Disclimer: bab ini aku tulis bersama dengan anothermissjo
Jangan lupa tinggalkan vote dan komennya guys~Menurut beberapa orang malam minggu identik dengan pergi bersama pasangan atau romantic time bareng the only one. Tapi hal itu tidak berlaku dengan Duda dan Nahla. Mereka berdua lebih senang menghabiskan malam minggu bersama. Mereka pergi ke salah satu bar ternama di kawasan Jakarta Selatan. Bukan untuk bersenang-senang melainkan menghampiri kakaknya Duda.
"Kak Alim!" Panggilan kencang nan menggelegar itu bagai petir di malam hari. Kontan, orang-orang yang tengah berkumpul bersama sang empunya nama langsung menoleh.
"Ngapain lo ke sini? Suara lo ganggu banget," keluh laki-laki itu.
"Kita perlu bicara. Gue mau bahas something sama lo, Kak." Duda menarik lengan kakaknya tanpa permisi, berharap sang kakak segera bangun. Sialnya, sang kakak menolak. Alhasil, dia menarik diri dan cemberut. "Ih ... nyebelin banget. Ini serius."
"Nanti, deh. Ini lagi ngobrol sama yang lain," tolak Alim Aditama, kakaknya Duda.
"Sana turutin si bungsu dulu, nanti dia malah acak-acak tempat sampah lagi," celetuk Mercurius, yang duduk bersampingan dengan Alim.
Duda berdecak. "Heh, Kak Mercusuar! Diam nggak! Kalem dikit, dong, kayak Kak Mario. Cakep, kalem, udah top notch!" Lalu, pandangannya tertuju pada sosok yang disebut-sebut dan dengan genitnya dia melempar kerlingan. "Hai, Kak Mario. Mas Aga-nya udah cerai belum? Titip salam buat Mas Aga."
"Cuekin aja, Mar," kata Alim.
"Eh, eh, gue bawa bestie. Kenalin dulu, dong. Ini cees kental gue namanya Nahla." Duda menepuk pundak perempuan berambut panjang sepunggung di sampingnya. "Nahla, ini teman-teman kakak gue. Yang mulutnya macam lambe turah namanya Mercurius, yang kalem cakep itu Mario, dan satunya lagi Kak Nico."
Nahla tersenyum tipis, dia sedikit canggung karena tiba-tiba mendapat perhatian dari pria-pria tampan. "Gue Nahla, salam kenal kakak-kakak semua," tutur Nahla. Dia memperhatikan satu per satu pria-pria tampan itu. Ada satu wajah yang menurutnya familiar, seperti pernah bertemu. Tatapan Nahla bertemu dengan tatapan Mario yang ternyata juga menatap Nahla sedikit lekat.
Duda menyadari tatap-tatapan gemas yang dilakukan antara Nahla dan Mario. Sebenarnya dia ingin meledek, sayangnya, dia punya kepentingan dengan sang kakak.
"Kak, ayo, dong. Gue mau bahas sama Kakak," rengek Duda seraya menarik tangan sang kakak.
"Duh, rewel banget." Alim kesal setengah mati dan terpaksa bangun dari tempat duduknya.
Duda menepuk pundak Nahla dan berbisik, "Gue tinggal dulu sebentar, ya. Anyway, Kak Mario jomlo."
Nahla tidak protes saat ditinggal Duda begitu saja. Di hadapan Nahla ada Mario dan Nico yang sama-sama memanjakan mata. Nahla duduk di kursi yang tadi diduduki Alim.
"Kak Mario teman Kak Alim? Aku kayaknya baru ini ketemu sama Kak Mario," tutur Nahla. Dia melirik Nico yang diam-diam tersenyum tipis. Nahla dan Nico sudah beberapa kali berpapasan. Nico kerap ngumpul bareng Alim, tapi untuk Mario dia baru kali ini melihatnya. Walaupun, dalam pandangannya Mario terlihat cukup familiar.
"Yeah ...."
"Mario cukup sibuk, jadi dia jarang ikut ngumpul," tutur Nico yang memotong ucapan Mario.
Nahla menggelakkan kepalanya ke arah kanan, memiring sedikit dan memperhatikan Mario. Tingkah Nahla tersebut membuat Mario dan Nico menahan nafas bersamaan, Nahla terlihat cantik dan menggemaskan.
"Gue Mario Yosep. Muka gue mirip dengan Tyaga Yosep," tutur Mario.
"Ah! Pantas saja!" seru Nahla baru ingat, dia tahu sekali dengan sosok anggota DPR Tyaga Yosep. Duda kerap menyinggung Si DPR ganteng tersebut.
Setelah perkenalan tersebut Nahla merasa bingung berada di antara pria tampan dan mapan. "Nahla sibuk apa sekarang? Masih di tempat yang kemarin?" tanya Nico.
"Sudah pindah Kak, tapi kerjaannya tetap sama," ucap Nahla yang memperlihatkan senyum manisnya, dia melirik ke arah Mario yang diam saja.
Mario terlalu cool, tapi entah kenapa Nahla menjadi termotivasi untuk flirting dengan si tampan Mario. Nico yang paham Nahla sejak tadi melirik Mario langsung berkata, "Gue ke toilet dulu ya, lo ajakin Nahla ngobrol."
Nahla tersenyum berterima kasih pada Nico. Mereka bahkan saling mengedipkan mata, pertanda bahwa mereka memang sehati. Mario, dia melirik Nahla setelah ditinggal Nico berdua saja dengan teman Duda tersebut.
"Kak Mario, Nahla boleh pinjam HP-nya nggak?" tanya Nahla sambil menatap Mario.
"Buat apa?" Mario menatap Nahla dengan tatapan datar.
"Cuma mau numpang nelepon ke rumah. HP Nahlah lowbet soalnya," ujar Nahla yang memperlihatkan HP-nya yang memang mati. Padahal, HP tersebut diam-diam Nahla matikan dengan sengaja.
Tidak banyak bertanya, Mario memberikan HP-nya kepada Nahla. Langsung Nahla memasukkan nomor mamanya dan menyimpannya di HP Mario. Nahla melirik ke arah Mario yang cuek saja, tidak perduli Nahla melakukan apa pada HP-nya.
Ma, Nahla pulang bentar lagi. HP Nahla lowbet, ini nomor teman Nahla. Nahla mengirimkan chat tersebut melalui whatsapp. Tidak berapa lama masuk chat di whatsapp dari mama Nahla. Isinya mengatakan; oke, hati-hati pulangnya.
"Terima kasih kak," tutur Nahla mengembalikan HP Mario. Tidak lama Nico kembali dan Nahla senyum-senyum karena dia berhasil modus dan mendapatkan nomor Mario. Nahla tidak sabar untuk pulang ke rumah dan mengambil nomor Mario dari HP mamanya.
Duda kembali dan melihat interaksi antara Nahla dan Mario. Cukup unik. Duda senyam-senyum sendiri dan kemudian mendekati sahabatnya.
"Yoooo! Kalian berdua cocok, deh," goda Duda dengan melirik keduanya bergantian.
Nahla mengedipkan matanya pada Duda dan keduanya kompak tertawa. "Tau aja lo selera gue," celetuk Nahla yang membuat Nico dan Alim tertawa geli, sementara Mario tetap cuek seperti biasa. Melihat reaksi Mario tersebut Nahla berdecak pelan dan menggerutu, "Dingin kayak freezer daging ya shayyy!"
"Aw! Kak Mario mah bukan freezer lagi, tapi permukaan Kutub Utara, Cynnn!" Duda menepuk-nepuk jahil pundak Mario sambil cengengesan. "Senyum, dong, Kak. Apa nggak kesirep lihat kecantikan Nahla?"
Nahla langsung bereaksi dengan mengibaskan rambutnya, dia juga menatap Mario dengan senyum menawan. Sontak saja hal itu membuat Mario tiba-tiba terbatuk sendiri, dia tersedak ludahnya sendiri!
"Woahhh! sukses lo La!" seru Nico yang tentu saja senang melihat Mario dikerjai oleh dua perempuan cantik di depannya.
"Udah, ah, kita pergi. Yuk, Nahlaku!" Duda segera menarik tangan Nahla agar Mario penasaran. Sisanya, dia mengerlingkan mata kepada teman-teman kakaknya. "Bye, Cogan-Coganku!"
🩷🩷🩷
Nahla bener-bener ye! Bisa- bisanya dia modusin Mario😫
Cegil baru ini kayaknya bakalan mengalahkan kegilaan Casya dan Ocha deh guys!
KAMU SEDANG MEMBACA
The Flirting List
ChickLitNahla punya pesona yang membuat banyak pria menjatuhkan hati mereka untuk Nahla. Karena hal ini, Nahlah dikenal sebagai ahli flirting. Nahla bertemu dengan Mario yang masih terjebak dengan masa lalunya. Nahla dan Mario yang sama-sama menyimpan luka...