11.

140 8 2
                                    

Sebelum bepergian sebenarnya cara Zeeton masih kurang efektif jadi, Zee mengambil sepuluh batang emas dan meletakkannya di meja kepala sekolah kemudian pergi tanpa sepatah katapun.
Zee juga meminta teman sekelasnya jika ada yang mencarinya maka jawabannya adalah karena Zee harus diopname di luar negeri.

Sementara itu satu bulan sejak Zee datang sekolah kembali menjadi hutan rimba dengan aturannya dimana yang kuat dialah yang berkuasa.
Meski begitu beberapa perundungan dilakukan di luar sekolah. Perundung pun juga berkurang sejak Andre dan Sadana yang masih belum sembuh dari luka mereka.

"Bosen banget gaada kak Zee." Ucap Fiony menyantap ayam goreng kesukaannya.
"Yah, gimana lagi dia harus di bawa ayahnya ke luar negeri cuman buat perawatan rumah sakit." Ucap Freya menikmati makanannya.
"Emang dia sakit apaan dah, gua lupa." Ucap Olla.
"Lu lupa? Sebulan kemarin dia kan habis ngadepin ratusan preman. Yaa meski besoknya masuk, siapa tau efeknya muncul besoknya. Toh, harusnya dia nginep di rumah sakit dulu sehari. Ini belum sehari udah sekolah lagi." Ucap Lulu memberi penjelasan pada Olla.

"Emang aneh tu anak, ngotot banget sekolah kesehatannya sampe lupa. Gua juga pernah tuh ketemu dia waktu perampokan di minimarket inget kan Lulu sama oniel? Besoknya dia masuk kayak gaada apa-apa." Ucap Adel.
"Iya juga yaaa... Emang bandel sih anaknya." Ucap Lulu setuju dengan apa yang Adel katakan.

Tidak lama terdengar kekacauan di depan sekolah, rupanya dua sekolah tengah bertarung di depan sekolah 48. Sedikit mengherankan mengapa mereka memilih tempat tepat di depan sekolah 48.
Muthe yang menghabiskan makanannya cepat segera berdiri. Namun dia terhenti ketika melihat Feni keluar dari pagar membawa bonekanya.
Melihat seorang Feni keluar dari gerbang sekolah 48 para siswa dari sekolah lain yang sedang bertarung mendadak menaiki motor mereka masing-masing dan segera pergi meninggalkan tempat pertarungan mereka.
Melihat itu Feni memasang wajah murung.

"Wah, cuman kak Feni doang yang bikin anak sekolah lain ketar-ketir lari tunggang-langgang pergi dari depan gerbang sekolah kita." Ucap oniel berdecak kagum.
"Sekolah mana juga yang gak kenal Feni Yanti?" Tanya Muthe berdiri di samping oniel.
"Jadi, cerita dari kakak kelas itu bener the?" Tanya Olla penasaran di balas anggukan kepala Muthe.

Sementara itu di kaki gunung Zee terperangah melihat letak perguruan beladiri.
"Ini beneran di gunung? Yang bener ajalah buat tempat beladiri segala naik gunung." Ucap Zee mulai perlahan mendaki gunung.

Di sekolah Shani tengah merenung memikirkan kembali bagaimana keadaan Zee. Ketika dia tahu berita bahwa Zee sampai di opname hingga ke luar negeri membuat Shani semakin terpikirkan bahkan satu bulan telah berlalu.
Tapi, tidak ada satupun informan dari Shani yang berhasil menemukan dimana Zee dirawat.

Sementara Zee belajar beladiri di gunung dengan bimbingan guru yang sudah cukup sepuh.
Sepanjang satu bulan Zee menantang perguruan beladiri. Jika dia kalah maka dia akan belajar ilmu di perguruan beladiri tersebut selama satu Minggu. sudah hampir satu bulan dan Zee harus belajar beladiri baru di setiap minggunya.
Tapi, untuk hari ini Zee benar-benar kesal karena baru sehari Zee sudah dipaksa untuk naik turun gunung mengambil air.

Sepulang sekolah Oniel, Lulu, Fiony, Freya,Flora, Adel, dan Olla tiba-tiba di cegat oleh sekumpulan preman. "Jadi, anak-anak sekolah kayak gini yang bikin temen kita pada kalang kabut? Mana perempuan semua lagi hahaha lemah. Ayo kasih tau ke bos kalau kita gak lemah." Ucap satu preman yang berdiri di barisan paling depan.

"Guys lihat preman yang paling belakang itu? Itu yang ngeroyok Zee. Mereka bawa banyak temen. Hati-hati yaa..." Ucap Lulu bersembunyi di belakang Adel.
"Baguslah sekalian pengen ngetes pistol mainan ini." Ucap Flora mengisi pistol mainannya dengan beberapa peluru bola kecil. Flora kemudian mengarahkannya tepat ke mata beberapa preman. Membuat para preman itu mengerang kesakitan.
"Udah buta tuh beberapa silahkan lanjutkan." Ucap Flora.

Fiony pun mengeluarkan pedang kayunya sementara Freya mengeluarkan nunchaku miliknya yang terbuat dari kayu. Tanpa para preman itu sadari Fiony dan Freya sudah melumpuhkan beberapa preman yang sedang mengucek matanya karena tembakan pistol mainan Flora.
Flora melanjutkan tembakannya pada preman lain yang masih belum terkena tembakannya. Fiony dan Freya pun hanya perlu menjatuhkan preman yang tengah mengerang kesakitan karena mata mereka terkena tembakan pistol mainan Flora.

"Yah, pelurunya habis. Cepio mundur dulu aku mau isi peluru." Ucap Flora di samping Lulu.
"Bisa gak, ngomong gausah teriak di sebelah gua?" Tanya Lulu kesal memegang telinganya.
"Sudah terlanjur maju mana bisa mundur." Ucap Fiony melesat semakin cepat dan memukul beberapa preman dengan pedang kayunya. Beberapa kali Fiony menusuk perut preman dengan pedang kayunya.

Belum lama Fiony dan Freya membereskan para preman yang sudah terkapar. Beberapa preman berdatangan. Kini mereka membawa beberapa balok kayu dengan menaiki motor.
Flora yang sudah siap dengan pistolnya menembak pengemudi yang membonceng preman.
Akhirnya para preman terjatuh dari motornya. Fiony dan Freya tanpa membuang waktu membuat pingsan beberapa preman yang sudah terjatuh dari motor.

Selesai menghabiskan para preman dengan motor dan balok kayunya Fiony dan Freya sedikit bernafas lega. Namun tiba-tiba datang sekumpulan preman dengan senjata tajamnya.
Melihat banyak preman yang akan menggeruduk Freya dan Fiony, Flora mengeluarkan dua pistol dan menembaki mereka sebelum sampai menyerang Fiony dan Freya yang tengah bersiap.
"Lumayan juga sekolah ini. Gimana kalau aku membeli sekolah ini dan menjadikan kalian bawahanku?" Tanya seseorang tiba-tiba muncul.

"Mundur semuanya!!!!" Teriak Feni seketika berlari menerjang orang tersebut menyerangnya dengan pisau dan membabi buta. Orang tersebut seketika tidak sadarkan diri mendapatkan serangan dari Feni.
"Mending kalian pulang aja. Biar ini aku yang bereskan." Ucap Shani membantu Feni berdiri.
"K...kalian? B....berani sekali menyerang bos kami? Kalian tidak tahu siapa bos kami?" Tanya preman yang berusaha untuk bangkit.
"Aku tahu, makannya aku bunuh saja hehehe." Ucap Feni tertawa puas.
"Udah Feni ayo bantu aku bereskan kekacauan ini." Ucap Shani dingin.
Feni pun menurut mengikuti perintah Shani.

Feni pun menurut mengikuti perintah Shani

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Menuju tahun Baru guys...kirain bisa ngejer cerita ini sampe akhir tahun, ternyata enggak hehehe karena yah berbagai alasan yang akan panjang kalau di jelaskan. Makasih banyak buat yang masih mau baca... Sekian, sampai jumpa tahun depan....
Coba dong kata-katanya buat menyambut 2024

Honey badgerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang