8.

192 8 0
                                    

Sudah hampir satu bulan Zee tidak lagi menjadi korban perundungan. Sayangnya dengan lepasnya Zee dari perundungan muncul lagi korban perundungan yang lainnya di sekolah. Bukan di kelas yang sama seperti Zee namun nasibnya kurang lebih sama. Christy dan Jiho, selalu menjadi pesuruh seisi kelasnya untuk membelikan mereka barang-barang yang ada di kantin, dengan alasan mereka malas.

Sayangnya kemalasan mereka mulai sepertinya menyuruh Christy dan Jiho di setiap keadaan. Bahkan piket kelas hanya mereka berdua yang menjalankannya.
Keduanya memang tidak seberuntung Zee yang bisa melawan balik para perundung. Christy adik yang menurut pada kakaknya tidak ingin menyusahkan kakaknya, dia khawatir jika dia melawan balik para perundung mereka akan menyerang kakaknya juga.

Christy selalu pulang lebih malam daripada kakaknya, dia beralasan mengerjakan tugas kelompok bersama teman-temannya. Meskipun sebenarnya dia masih di suruh-suruh oleh temannya yang tengah bimbingan belajar. Sebenarnya keluarga Christy bisa dibilang diatas kata berkecukupan karena memang papa Christy dan kakaknya seorang pengusaha tambang. Namun papa mereka jarang pulang, jadinya hanya kakak Christy dan Christy yang ada di rumah. Ibu keduanya telah lama tiada karena sebuah kecelakaan.

Sementara Jiho, anak yatim yang ayahnya meninggal karena kecelakaan kerja. Bisa sekolah membuatnya bersyukur meski harus membuatnya menjadi pesuruh. Ibunya seorang disabilitas yang tidak bisa menggerakkan tubuh bagian bawahnya. Jiho bersekolah dari hasil santunan perusahaan ayahnya.
Jiho masih bisa makan itu juga karena ibunya mati-matian menjajakan dagangannya di depan rumah.

Terkadang perundung Jiho memanfaatkan ibu Jiho untuk mendapatkan makanan gratis. Jiho memang kesal, namun dia tidak berdaya sama sekali dikarenakan keadaannya dan juga keluarganya.
Bukan hanya karena beban perundungan dan keluarganya saja yang kurang mampu, namun kemampuan akademik yang kurang membuatnya sering di marahi oleh guru.

Semakin hari perundungan yang dialami Jiho semakin parah. Bukan lagi menjadi pesuruh saja, namun kini Jiho menjadi asbak rokok bagi siswa yang merokok sepulang sekolah. Mereka mengancam akan menghajar dia dan ibunya jika tidak menurut.
Sebenarnya Christy tau dan mengerti apa yang Jiho rasakan, namun karena keadaan mereka yang sama memaksa Christy untuk tetap bungkam.

Satu hari Christy tidak sengaja bertabrakan dengan Zee. "Sorry yaaa... Sorry banget." Ucap Zee membantu Christy. Namun tiba-tiba tangannya berhenti membantu Christy dan menarik Christy ke UKS namun sayangnya ruang UKS tutup.
"Kenapa kamu tarik-tarik aku? Lepasin, ada yang harus aku antarkan." Rengek Christy ketakutan di tarik Zee.
"Udahlah ikut aja sini." Ajak Zee menarik Christy ke ruang kelas Adel dan teman-teman.

"Kak Adel ada obat merah gak? Yang buat luka-luka sama plester sekalian." Tanya Zee pada Adel.
"Ada kok, bentar yaaa tunggu situ." Ucap Adel. "Aduh, dimana sih naro nya?" Tanya Adel sembari mencari obat yang di maksudkan.
"Yaelah Adel, obat merah ada di sebelah kassa tuh. Ketemu gak?" Tanya Flora.
"Terus, plesternya dimana?" Tanya Adel kembali.
"Nanya mulu makannya cari barang tuh pake mata bukan pake mulut." Ucap Flora.

"Ih, lepasin. Aku kudu nganter makanan ini." Ucap Christy segera menggigit kuat tangan Zee dan lari menuju ke kelasnya. Zee pun mengejarnya.
"Nih obatnya." Ucap Adel.
"Telat Adel, kamu kelamaan nyari nya. Anaknya udah kabur." Ucap Flora.
"Yah, elu sih gak bantuin gua." Ucap Adel.
"Idih nyalahin orang lain aja terus." Ucap Flora kesal.

Zee kehilangan arah mencari Christy akhirnya dia membiarkan Christy dan menunggunya saat pulang sekolah.
Zee memutuskan untuk jalan kaki sepulang sekolah. Namun tiba-tiba gerombolan siswa dari sekolah lain menghadang jalannya. Di saat yang bersamaan Christy melalui jalan yang sama.
"Eh, kenapa ini? Aku gaada urusan sama kalian." Ucap Christy.
"Lu, emang gaada urusan sama kita, tapi karena lu satu sekolah sama dia urusan dia urusan lu juga." Ucap salah satu dari gerombolan siswa dari sekolah lain.
"Berisik banget sih, kalau emang mau ngeroyok kita ayo sini maju." Ucap Fiony tiba-tiba datang di samping Zee.
"Cih, sok kuat banget dikira kamu doang yang bisa gitu?" Tanya Freya.
"Kak Zee sama satunya lagi....kak Christy mending kalian minggir dulu. Biar kita berdua bukain jalannya." Ucap Fiony mengeluarkan sebilah pedang yang terbuat dari kayu.

Honey badgerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang