2. Bertemu

65 32 32
                                    

Tadi sore hampir malam Winnie datang untuk menginap beberapa hari. Sekarang Leaby dan Winnie ada di ruang tamu, mereka hanya membicarakan agenda apa yang mau dilakukan agar tidak bosan.

"Kalian sudah datang?" tanya Searly pada mereka berdua.

"Sudah, Mommy!" jawab Winnie, Searyl memang meminta untuk memanggilnya Mommy karena menurutnya tante terlalu tua buatnya.

"Ya sudah, ayo makan dulu, keburu malem ga baik makan malem-malem." ajak Searyl.

"Iya, Mom." ucap barengan mereka.

Saat di meja makan, Leaby melihat sekeliling ruangan, baginya seperti ada yang kurang dan ternyata ada yang kurang.

"Mom, dimana Daddy?" tanya Leaby yang baru sadar Brain tudak ada dimeja makan.

"Ha? Daddy? Hm.. mm.. ituu Daddy tadi katanya ada panggilan, tapi nanti balik lagi pas makan malam katanya. Udah makan dulu." ucap Searyl dengan gugup, Leaby mengangguk.

Leaby yang sadar pun curiga dengan Searyl, jarang Searyl gugup seperti ini jika dia gugup berarti pasti ada yang disembunyikan. Tapi Leaby ga bakal memaksa buat bicara, pasti nanti akan bicara kalau sangat penting.

"Leaby, Mommy minta tolong ya? Belikan cookies di tempat biasa." pinta Searyl.

Leaby hanya mengangguk, "Nanti aku ikut, holehkan, Mom?" ucap Winnie.

"Tentu boleh, jaga Leaby dia kadang ga peduli sama jalan, sekitarnya aja ga peduli, makanya masih jomblo." goda Searyl dengan putrinya.

"Mom! Aku sendiri juga karena belum ada yang tertarik!." Searyl yang melihat putrinya cemberut pun langsung terkekeh. Winnie yang muncul ide jailnya pun menyunggingkan senyuman yang tidak Leaby suka.

"Mom, tau? Kemarin Leaby tu natap cowo terus tau, kayaknya pandangan pertamaa." ucap Winnie dengan tawanya.

"Benarkah? Siapa dia yang membuat Le tertarik, hm?" Searyl suka mengganggu putrinya ini, apalagi digabung dengan Winnie. Mereka akan mengganggu Leaby sampai capek.

"Ga tau, Mom. Tapi kayaknya menarik di matanyaa, dia itu Traower warna rambutnya merah!" lagi dan lagi Winnie semakin semangat menceritakannya.

Dan bayangkan nasib Leaby. Kalian pasti tau, siapa sih yang diganggu dan digoda sampai begitu tapi ga marah? Leaby ga marah hanya kesal. Untung saja makanannya habis, kalau ga pasti nafsu makannya sudah hilang.

"Traower?" bukan Searyl yang tanya, tapi Brain. Entah kapan Brain datang. Sepertinya tidak ada yang dengar karena terlalu sibuk menganggu Leaby.

"Siapa manusia Traower yang membuat putriku ini tertarik, hm?" tanya Brain lagi, bagi Leaby sama saja Daddy dan Mommynya apalagi Winnie.

"Daddy! Sudah-sudah, ayok Nona Coyle kita belanja!!" ucap Leaby dengan kesal, gimana ga kesal? Kalau Brain sudah gabung maka pasti ga bakalan selesai!

"Eh, eh, sebentarr, Le!" balas Winnie yang langsung ditarik Leaby.

Brain dan Searyl hanya tertawa melihat mereka berdua.

"Kemana mereka malam-malam begini?"

"Aku suruh beli cookies. Oh ya, kapan kau datang? Main nyelonong aja!"

"Hehe, kau yang terlalu sibuk menganggu Leaby, sayang. Sayang, mumpung anak-anak lagi keluar gimana kalau..?" Brain menjeda perkataannya dan menatap Searyl sambil mengangkat sebelah alis dan tentu tersenyum jail.

"Sudah tua tapi masih mesum ya?!!" teriak Searyl tau apa yang dipikirkan suaminya dan sang pelaku hanya tertawa dan kabur ke kamar.

*:..。o○ ○o。..:*

ETERNAL POWERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang