8. Kekuatan Langka

53 31 36
                                    

Leaby mengerjapkan matanya dan melihat sekeliling ruangan yang serba putih. Dia melirik kearah meja nakas samping kasur dia berbaring dan menatap pintu lalu perawat datang membawa obat, perawat itu melihat Leaby yang setengah sadar lalu berlari keluar. Yang dirasakan Leaby saat ini tubuhnya serasa remuk dan luka yang ada ditangan dan kakinya terasa perih saat dia berusaha bergerak. Leaby tidak bisa menahan rasa sakitnya, dia kembali memejamkan matanya. Lalu dia tertidur kembali.

Saat Leaby tidak sadar lagi, dokter Drawies, Steven, Winnie, dan Lim berlari ke ruangan Leaby dirawat. Saat mereka masuk, yang mereka lihat adalah tubuh Leaby yang sedikit bersinar dan luka yang ada di tangan dan kaki Leaby mulai menghilang. Drawies yang mengetahui itu langsung menghampiri Leaby dan mengecek tubuhnya. Dia terus mengecek tubuh Leaby dan hasilnya tidak ada luka. Dan Leaby terlihat sehat saat ini, hanya wajahnya yang terlihat lelah.

Steven melihat wajah Leaby yang lelah itu dan menghampirinya. Dia membelai kepala Leaby dengan lembut yang membuat Leaby sedikit menggerakkan tubuhnya karena perlakuan Steven. Tiba-tiba Leaby sadar yang membuat mereka yang ada di ruangan tersebut mendekat pada Leaby.

"Ngh.."

Yang Leaby lihat adalah wajah khawatir Steven. Dia menatap mata merahnya yang membuat Leaby terhipnotis dengan mata itu.

.・✫・゜・。.

Leaby POV

Lihatlah mata yang kutatap. Sepertinya sangat khawatir. Aku melihat sekitar, menatap Winnie dan Lim lalu tersenyum. Aku hari sadar tadi tidur lagi karena badanku serasa sangat remuk. Tapi bentar. Yang ku rasa sekarang sangat sehat, padahal tadi rasanya seperti tulangku patah.

"Apa yang kau rasakan?" tanya Steven dengan tangan yang masih membelai kepalaku.

"Aku baik, tapi ada yang aneh." ucapku yang membuat Steven mengerutkan alis.

"Tadi badanku serasa remuk, tapi sekarang tidak. Sangat-sangat baik!"

Steven tersenyum mendengarku bicara. Lihatlah betapa pesonanya dirinya saat tersenyum! Jarang sekali aku melihatnya tersenyum, sepertinya ini yang kedua atau ketiga aku melihatnya tersenyum. Sampai membuatku bisa menghitungnya. Tanpa disadar senyumannya membuatku ikut tersenyum. Aku tidak bisa menahannya, serasa senyumannya itu aliran listrik yang mengalir padaku!

Aku berusaha menormalkan detak jantungku yang sekarang seperti sedang balapan. Semoga saja wajahku tidak memerah! Tiba-tiba dokter yang ada disamping ku bicara. Sepertinya dia ingin bicara yang penting.

"Leaby, benarkah kau merasa sehat?" tanya dokter.

"Tentu, aku baik saja sekarang."

"Baguslah. Apakah kau tahu tadi kau mendapatkan luka di tangan dan kaki?"

"Ya, tadi mungkin aku setengah sadar dan berusaha menggerakkan tubuh dan sepertinya lukanya tersentuh kasur jadi perih. Dan sekarang.." jawabku dengan melihat tangannya yang tadi terdapat luka. Aku membuka lebar matanya. Yangku lihat adalah lukanya hilang! Bagaimana mungkin?!

"Loh, dimana lukanya? Tadi ada kok." tanyaku dengan bingung lalu bangun melihat kearah kaki dan sama lukanya hilang. Sangat aneh.

"Lukamu sembuh dan hilang tadi." aku menatap kearah Winnie. Aku menatapnya dan butuh jawaban dari pernyataannya.

"Tadi saat kami masuk, dirimu sedikit bersinar dan luka-lukamu hilang." ujar Winnie.

ETERNAL POWERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang