Bagian 1 - Bye bye Max

2.5K 327 8
                                    

Disclimer: Sebagian cerita di bab ini, ditulis bersama dengan anothermissjo
Jangan lupa tinggalkan vote dan komentarnya~

Disclimer: Sebagian cerita di bab ini, ditulis bersama dengan anothermissjoJangan lupa tinggalkan vote dan komentarnya~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nahla menghampiri Duda, seperti biasa Nahla bertemu dengan Duda untuk sekedar merumpi. Kali ini bukan di bar seperti tempo hari, melainkan di sebuah cafe. "Sorry gue telat, muachet shayyy," tutur Nahla dengan wajah cemberut, dia menyambar minuman dingin milik Duda, menyeruputnya hingga tinggal setengah.

"Habisin, deh, daripada kehausan." Duda menyodorkan minumannya kepada Nahla agar dihabiskan. "Gue mau pesan lagi. Mau sekalian nggak? Btw, gimana sama Kak Mario?" tanyanya seraya melambaikan tangan pada sang pelayan hingga datang menghampiri. "Mbak, saya mau matcha latte lagi, ya. Lo mau apa, La?"

"Lemon tea aja, gue gerah banget," sebut Nahla yang langsung membuat pelayan menyatat pesanan mereka. Kini Nahla dan Duda kembali fokus setelah pelayan pergi. "Nggak gimana-gimana, gue belum sempat hubungi Kak Mario," lanjut Nahla yang menggembungkan pipi bagian kanannya, pertanda dia sedang kesal.

"Yah ... kenapa nggak hubungi?" Duda memicingkan mata, menatap penuh ingin tahu. "Tunggu. Kenapa muka lo begitu? Ada apa, nih? Cerita, cepetan!"

Nahla menopang dagunya. "Gue cuma lagi sibuk sama kerjaan yang banyak! Dan, lo tahu nggak? Perusahaannya Kak Mario ngajuin kerja sama, gue lagi usaha biar bisa masuk tim projek perusahaannya Kak Mario," cerita Nahla. Kemudian Nahla duduk tegak, dia bertepuk tangan dan kembali berkata, "Makanya gue sekarang sibuk selesaiin projek yang masih on proses." Setelah berkata demikian Nahla segera menopang kembali dagunya, dia cemberut lagi.

Duda manggut-manggut mendengar celotehan Nahla. "Terus proyeknya gimana? Kak Mario ada kasih tanggapan?" Mata Duda memicing lagi. "Ini cerita lo belum lengkap, ya? Cemberut mulu macam mangga asem, La."

"Nanti lagi aja, gue lagi males beneran deh. Gantian lo yang cerita, gue mau tahu kisah seru lo berapa hari ini," ungkap Nahla. Bukan Nahla jika tidak random seperti ini, kadang ngomel kadang males ngomong. Duda sudah terbiasa dengan sikap Nahla tersebut. Manusia yang lagi nangis bisa tiba-tiba langsung tertawa, ya Nahla ini.

"Duh, anak random ini." Duda berdecak seraya mengibas rambut panjangnya. Sedikit bersandar pada punggung kursi, dia bersedekap di dada. "Nggak ada cerita apa-apa, sih. Gue mau liburan ke Australia nonton Magic Men. Ikut nggak? Nontonin cogan telanjang dada." Senyum semringah Duda muncul. Nahla pasti tahu maksud senyumnya ini.

Nahla langsung tersenyum dan berubah ceria, matanya berbinar penuh semangat. Posisi duduk Nahla bahkan sudah berubah, menjadi posisi duduk sempurna. "Ikut lah! Gila aja gue nggak ikut nonton cogan!" seru Nahla.

"Asyik!" Duda tersenyum lebar. "Eh, tapi abang gue ikut. Apa ajak Kak Mario sekalian?" Duda kedip-kedip penuh arti.

"Emang Kak Mario mau?" Nahla tambah bersemangat mendengar Duda ingin mengajak Mario.

The Flirting ListTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang