TL [Sembilan Belas]

12.4K 494 307
                                    

WARNING TYPO BERTEBARAN. MOHON DITANDAI JIKA TERDAPAT TYPO. TERIMAKASI.

Minimal komen lah bro emot nangis

- Happy Reading -

•••

Zela berlari sekuat tenaga meninggalkan gang itu dengan perasaan takut, tanpa sadar wajah cantiknya sudah berlinang air mata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Zela berlari sekuat tenaga meninggalkan gang itu dengan perasaan takut, tanpa sadar wajah cantiknya sudah berlinang air mata.

bruk

Saking fokusnya berlari dia tidak melihat ada seseorang yang berjalan juga di depannya dan terjadilah insiden tabrakan yang tidak bisa dihindarkan.

Zela memejamkan matanya dirinya sudah siap merasakan kasarnya permukaan aspal.

Tubuh Zela menegang saat merasakan sebuah lengan melingkari pinganggnya menahan tubuhnya agar tidak terjatuh.

"Hati-hati Zela," bisik seseorang dengan suara memberat.

Bola mata Zela melebar saat mendengar bisikan lembut dari seseorang, dia spontan melepaskan lengan pemuda itu.

"Hati-hati Zela," ulang pemuda itu dengan wajah terkejut melihat tingkah Zela.

Zela menghela nafas lega hampir saja dia terjatuh lagi akibat kecerobohannya yang langsung melepaskan lengan pemuda yang menolongnya tadi.

"Makasi Gama,"

Gama menyenderkan kepalanya di tiang listrik lalu menatap Zela dengan tatapan penuh kerinduan. "Gimana kabar lo sekarang?" tanya Gama tanpa menyembuyikan rasa rindunya.

Pupil mata bergetar mendengar perkataan Gama. "Baik, lo sendiri gimana?" tanya Zela hanya sekedar basa basi.

"Seperti yang lo lihat,"

Zela memilin bajunya merasa canggung luar biasa. "Kenapa lo bisa sampai sini?"

Gama membutulkan posisi berdirinya karena sudah tidak nyaman bersandar di tiang listrik. "Tadi gue habis ngambil handphone Alice terus gue angkat telepon habis itu gue ngeliat lo lari ke arah kedai dan nab--" klarifikasi Gama.

"Berhenti gue ngga mau denger perkataan lo, gue malu Gam," cicit Zela sambil membekap mulut Gama dengan wajah memerah menahan malu.

Aish kenapa kaki nya harus berlari ke arah kedai milik keluarga Gama kan jadi malu rasanya rutuk Zela dalam hati.

Gama terkekeh ringan sudah lama dia tidak meledek Zela seperti ini, dia menggengam tangan Zela yang membekap mulutnya. "Maaf gue ngga bisa nepatin janji lo," raut wajah Gama berubah menjadi sesal, sudah lama dia ingin mengutarakan kemauannya dan akhirnya baru tersampaikan sekarang.

 "Maaf gue ngga bisa nepatin janji lo," raut wajah Gama berubah menjadi sesal, sudah lama dia ingin mengutarakan kemauannya dan akhirnya baru tersampaikan sekarang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 28 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TOXIC LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang