6. Impian Terwujud

48 30 28
                                    

Brain, Searyl, Steven, Lim, dan Winnie tengah duduk di ruang tunggu. Sekarang tujuan mereka sama. Berdoa agar Leaby sadar. Hampir setengah jam dokter dan perawat merawat Leaby. Yang membuat mereka berpikir, apakah separah itu sampai lama? Tetapi pikiran mereka terhenti saat melihat dokter dan perawat keluar. Searyl dengan segera berdiri dan menghampirinya.

"Bagaimana dengan putri saya, dok?"

"Dia sangat baik, bisa di bilang sekarang Leaby hanya pingsan." Steven mengerutkan dahinya saat mendengar penjelasan dari sang dokter.

"Apa yang anda maksud? Dia jatuh dari tangga, dan kemungkinan besar pasti mengalami cedera, lalu dokter bilang dia baik saja?" tanya Steven dengan sedikit emosi, baginya seperti dipermainkan oleh nyawa orang lain.

"Maaf sebelumnya, untuk saat ini Leaby sedang disuntik bius dan akan sadar beberapa menit lagi. Saya akan menjelaskan apa yang terjadi padanya di ruangan saya, tidak bagus jika ada yang mendengarkannya." ucap dokter meyakinkan mereka berlima. Mereka semua pergi ke ruangan dokter tersebut, Steven sedikit tenang dibantu dengan Lim. Saat tiba di ruangan yang bisa di bilang luas, putih, dan bersih. Dokter memulai berbicara dari awal apa yang dilakukannya saat memeriksa Leaby.

"Tadi pasien dibawa ke sini dengan tepat waktu, saya melihat terdapat luka kecil di tubuhnya dan pak Brain sudah hilang bahwa terdapat luka di tubuhnya. Lalu saat pasien dibawa masuk ke IGD, saya menyuruh perawat mengobati luka yang ada di tubuhnya dan saya akan menyiapkan peralatan untuk mengecek tubuh pasien lebih dalam. Lalu perawat tersebut bilang tidak terdapatkan luka di tubuh pasien, awalnya saya tidak percaya karena saya melihat sendiri tadi ada luka kecil. Terus saya mengeceknya, benar. Tidak ada luka satu pun. Saya tidak berhenti, saya langsung mengecek bagian dalam tubuh pasien, dan hasilnya sama. Tidak ada kerusakan sama sekali. Saya tidak percaya jadi saya menyuruh perawat untuk mengambilkan alat lainnya untuk dicek seluruh dengan lebih rinci dan teliti. Saya melakukan Endoskopi dan Sinar X dengan hasil yang baik. Saya terkejut dengan apa yang terjadi saat ini, menurut saya bukan karena beruntung tapi ini memang anugerah. Sebelumnya juga mengecek bagian mata, seperti yang dibilang Steven. Mata mulai kembali normal, tapi bagian pupil masih terdapat bayang warna dan saat membuka matanya saya terpaku, karena seperti melihat bayang pelangi dari mata pasien." jelas dokter dengan panjang.

Mereka berlima terkejut mendengarkan apa yang dikatakan dokter. Anugerah apa yang diberikan kepada Leaby? Tentu mereka masih belum percaya dengan apa yang terjadi, tidak mungkin ada manusia yang bisa menyembuhkan diri sendiri tanpa meninggalkan jejak sedikitpun.

"Berarti dia manusia..." ucap Lim menggantung.

"Ya, bisa dibilang termasuk bagian Traower. Tapi yang ini beda, baru kali saya mengecek Traower seperti ini. Traower lainnya bisa dibilang sama dengan manusia biasa istimewanya hanya kekuatan. Beda dengan Steven." lanjut dokter.

"Steven? Maksud dokter Steven yang mana?" tanya Brain.

"Tentu Steven yang bersama kalian, pak. Saya mengenalnya karena dulu sering dirawat. Dia dirawat karena cedera saat latihannya untuk mengontrol dan menguasai yang ada di dalam tubuhnya."

Brain, Searyl, Lim, dan Winnie menatap kearah Steven. Lalu Steven mengangguk mengiyakan apa yang dibilang dokter itu.

"Iya, Stev bisa melihat dan mendengar sesuatu dari jarak jauh bisa berkilometer." jelas Steven meyakinkan mereka.

"Ini hasil Sinar X Leaby. Jika ada keluhan lagi bisa bilang ke saya. Saya harap anda berkomunikasi dengan saya, karena takutnya jika dengan orang lain Leaby bisa menjadi incaran mereka dan menjadikannya eksperimen gila mereka. Anda bisa memegang perkataan saya, jika saya tidak menepatinya maka bisa tuntut saya atas Traower. Oh ya panggil saja, Drawies." ucap Drawies dengan menyerahkan hasil pemeriksaan Sinar X milik Leaby.

ETERNAL POWERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang