TL [Lima Belas]

12K 586 66
                                    

TIDAK DI SARANKAN BAGI YANG BERPUASA MEMBACA BAB INI.

DAN MOHON DI TANDAI JIKA TERDAPAT TYPO DI SETIAP KATA. TERIMA KASIH.

- Happy Reading -

•••

30 menit sebelumnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

30 menit sebelumnya.

Malam hari. di sebuah Rumah Sakit ternama. Pemuda yang baru saja siuman dari masa kritisnya mendapat kabar kalau gadisnya mengalami masalah dan sialnya sekarang gadisnya dititipkan dengan sahabat dekatnya di rumahnya sendiri dan hal itu membuat emosinya meluap dan melampiaskan semuanya ke Azka yang baru saja datang menjenguknya.

Arsen menatap Azka dengan aura kebencian yang kental, dia melepaskan infus di tangannya dan berjalan ke arah Azka lalu memukulnya dengan keras melampiaskan emosinya tanpa memikirkan kondisinya yang baru saja terlibat kecelakaan.

persetan dengan sopan santun dia tidak peduli.

"Brengsek berani nya lo nampar Zela dan ngebiarin dia sama cowo lain serumah," kata Arsen dengan nada emosi.

Azka menahan tangan Arsen yang ingin memukulnya kembalinya dan langsung di hempaskan oleh Arsen, dia tidak sudi tubuhnya di pegang oleh Azka.

"Sopan santunmu, saya daddymu sekarang," ingat Azka dengan tenang.

Arsen berdecih sinis, dia tidak sudi mengakui Azka sebagai orang tuanya sampai kapanpun itu.

"Sampai lo ngelukain Zela lagi, gue ngga segan-segan bongkar rahasia lo di depan mommy," bisik Arsen dengan nada penuh kebencian.

Jantung Azka berdetak cepat dia menatap Arsen dengan tatapan rumit.

"Arsen kamu sudah sadar?"

Mereka berdua menoleh ke arah Clarisa yang baru saja tiba di ruangan ini.

Clarisa menghampiri mereka bedua dan memeluk Arsen dengan erat tanpa menyadari bahwa mereka berdua baru saja terlibat konflik.

"Syukurlah kamu sudah sadar, mommy khawatir banget sama kamu," perasaan Clarisa lega saat Arsen sudah melewati masa kritisnya.

"Mom aku mau pulang sekarang," titah Arsen yang tidak mau dibantah.

Clarisa melepaskan pelukannya, dia menatap Arsen dengan tatapan tidak setuju.

Tetapi saat melihat tatapan Arsen yang tidak mau dibantah mau tidak mau akhirnya Clarisa menyetujui permintaan Arsen dengan syarat Arsen harus dirawat jalan dari Rumah.

•••

Sesampainya di Rumah Arsen dengan langkah tergesa-gesa berjalan ke arah kamar Zela dengan perasaan yang tidak karuan.

TOXIC LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang