17. Perasaan Leaby

26 18 6
                                    

WELCOME EVERYONE ✨
MAKIN KE SINI MAKIN LUPA KALAU MAU UP😔
AYO KOMEN YUK!
SELAMAT MENGHALU!!
*:..。o○ ○o。..:*

Selama perjalanan dan jam kelas, Leaby melakukan aktivitas seperti biasa. Sama halnya dengan Steven. Mereka berdua terlihat biasa, seperti tidak ada masalah apa pun. Seperti yang di bilang Steven, untuk tidak terlalu dipikir.

Leaby juga mengobrol dengan Steven seperti hari-hari sebelumnya. Steven merasa senang, bahwa Leaby melakukan seperti apa yang dia katakan. Steven merasa lega, apa yang dia bayangkan ternyata tidak terjadi. Dia hanya takut karena perasaannya membuat pertemanan mereka terputus.

Tidak lain dengan Winnie yang selalu mengamati pergerakan Steven dan Leaby. Sedikit terkagum melihat mereka berdua. Biasanya jika didalam pertemanan dan ada yang mengungkapkan perasaan, maka pasti berakhir jadi asing, tidak saling tegur atau lost contact.

"Setelah ini, mau ngapain?" tanya Lim yang melihat jam kelas akan berakhir.

"Aku ingin mengajak Leaby pergi sebentar. Mau kan, Le?" ucap Winnie sambil melirik ke arah Leaby.

"Kemana?" bukan Leaby yang bertanya, tapi Steven.

"Ke rumah Mommy." ucap Winnie dan membuat Leaby melebarkan senyumnya.

"Benarkah?! Sudah lama aku tidak ketemu Mommy, Daddy!"

"Heh, kau baru tidak ketemu satu minggu, ya! Kayak setahun aja!" sewot Winnie.

"Aku ikut." ucap Steven yang membuat semua intens menatap padanya.

"Kena angin apa kau, Stev?" ucap Lim.

"Iya, kau dan Lim bisa pergi kemana. Biar aku dengan Leaby yang pergi." ucap Winnie. Sebenarnya, Winnie sengaja mengajak Leaby untuk berkunjung ke rumahnya sebentar. Winnie ingin memisahkan Leaby dan Steven untuk sementara. Tentu karena apa yang diceritakan Leaby tadi pagi, membuat Winnie harus waspada terlebih dahulu. Dia hanya tidak ingin sahabatnya merasa sakit hati.

"Tidak bolehkah?" tanya Steven yang sebenarnya tidak mementingkan jawaban dari Winnie. Tentu Steven akan melakukan apa yang dia katakan tanpa persetujuan orang lain.

"Boleh." Winnie membulatkan matanya saat mendengar jawaban dari Leaby. Steven menyunggingkan senyumannya yang membuat Winnie menjadi kesal.

"Biarin lah, Win! Dad sama Mom juga pasti bakal seneng, ajak juga Lim." Winnie hanya menghela napasnya. Jika Leaby sudah bicara begitu, gimana Winnie akan menolak?

'Rencana gagal.' batin Winnie.

Leaby menatap Winnie yang seperti tidak senang, dia hanya menggelengkan kepalanya. "Biar rame juga, Winnie." ucap Leaby.

"Lagipula, jika hanya kalian berdua tentu sulit dapat izin." sahut Steven.

"Iya-iya!"

*:..。o○ ○o。..:*

Setelah Steven meminta izin pada penjaga, mereka berempat pergi menuju kediaman Shiyazu. Sepanjang jalan mereka melakukan candaan, tak lupa dengan Winnie yang selalu mengawasi Steven dan Leaby di samping candaan mereka. Winnie mengawasi mereka karena Steven selalu melirik ke arah Leaby, Leaby tidak sadar tapi Winnie sadar dengan gerak-geriknya.

Saat sudah sampai, terlihat di halaman depan rumah. Ada seorang wanita paruh baya yang sedang menyiram tanamannya. Wanita paruh baya tersebut sedikit terkejut melihat siapa yang datang dan dengan cepat melempar selangnya ke arah lain lalu menghampiri orang yang mendatanginya.

"Lee!" teriak wanita paruh baya itu dengan memeluknya.

"Mommy! Kangen banget ga pulang!" ucap Leaby dengan memeluk Searyl.

ETERNAL POWERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang