16.

123 6 1
                                    

Sudah hampir seminggu pemberitaan kini di penuhi dengan ramainya narkoba dengan jenis baru yang menstimulasi otak dan jantung untuk bekerja ekstra.
Para polisi dengan cepat menyisir pelabuhan dan bandara.
Polisi dengan cepat bisa menemukan narkoba jenis tersebut beserta bandar yang membawanya.

Sekolah 48 juga sudah meluluskan murid kelas tiga, dan menaikkan murid di kelas satu dan dua. Serta membuka kembali pendaftaran untuk murid baru. Seminggu setelah kelulusan murid kelas tiga  mengadakan kamp pelatihan yang bekerja sama dengan tentara negara untuk murid yang naik ke kelas dua dan tiga.

Namun, pelatihan itu tidak semuanya bisa mengikuti, contohnya Christy yang menjalani rehabilitasi, dan beberapa murid yang sakit sebelum mengikuti kamp pelatihan. Selain itu ada murid yang meminta izin untuk tidak mengikuti karena alasan tertentu.

Contohnya Zee, sebenarnya dia malah lebih menjalani pelatihan yang lebih keras. Karena Zeeton sudah menyiapkan jadwal untuk Zee pergi berkeliling sepanjang benua Asia untuk belajar dan menambah ilmu beladiri yang dia kuasai.
"Nerbener nih orangtua ngerepotin banget... Orang baru pertama kalinya ikut kamp pelatihan malah di suruh keliling Asia. Kalau buat liburan mah oke aja, ini nggak sama sekali. Malah di suruh belajar beladiri pula..." Ucap Zee menggerutu setelah turun dari pesawat.

Zeeton sebenarnya bukan hanya memberikan jadwal saja. Namun semua akomodasi juga sudah Zeeton siapkan. Seperti paspor dan tanda pengenal yang Zee bawa. "Udah... Protes Mulu... Ini dah gua siapin juga lu mau kemana juga bisa... Belum lagi gua juga dah isiin dompet digital lu tuh... Tapi... Lu kudu belajar beladiri dulu... Setelah semua arahan gua dah lu lakuin... Bebas dah lu sepanjang belum masuk sekolah mau kemana aja." Ucap Zeeton.

"Wedeh... Asik banget lu padahal udah tua juga." Ucap Zee bergurau.
"Iyalah... Sebelum gue ketemu lu gue nih om-om terindi..." Ucap Zeeton.
"Trendy... om trendy...." Ucap Zee memperbaiki apa yang Zeeton katakan.

Sementara itu di hari pertama kamp pelatihan yang diadakan sepanjang satu Minggu, Freya dan Fiony saling bersaing untuk mendapatkan atensi dan pujian dari para tentara, terlebih lagi jendral yang tertarik melihat mereka.

Keduanya bersaing mulai dari latihan baris berbaris. Keduanya benar-benar tepat dan sesuai arahan. Berbeda dengan teman-teman keduanya yang terkadang salah menangkap arahan. Ketika hari mulai panas dan terik keduanya hanya meminum air kemudian beradu siapa yang paling banyak jumlah pushup nya.
Sang jendral rupanya membantu mereka untuk menghitung. Hingga di hitungan ke 200 keduanya tumbang bersamaan.

Tepuk tangan meriah dari para tentara dan teman-teman mereka berdua membuat keduanya bangkit berdiri lagi. "Udah... Untuk siang ini kita cukupkan sampai disini... Malam nanti akan ada upacara api unggun. Jangan lupa dengan cara berbaris yang rapi seperti yang saya ajari tadi. Apa semuanya mengerti????!!!" Tanya jenderal berteriak.

"Siap mengerti jenderal." Jawab tegas oleh para murid sekolah 48.
"Bubar barisan jalan!!!" Teriak jenderal. Para murid berhamburan pergi keluar dari lapangan baris berbaris.
Para murid banyak yang memilih untuk tidur dan menikmati siang hingga sore hari untuk beristirahat. Hingga malam upacara api unggun di mulai semua murid menjalankan prosesi dengan tertib.

"Baiklah untuk selanjutnya silahkan pilih kamar kalian masing-masing. Akan tetapi... Laki-laki dan perempuan harus terpisah. Untuk berjaga-jaga adanya kecurangan kalian... Para tentara akan menginspeksi kamar masing-masing dari kalian tengah malam nanti. Jika ada yang ketahuan laki-laki dan perempuan satu kamar... Maka kami akan seret keduanya keluar kamar dan memisahkan mereka... Sampai sini paham?" Tanya jenderal dengan tegas.
"Siap paham jenderal." Jawab para murid.
"Kalau begitu bubar barisan jalan." Perintah sang jendral diikuti bubarnya para murid untuk saling menggandeng siapa teman sekamar mereka.

Honey badgerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang