18. Ancaman

23 18 10
                                    

Huft, maafkan keterlambatan upnya😔
Entah kenapa apk nya error jadi bab selanjutnya hilang semua

Selamat menghalu
✨✨✨
*:..。o○ ○o。..:*

Setelah berkunjung ke kediaman Shiyazu. Mereka berempat melakukan aktivitas seperti biasa. Mereka sudah terbiasa dengan hari-hari mereka yang selalu sibuk. Hanya pada malam hari dan saat libur mereka beristirahat, tapi itu tidak membuat mereka menyerah. Hari-hari mereka hanyalah melakukan jadwal kelas dan latihan.

Sudah berbulan-bulan mereka berlatih dengan para etewour. Kemampuan mereka mulai terasah. Winnie dan Lim sudah menjadi sangat baik, sama halnya dengan Leaby dan Steven yang sangat pandai dalam menggunakan kekuatannya. Freya tidak menyesal dengan pilihannya. Dia sangat puas dengan apa yang menjadi hasil dari mereka berempat. Walaupun sudah lama berlatih, mereka sangat baik dalam menyembunyikannya. Tidak ada satu orang pun yang mengetahui mereka saat sedang berlatih. Hanya para etewour pilihan mengetahuinya.

Karena kehebatan mereka berempat, sekarang telah menjadi orang populer di Eternal Power. Posisi Sena dan Reza pun hampir tersingkirkan oleh mereka berempat. Semua weasii dan weasiel terkagum pada mereka berempat dan berpikir darimana mereka berempat dapat menguasai kemampuan mereka dengan baik.

Walaupun mereka sudah populer, tentu mereka tidak menunjukkan sikap sombongnya. Mereka juga membantu orang-orang yang sedang kesulitan saat didunia manusia, tentu dengan penyamaran diri. Mereka tidak ingin terlihat jika merekalah yang menyelamatkan banyak orang. Itulah sikap mereka yang disukai oleh Freya. Tapi, ada sesuatu yang Freya tunggu sampai saat ini. Freya menunggu sesuatu itu.

"Ikut seleksi?" tanya Leaby yang menghampiri Winnie di ruangan latihan.

"Tentu, seperti biasa kita berempat."

"Reza dan Sena? Kenapa mereka sudah tidak ikut?"

"Tersingkirkan." sahut Steven yang ikut menghampiri Winnie. Leaby dan Steven tetap menjalani hari-hari seperti biasa, malahan mereka semakin dekat seperti pasangan. Untuk jawaban saat itu, Leaby belum bisa menjawabnya. Steven tidak mempermasalahkan itu, Steven malah sangat senang jika Leaby tetap bisa bersamanya.

"Apa maksudmu?" tanya Winnie.

"Kalian bertiga sudah menjadi populer dan rank kalian lebih tinggi daripada Sena dan Reza. Jadi, peluangnya sangat besar kalau mereka tersingkirkan."

"Itu tidak baik!" Steven menatap Leaby dan mengangguk mengiyakan apa yang dikatakannya.

"Bukan berarti juga mereka tersingkirkan, lagipula maximal yang ikut dalam seleksi hanya empat, jadinya mereka berdua tidak bisa ikut. Mereka akan tetap menjadi orang populer jika selalu berusaha." ucap Steven dengan mengelus kepala Leaby yang membuat Winnie menatap jengah.

"Jika bicara jangan bersamaan dengan perilaku kalian yang manis! Ingat, masih ada orang!" Winnie sangat malas melihat kedekatan Steven dan Leaby. Bukan karena tidak setuju dengan kedekatan mereka, tapi Winnie merasa malas menatap kemesraan orang lain.

"Kau bisa melakukannya dengan Lim. Oh ya, dia mencarimu dari tadi, pergilah!" ucap Steven.

"Dengan kata lain kau juga mengusirku." jawab Winnie dengan sinis lalu pergi mencari Lim. Leaby tertawa melihat perilaku sahabatnya yang sedang merajuk.

"Jangan begitu lagi, dia juga punya perasaan tidak kayak kau."

"Aku punya perasaan, Lea. Buktinya aku mencintaimu."

"Itu beda, Stev. Lagipula kau sudah mengatakannya berkali-kali, apakah kau tidak bosan?" balas Leaby dengan menyembunyikan wajahnya yang memanas, sudah dipastikan wajahnya pasti memerah karena salah tingkah. Walaupun Steven mengucapkannya berkali-kali, Leaby tetap selalu merasa aneh dan berakhir dengan salah tingkah sendiri.

ETERNAL POWERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang