25.

299 3 0
                                    

Budi tengah berjalan dengan semangat di sore hari.
Terlihat senyuman merekah di mulutnya bagaikan bunga yang mekar.
Budi memasuki sebuah ruko yang sebenarnya sudah tutup.
Budi yang sudah memasuki ruko tersenyum semakin lebar.
Ruko tersebut rupanya dijadikan tempat permainan judi yang diisi anak-anak sekolah.
Budi mengeluarkan uang sambil berjalan ke arah salah satu dari orang yang terlihat berada di bagian paling depan sebelum ke tempat permainan.
Orang tersebut rupanya yang menyediakan koin sebagai alat tukar pengganti uang untuk para anak-anak sekolah bermain.

"Jadi... Mau apa kau kesini? Membayar hutang kah? Atau ingin menambah hutang dan ikut dalam permainan lagi?" Ucap orang tersebut bertanya.
"Ah, buat hari ini nggak dulu deh. Aku kemari cuman buat lunasin semua hutangku." Ucap Budi menjawab.
"Wah, tumben banget nih... Tengah bulan begini ada yang lunasin hutangnya.
Okee deh, aku terima uangmu. Gimana perkembangan sekolah mu? Apa ada pertaruhan lainnya yang terjadi?" Ucap orang di hadapan Budi.
"Nggak ada, udah deh yaaa aku pergi aja. Daripada kau menyuruh perempuan seksi untuk menggoda ku bermain di tempat kalian lagi." Ucap Budi pergi berlalu keluar dari ruko.

Beberapa orang tengah bergerombol mengitari sebuah meja.
Tampak dua orang saling berhadapan memegang kartu poker di tangan.
Salah satu diantara mereka terlihat menaikkan senyuman.
Orang yang menaikkan senyuman tadi seketika membanting semua kartunya dan tertawa.
Orang yang di hadapannya dengan wajah terkejut dan mulut menganga meletakkan kartunya perlahan.
"Aku menang!!!" Teriak orang yang membanting kartu pertama tadi.

"Senangnya melihat mereka menghabiskan uang dengan bodoh, melawan semua saudaraku yang sudah aku fabrikasi dengan berbagai kecurangan." Ucap orang yang menerima uang dari Budi.

Jauh di tempat lainnya.

Zee sedang berlatih gitar dengan Christy.
Keduanya tengah berlatih di rumah Zee. Christy dengan stik drum memukul drum dengan nada yang pas sesuai petikan gitar dari Zee.
Hingga malam tiba keduanya pun berhenti.
"Gua pesen apa nih?" Ucap Zee bertanya pada Christy sambil membuka smartphone miliknya.
"Lu atur ajalah." Ucap Christy berdiri dari duduknya dan meletakkan stik drum.

Zee yang tengah mengecek makanan di smartphone miliknya tiba-tiba mendapatkan sebuah notifikasi.
Zee pun membuka notifikasi tersebut.
"Lama banget, cari yang murah aja lah kalau gitu, laper banget nih." Ucap Christy merengek pada Zee.
"Aduh, bentar napa... Ini gua lagi buka notifikasi di hp. Udah gua pesen nih, ayam goreng sama kentang goreng." Ucap Zee menunjukkan layar smartphone miliknya pada Christy.
"Eh, undangan apaan tuh?" Ucap Christy bertanya penasaran.
"Gatau tiba-tiba muncul di email gua." Ucap Zee menaikkan kedua bahunya.

Zee keluar dari rumah untuk mengambil pesanannya. Zee kembali masuk ke rumah, makanan yang sudah Zee dan Christy tunggu akhirnya tiba.
Zee dan Christy dengan lahap menghabiskan makanannya dalam hitungan menit.

Esok siangnya di kantin sekolah

"Kak zee tau gak, malem tadi aku dapet undangan pembukaan ruko yang tempatnya gak jauh dari sini." Ucap Fiony duduk di hadapan zee. "lah, Cepio juga dapet?" Ucap Olla yang membawa semangkuk bakso dan duduk di sebelah Christy. "kak Olla juga dapet?" Ucap Fiony bertanya. "iya, gua dapet, nih lihat." Ucap Olla menunjukkan undangan yang didapatkannya. "aneh banget dah, gua juga dapet yang sama kayak gitu lla." Ucap Adel datang bersama Flora dengan membawa dua gelas teh. "Emang kayaknya ada yang aneh deh, aku masa gak dapet? disini ada yang ga dapet?'' Ucap Christy bingung.

Sepulang sekolah.

"Kak Freya boleh aku nitip katana?" Ucap Fiony bertanya pada Freya sambil menyerahkan sebilah pedang katana.
"Lagian sih kamu aneh banget segala bawa katana ke sekolah. Seperti sebuah teh bercampur dengan susu dan tepung tapioka yang di bentuk bulat-bulat." Ucap Freya sambil memegang katana milik Fiony.
"Perumpamaan mu aneh banget kak Freya." Ucap Fiony.
"Namanya juga masih belajar." Ucap Freya membalas ucapan Fiony.
"Yaaa... Gimana lagi katana itu di beri kakek buyut langsung sebelum beliau meninggal, kurasa katana itu harus di bawa selalu. Hehehe maaf ya jadi ngerepotin kamu." Ucap Fiony tersenyum.
Freya pun mengangguk sambil membuang nafasnya.
"Cepio... Ayo berangkat, semuanya udah naik nih." Ucap Olla yang duduk memegang setir mobil.

Honey badgerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang