Jangan lupa vote dan komentarnya~
Nahla menatap kosong layar laptopnya, jarinya bergerak mengetik kata-kata random. Saras mendekat pada Nahla, dia baru kali ini melihat Nahla melamun begitu. Biasanya, mau sebadai apapun masalah yang Nahla hadapi, dia tetap bisa profesional.
"La, lo kenapa deh? Nggak mau cerita?" Saras memiringkan kepalanya, melihat Nahla dari samping.
"Nanti makan siang bareng yuk," ajak Nahla yang menatap Saras dengan wajah memelas.
Saras melihat ke sekitar, sebentar lagi memang jam makan siang. Beberapa karyawan sudah mulai turun dan duduk di cafe bawah, ketika makan siang tiba-tiba tinggal kabur saja. Perusahaan memnag tidak begitu ketat dengan jam kerja, lebih ke arah fleksibel yang penting beres.
"Ke bawah deh, sekalian nyobain menu baru. Ada kopi almond," tutur Saras.
Nahla menurut, dia juga sedang kehilangan semangat kerja. Minggu depan Nahla harus pergi ke luar kota untuk membantu proses shooting iklan Mooi Skin. Persiapan sudah berjalan matang, iklan sempat tertunda karena masalah plagiat. Mario memberikan pertambahan waktu deadline.
Saras memesan minuman, sementara Nahla duduk anteng di meja khusus untuk dua orang. Langsung bersebelahan dengan kaca, Nahla jadi bisa dengan bebas memperhatikan orang yang berlalu lalang di sekitar komplek perkantoran itu. Tempat ini menjadi tempat favorite Saras, beberapa kali Nahla sempat menemani Saras duduk ngopi di sini.
"Cerita deh, lo ada masalah apa?" Saras datang dengan dua es kopi di tangannya. Dia meletakkan satu milik Nahla dan duduk berhadapan dengan Nahla.
"Emang gue seburuk itu ya Ras?" tanya Nahla tiba-tiba.
Tadi, setelah kabur dari apartemen Mario, Nahla langsung pulang dan bersiap berangkat ke kantor. Sepertinya, rasa mabuknya sudah hilang sepenuhnya, karena tiba-tiba Nahla menjadi berpikiran mengenai reaksi keluarga Mario tadi. Tatapan kaget Ocha dan Aga, tidak akan Nahla lupakan. Terlebih, saat Nahla keluar dengan pakaian clubbing-nya, Ocha sampai melotot.
"Buta mata orang yang bilang lo buruk. Kalo lo buruk, gue apa?" gerutu Saras setelah menyeruput minumannya.
Nahla menghela napasnya pelan. "Bukan visual. Maksud gue attitude," kata Nahla meluruskan.
"Lo tuh baik, dari sifat lo emang agak bar-bar. Yang nggak sopan ya pakaian lo, tapi secara keseluruhan lo baik. Paham ya maksud baik dari ucapan gue, nggak semua bisa dilihat dari penampilan luar," terang Saras yang menatap Nahla dengan yakin.
Saras tidak mengada-ngada. Dari semua karyawan di Optimum, hanya Nahla yang dekat dengannya. Saras pendiam dan bukan dari lulusan kampus terbaik. Urusan pekerjaan lancar, namun hanya sekedar itu saja. Istilah anak sekarang, ambil gaji lo dan pulang, jangan bekerja berlebihan apalagi menganggap teman kantor keluarga.
"Lo doang kayaknya yang anggap gue begitu." Nahla tersenyum tipis, dia heran orang sependiam Saras bagaimana bisa pacaran dengan Benji. Pemikiran Saras lurus-lurus saja jika dilihat dari luar. "Lo sama Mas Benji udah lama?" tanya Nahla tiba-tiba penasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Flirting List
ChickLitNahla punya pesona yang membuat banyak pria menjatuhkan hati mereka untuk Nahla. Karena hal ini, Nahlah dikenal sebagai ahli flirting. Nahla bertemu dengan Mario yang masih terjebak dengan masa lalunya. Nahla dan Mario yang sama-sama menyimpan luka...