- Happy Reading -
•••
Disisi lain.
Di sebuah kantin tepatnya di Fakultas Teknik terdapat sekumpulan pria sedang berbincang di deretan kursi pojok kantin.
"Lo kenapa si Jav? Ada masalah?"
Javier yang merasa namanya terpanggil hanya melirik sekilas tidak berminat menjawab pertanyaan Calvin dan melanjutkan permainan di handphonennya.
Calvin yang merasa pertanyaannya tidak dijawab oleh Javier hanya menghendikan bahunya tidak peduli karena sudah terbiasa dengan sifat Javier.
"Ar, ada cewek lo tuh," kata Haidar yang melihat ada seseorang yang sangat familiar baginya sambil menunjuk menggunakan dagunya.
Arsen menoleh ke arah yang ditunjuk oleh Haidar dan benar dia melihat ada Shena yang menghampirinya dengan langkah terburu-buru.
Shena tepat berdiri di depan Arsen sambil menatap Arsen dengan tatapan gusar. "Boleh aku peluk kamu sebentar aja?" tanya Shena kepada Arsen dengan nada bergetar menahan tangis.
Arsen tanpa ragu memeluk Shena dan dibalas tak kalah erat oleh Shena. Arsen mengusap punggung Shena berusaha untuk memenangkan Shena.
"Aku takut Ar," lirih Shena sambil mencengkram baju Arsen.
Arsen memenjamkan matanya tidak kuasa menatap Shena. "Ada gue disini," kata Arsen dengan nada lembut berusaha memenangkan Shena.
"Aku takut Ar, dia teror aku lagi," lirih Shena dengan tubuh bergetar mengingat teror yang menyuruhnya untuk mati.
Arsen yang mendengar perkataan Shena rahangnya mengetat menahan emosinya yang menguasai dirinya.
"Lo ngapain berdiri disitu? Mau nguping?"
Shena melepaskan pelukannya dengan spontan saat mendengar perkataan Calvin.
Mereka semua menoleh ke arah Calvin yang sedang menatap mahasiswi itu dengan tatapan mengintimidasi dan tidak ada raut tengil di wajahnya.
Mahasiswi itu berdiri kaku dengan tatapan takut, dia bingung harus memulai pembicaraan darimana.
Saking gugupnya tanpa sengaja tangannya menyenggol lengan Javier yang kebutulan berada pas disampingnya. Javier paling anti disentuh oleh orang lain.
Bruk
Tangan mahasiswi itu ditepis kasar, dia yang belum siap pun terjatuh dengan posisi mengenaskan.
Mahasiswi itu menatap bekal yang sudah hancur berantakan dengan tatapan sedih.
Ditambah cibiran pedas untuknya yang terdengar disekitarnya semakin membuat moodnya bertambah berantakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
TOXIC LOVE
Teen Fiction"Zela Zela cuman segini kemampuan lo buat kabur dari gue, hm?" remeh Arsen dengan kekehan singkat di akhir kalimat. ••• Zela tidak menyangka bahwa akan menjadi kakak tiri dari Arsen, mantan pacarnya yang toxic. Umur Zela yang selisih satu tahun leb...