12. Latihan Pertama

32 20 20
                                    

Steven, Lim, Winnie dan Leaby berkumpul di lobi. Mereka berjanjian di sana dan akan pergi bersama. Tentu bersama, hanya Leaby yang tau tempat latihan. Jadi Leaby mengarahkan jalan pada mereka bertiga. Saat tiba di tempat latihan. Leaby melihat Freya yang sedang berbicara dengan Etewour. Mereka berempat menghampiri Freya.

"Nona." panggil Leaby.

"Ah, kalian sudah sampai?" ucap Freya dengan melihat ke arah jam di dinding.

"Padahal baru mau jam empat. Sepertinya bersemangat ya?" lanjut Freya.

"Kebetulan jam pelajaran sudah selesai, karena bosan jadi langsung kesini." ucap Winnie. Freya mengangguk dan tersenyum.

"Baiklah, masuklah. Kalian akan berlatih dengan Etewour dulu. Aku sudah bicara pada mereka. Aku masih ada urusan. Kemungkinan berlatih denganku bisanya bulan depan. Jadi, kalian berlatih dengan Etewour, kalian berlatih semau kalian. Terserah jika ingin setiap hari, asalkan jangan memaksa diri. Di jadwal kelas tentu juga ada pelatihan. Jadi jangan membuat diri kalian lelah. Kalian harus selalu siap saat aku menyuruh. Paham?!" jelas Freya.

"Paham!" jawab mereka serentak.

Freya meninggalkan mereka berempat. Mereka berjalan menuju pintu latihan. Terlihat tidak beda dengan arena seleksi. Tempatnya lebih luas, memiliki peralatan yang lumayan untuk bertarung ringan. Obat-obatan juga lengkap, tidak akan ada yang dikhawatirkan jika terluka. Mereka menghampiri Etewour yang sedang berdiri di pinggir lapangan.

"Permisi, Tuan." sapa Leaby. Pria itu membalikan badan.

"Kalian?"

"Tuan Ben ternyata." ucap Leaby dengan tersenyum.

"Iya. Kalian yang dipilih Freya?"

"Iya, Tuan. Kami akan berlatih dan katanya Etewour yang akan membantu kita melatih." ucap Steven.

"Aku yang akan melatih kalian. Bersiap-siaplah, kita akan mulai saat yang lain kembali."

Mereka berempat duduk di pinggir lapangan dengan menatap para Etewour sedang latihan. Hari ini, hari pertama mereka berlatih du Academy. Dan untuk pertama kalinya mereka diperintahkan sendiri oleh Ewour. Seperti mimpi, tapi ini adalah kenyataan.

"Le, jangan bilang kau berjalan sampai ke sini?" tanya Winnie.

"Kau tahu jawabannya." Winnie menghela napas, kebiasaan Leaby yang menjawab seperti memutar balik. Dia selalu membuat penanya bingung.

"Lalu, dimana taman yang kau maksud?" tanya Winnie lagi.

"Ada di sekitar sini. Sepertinya tidak jauh, kapan-kapan akan ku beri tunjuk." jawab Leaby.

Steven dan Lim hanya diam mendengar dan mengamati lapangan. Terlihat di tengah lapangan, Ben melambai ke arah mereka berempat. Penanda mereka disuruh turun ke lapangan. Mereka pun menurut dan turun di lapangan.

"Latihan yang pertama adalah dimulai dari dasar dulu." jelas Ben.

"Steven, kau tentu sudah mahir dengan dasar. Jadi, tugasmu adalah mengamati teman-temanmu dan bantu mereka jika sedang kesulitan." Steven mengangguk patuh.

"Lim, kau juga sudah tahu dasarnya, tapi kau harus memaksimalkan dengan baik. Berlatih lagi agar bisa menjadi lebih baik."

"Baik."

"Winnie dan Leaby. Kalian tentu akan memulai dari awal dan dasar. Dimulai dari apa saja yang kalian miliki dari kekuatan kalian. Apa yang menjadikan senjata kalian. Kalian harus ekstra untuk berlatih diawalan. Dan, kau Leaby. Kau beda dari yang lain, kekuatanmu bisa membuat hancur lapangan ini jika tidak bisa mengendalikan dengan benar. Jadi, kau harus memiliki konsentrasi dengan baik. Kau akan berlatih agak jauh dari mereka. Dengan gangguan sekitar bisa membuat kita tidak bisa fokus dalam konsentrasi entah sekecil apa pun." jelas Ben.

ETERNAL POWERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang