TL [Enam Belas]

12.2K 556 104
                                    

- Happy Reading -

•••

Tubuh Zela meremang saat mendengar perkataan Arsen yang penuh dengan ambisi untuk memilikinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tubuh Zela meremang saat mendengar perkataan Arsen yang penuh dengan ambisi untuk memilikinya. "Lo udah punya shena, jadi ngga usah serakah," tekan Zela di akhir kalimat.

Arsen memenjamkan matanya dengan posisi masih bersandar di bahu Zela. "Gue ngga bakal kayak gini kalau bukan karena lo, Zel," lirih Arsen dengan suara nyaris membisik.

Zela mengerjapkan matanya pelan. "Huh gimana?" tanya Zela dengan raut wajah bingung karena tidak begitu jelas mendengar perkataan Arsen.

Arsen menghela nafas kasar, dia mengangkat wajahnya menatap Zela dengan tatapan datar. "Mandi, tubuh lo bau," Arsen dengan sengaja mengalihkan pembicaraan.

Zela reflek mengendus tubuhnya, ia merasa tidak bau justru masih terasa ada jejak wangi di tubuhnya. "Ngga bau, padahal banyak orang lain yang bilang gue selalu wangi," ceplos Zela tanpa sadar.

Telinga Arsen terasa panas saat Zela membicarakan kekaguman orang lain tentang Zela, memang wangi dari tubuh Zela terasa memabukan dan mebuatnya merasa nyaman soal bau tadi dia hanya asal berbicara saja.

Arsen menatap Zela dengan dalam. "Zela, dengerin gue," Arsen menurunkan intonasi nadanya saat menyebutkan nama Zela, terdengar berat dan juga kasar namun terasa enak didengar.

Zela mengangkat satu alisnya menunggu  perkataan Arsen selanjutnya.

"Mulai sekarang Jauhin cowo lain selain gue, termasuk Javier juga,"

Zela menatap Arsen dengan tatapan aneh, "Ngga, gue ngga mau," tolak zela tanpa pikir panjang.

tok

tok

Terdengar ketukan dari arah pintu kamar Zela.

Arsen menyeringai tipis, dia mulai memikirkan rencana gila agar melancarkan aksinya, dia mendorong tubuh Zela agar bersandar di balik pintu sedangkan Zela sudah panik, takut nanti ketahuan.

"Ngga usah macem-macem!" kesal Zela sambil menatap Arsen dengan galak.

Arsen menyeringai tipis merasa tertantang. "Jauhin cowo lain atau gue buka ini pintu," celutuk Arsen yang sama sekali tidak menguntungkan untuk Zela.

"Lo gila? minggir dari hadapan gue,"

Arsen mencuri kesempatan dalam kesempitan, dia melingkarkan tangannya di pinggang Zela. "Waktu semakin jalan Zela," ingat Arsen.

"Bacot, Lepasin tangan lo dari pinggang gue,"

Zela berusaha mendorong tubuh Arsen dengan sekuat tenaga agar menyingkir dari hadapannya dan dia tidak sengaja menyetuh bekas luka Arsen.

TOXIC LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang