Bagian 23 - Nahla Harus Tanggung Jawab

1.1K 288 34
                                    

Aku balik lagi! Lagi on fire banget nih aku nulis Nahla sama Mario. Yuk lah ditinggalkan jejaknya guys~

Sehabis makan siang kantor Optimum dihebohkan dengan kedatangan Mario

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sehabis makan siang kantor Optimum dihebohkan dengan kedatangan Mario. Hal yang membuat heboh bukan karena melihat Mario di sana, melainkan karena Mario menuntut pertanggung jawaban ke Nahla. Mario dengan gamblang mengatakan bahwa Nahla sudah melukai harga dirinya.

"Nahla, kamu harus tanggung jawab!" todong Mario langsung. Untunglah suasana kantor belum terlalu ramai. Lagi pula, siapa yang berani menghalangi seorang Mario?

"Apaan? Saya nggak ngapa-ngapain Bapak ya. Yang ada Bapak yang apa-apain saya," sahut Nahla sambil mendelik.

Mario menyeringai mendengar sahutan Nahla. "Oh! Kalau begitu saya siap buat tanggung jawab. Mau nikah kapan?" tanya Mario langsung.

"Gila!" ucap Nahla yang dengan kesal menginjak kaki Mario.

Tidak selesai keributan tersebut. Mario mengejar Nahla, keduanya masuk ke dalam ruang rapat. Saras yang melihat pertengkaran tersebut langsung menghubungi Benji. Bisa bahaya jika Nahla menyinggung Mario dan berdampak pada pekerjaan mereka.

"Lo berdua bisa nggak usah ribut di sini?" sela Benji yang akhirnya turun tangan. Mario dan Nahla tentu saja masih adu mulut. Nahla yang tidak mau memaafkan Mario, terlebih menikah dengan pria itu.

"Nggak bisa. Gue mau minta pertanggung jawaban sama karyawan lo ini," ujar Mario yang berdiri di depan Nahla. Menatap tajam Nahla, berbicara dengan Benji tanpa menatap pria itu.

"Terserah sama problem kalian apa, selesaikan di luar. Atau gue panggil polisi," ancam Benji.

Mario dan Nahla yang ingin kembali berdebat sama-sama bungkam. Terutama Mario, dia sudah terlalu sering membuat masalah. Bisa-bisa keluarganya murka dengan permasalahan yang ditimbulkannya.

Nahla maju selangkah, dia menatap Mario tajam. "Jangan buat gue lebih benci sama lo ya. Yang semalam itu cuma hal kecil, kita sama-sama pemain. Jadi, jangan manfaatin kesempatan," ungkap Nahla.

Mario menghela napasnya pelan. "Kasih saya kesempatan La." Mario menahan tangan Nahla yang akan pergi meninggalkannya.

Nahla menyentak tangan Mario hingga terlepas. Dia memilih keluar dari ruang rapat, meninggalkan Mario bersama Benji. Di luar ruang rapat ada Saras. Tidak tahu apa yang Nahla pikirkan, raut wajahnya sulit untuk ditebak. Tapi, Saras tahu bahwa Nahla sedang berusaha untuk terlihat baik-baik saja.

"Perlu gue puterin lagu Juicy Luicy?" tawar Saras yang duduk di sebelah Nahla. Mereka berdua duduk di pantry yang tentu saja sepi. Semua pura-pura sibuk dengan kerjaan mereka, tidak ingin kena sembur oleh Benji.

"Jangan ngeledek deh," gumam Nahla pelan. "Gue mau balik duluan deh, cuti setengah hari. Bilangin Mas Benji ya," lanjut Nahla yang beranjak dari pantry. Jelas sekali Nahla tidak baik-baik saja, Saras tahu bahwa Nahla membutuhkan waktu sendiri.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 05 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Flirting ListTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang