Jangan lupa untuk vote dan komentarnya ya~
Tim Optimum berhasil menyelesaikan konsep mereka dalam semalam. Nahla tertidur sebentar saat matahari mulai muncul. Rino dan Saras menyelesaikan konsep mereka dengan bantuan Benji dan Mario. Yang paling bekerja keras semalam tentu saja Nahla, perempuan itu tidak tidur saat yang lainnya mencuri waktu tidur sebentar.
Mario menyampirkan jaket miliknya pada bahu Nahla yang tertidur. Sejak semalam dia tidak bisa mendekati Nahla yang sepertinya marah dan merajuk padanya. Mario juga meletakkan sebuah tas belanja di dekat kaki Nahla, baju ganti yang Mario minta dari Ocha. Masih baru tentu saja, belum pernah dipakai oleh kakak iparnya itu.
"Sorry ya, Nahla memang agak unik," ucap Benji saat berpapasan dengan Mario di depan pintu ruang rapat.
Mario menoleh, menatap sosok Nahla yang masih tertidur dengan kepala di atas meja rapat. "Soal ucapan dia?" Mario sebenarnya tidak paham, kenapa Benji meminta maaf. Mengenai baju Nahla, dia yang lebih tahu kenapa Nahla berpenampilan seperti itu.
"Dia emang suka to the point," lanjut Benji.
"Nggak papa santai aja," tukas Mario menepuk pundak Benji. Dia kemudian berlalu meninggalkan kantor Optimum. Hari ini Mario ada rapat penting yang tidak bisa diundur.
Saras yang membangunkan Nahla, dia takut Nahla akan malu karena belum berganti pakaian. Beberapa kali Saras mengguncang bahu Nahla, dia melihat-lihat sekitar yang sudah mulai berdatangan orang. Benji dan Rino saja sudah mulai sibuk lagi di ruang Benji, mengatur jadwal yang berantakan.
"Jam berapa?" tanya Nahla yang masih mengantuk.
"Mau jam sembilan," sahut Saras. Nahla menganggukkan kepala. "Kata Mas Benji kalau lo mau balik dulu nggak papa. Sisanya biar kami urus dulu," jelas Saras yang kemudian meninggalkan Nahla.
Saat Nahla bersiap akan membeli baju ganti, kakinya menyenggol sesuatu. Sebuah tas belanja, berisi baju baru. Tidak hanya itu, Nahla sadar bahwa di pundaknya tersampir jaket. Wangi parfum dari jaket itu, Nahla kenal sekali. Wangi Mario yang selalu Nahla ingat.
Meskipun agak kesal, Nahla tersenyum tipis. Dia mengambil baju pemberian Mario, melepas jaket di pundaknya dan berjalan dengan santai keluar dari ruang rapat. Karyawan Optimum yang sudah datang menatap Nahla kaget, yang ditatap justru cuek saja. Nahla mengambil pouch travel size yang tersedia di laci mejanya, dia akan bersiap di kamar mandi kantor.
Saras, dia hanya menggeleng pelan. Percuma ternyata dia mengkhawatirkan Nahla, ternyata perempuan itu tidak ada malu-malunya. Tapi, Saras akui bahwa Nahla memang profesional di bidangnya. Tidak heran Benji menerima Nahla dan mentoleransi kelakuan freak Nahla.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Flirting List
ChickLitNahla punya pesona yang membuat banyak pria menjatuhkan hati mereka untuk Nahla. Karena hal ini, Nahlah dikenal sebagai ahli flirting. Nahla bertemu dengan Mario yang masih terjebak dengan masa lalunya. Nahla dan Mario yang sama-sama menyimpan luka...