19. Penyembuhan

25 19 10
                                    

Bruk!

"Winnie!" untung saja jarak Leaby dan Winnie tidak terlalu jauh. Leaby menghampiri Winnie. Dari kejauhan terlihat Lim berusaha bangun dengan sedikit meringis karena luka dari harimau hitam itu. "Dasar harimau sialan!" Saat berhasil bangun, Lim mengedarkan pandangannya dan membulatkan mata. Dia melihat Winnie yang sudah terkulai lemas di atas tanah.

"WINNIE!!" berlari dengan sekuat tenaga, Lim berlari ke arah dimana Leaby sudah memangku kepala Winnie. Tubuh Winnie memucat dan suhu tubuhnya sangat dingin. "Bagaimana ini?!" Leaby sangat panik saat melihat kondisi Winnie yang sangat tidak baik dan membuatnya tidak bisa berpikir dengan jernih.

"Panggil Steven!"

"Tidak mungkin, jarak kita sangat jauh dengannya!"

"Kau tidak membawa ponsel?"

"Tidak, bagiku itu membuatku berat jika membawanya."

"Haish!" Lim mengusap wajahnya dengan kasar, diapun tidak bedanya dengan Leaby yang sedang panik. Dia harus melakukan sesuatu sebelum terlambat, Winnie sudah dianggapnya sebagai sahabat dan... Kekasih. Lim membulatkan matanya saat muncul ide untuk menolong Winnie.

"Telepati! Bicaralah pada Steven!"

"Hah, benar!" dengan berusaha berkonsentrasi. Leaby membayangkan wajah Steven, dengan cepat mereka tersambung.

"Stev!" panggilnya dalam hati.

"Lea? Ada apa? Kalian baik kan?" tanya Steven yang ada jauh dari sana.

"Winnie!" karena sedang panik, Leaby kesulitan dalam bicara dengan baik. Seketika pikirannya hanya ada Winnie, Winnie, dan Winnie.

"Ada apa?! Aku tidak menemukan Winnie dari tadi entah dimana dia."

"Hah, itu! Winnie!"

"Hey-hey, tenanglah! Atur napasmu dulu." Leaby mengikuti perkataan Steven dan mengatur napasnya sampai sekiranya baik.

"Cepat kemari! Winnie dalam bahaya, aku tidak bisa menjelaskan sekarang!"

"Baik."

Telepati mereka terputus, untung saja Steven bukan orang ribet seperti orang lain. Jadi, Leaby tidak perlu basa-basi yang tidak perlu agar tidak membuang waktu. Beberapa waktu kemudian, terlihat ambulan mendekat ke arah mereka berdua. Leaby dan Lim menghela napas lega saat mengetahui itu dari Academy.

Ambulan berhenti dan Steven keluar dari situ. Dengan cepat Lim menggendong Winnie ala bridal dan membawanya ke ambulan. Steven setengah berlari mendekat ke arah Leaby lalu menangkup wajah Leaby.

"Kau ga papa?" terlihat dari sikap Steven bahwa dia sangat khawatir pada Leaby. Dengan tersenyum Leaby mengangguk.

"Kita harus pergi."

"Obati dulu lukamu."

"Tidak sempat! Winnie lebih membutuhkan! Aku akan mengobatinya di sana." ucap Leaby dengan memegang kedua tangan Steven yang masih menangkup wajahnya. Steven mengangguk pasrah, entah kenapa dia mudah luluh saat menatap kedua mata Leaby. Mereka berjalan menyusul Lim di ambulan dan pergi ke rumah sakit dengan cepat.

*:..。o○ ○o。..:*

Freya menyusul ke rumah sakit saat mendapat laporan dari etewour yang ikut saat menjemput Leaby dan yang lain. Awalnya Freya sangat sibuk karena harus mengurus banyak hal. Salah satunya, banyaknya orang yang terluka dan ada yang kehilangan nyawa karena tragedi tersebut. Walaupun sibuk, Freya tetap ingin melihat teman-temannya.

ETERNAL POWERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang