" ucap semangat Winnie, dia memang bukan orang yang patah semangat.

*:..。o○ ○o。..:*

KRING KRING KRING

"Lee, ayoo! Kau tidak dengar bel berbunyi?!"

"Haiss, sebentar ini berantakan bener, kau yang berantakin tapi ga mau tanggungjawab!" sahut Leaby dengan kesal karena Winnie tidak mau membantunya, orang yang dimaksudnya pun hanya cengengesan ga jelas.

"Hehehe, semangat yak!"

"Dah, ayo. Mau kemana kita?"

"Cafe deket Academy yuk, di sana bagus viewnya!" ajak Winnie

"Bilang aja mau cuci mata." jawab Leaby sinis.

ETERNAL POWERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang