Lim dan Winnie melihat Ben berlari kearah mereka. Dan terlihat napas Ben yang terengah-engah dengan raut wajah yang seperti gelisah. Ben berusaha menetralkan napasnya, dia berusaha bersikap biasa. Seperti yang dikatakan Steven, dia akan memberi tahunya nanti.
"Tuan, kenapa kau kemari? Bukannya kau latihan dengan Leaby?" tanya Winnie.
"Iya, lalu sekarang dimana Leaby?" tanya Lim juga.
"Dia sedang mengontrol emosi dan konsentrasinya, jadi ku tinggal dan kemari untuk membantu kalian. Sangat lama untuk mengontrol emosi." ucap Ben bohong dan dia berhasil meyakinkan Lim dan Winnie.
"Apakah tidak apa-apa? Dia sangat jauh dengan kita." ucap Winnie. Lim menatap sekitar dan tidak mendapatkan Steven berada.
"Apakah Leaby bersama dengan Steven?" tanya Lim mencari Steven.
"Iya, sudah sekarang mulai latihannya." Lim dan Winnie hanya mengangguk patuh.
Mereka melanjutkan latihannya dan berusaha fokus pada latihan mereka. Sepertinya kali ini Ben beruntung. Lim dan Winnie tidak bertanya lagi tentang Leaby. Walaupun sedikit tidak percaya dengan apa yang diucapkan Ben. Tapi mereka berusaha yakin kalau Leaby baik-baik saja.
*:..。o○ ○o。..:*
Steven memasuki rumah sakit dan berteriak agar perawat disana mendengarnya. Lalu datanglah perawat dengan membawa brankar. Steven membaringkan Leaby di brankar dan berlari menuju lobi.
"Dimana ruangan dokter Drawies?" tanya Steven pada petugas lobi.
"Dia ada di ruangannya. Apakah sudah membuat janji dengan dokter?" tanya balik petugas.
"Tidak. Saya pasiennya dan pasiennya yang lain sedang bahaya. Dimana ruangannya?"
"Baik, sebentar. Anda belok saja ke kiri dan lurus sedikit, terdapat nama di pintunya." ucap petugas.
Steven berlari menuju brankar yang terdapat Leaby sedang berbaring lalu memberi tahu pada perawat bahwa dia akan menuju ruangan Drawies. Lalu perawat membawa Leaby ke ruangan UGD. Steven berlari menuju ruangan Drawies yang diberi tahu petugas tadi.
"Hey! Steven, lain kali kau harus mengetuk terlebih dahulu!" ucap Drawies terkejut karena Steven langsung masuk ke ruangannya tanpa mengetuk pintu.
"Tidak penting. Leaby pingsan, ku harap dia baik-baik saja." ucap Steven berusaha tenang pada ambang pintu.
"Dimana dia?"
"UGD."
Drawies dan Steven pergi menuju UGD dimana Leaby berada. Mereka masuk dengan perawat yang sudah menyiapkan peralatan dengan lengkap. Drawies mengecek kondisi Leaby.
"Dimana temannya?" tanya Drawies.
"Aku." ucap Steven dengan singkat sambil melihat Drawies yang sedang mengecek Leaby. Dia tidak bisa fokus karena yang dia pikir saat ini adalah Leaby.
Drawies menghembus napas, "Bukan kau, tapi yang lain."
"Oh, nanti setelah latihan pasti kemari." jawab Steven.
"Orang tuanya?"
"Tidak mungkin."
"Maksudnya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ETERNAL POWER
FantasyTerdapat keajaiban yang muncul sekitar berabad-abad lalu. Keajaiban dimana terdapat kekuatan yang memiliki manfaatnya masing-masing. Kekuatan tersebut akan muncul ketika manusia berusia 17 tahun. Ada berbagai macam kekuatan, yaitu tanah, api, angin...