Bab 4

6.1K 439 83
                                        

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Matahari mulai menampakkan dirinya, cahaya nya menembus tirai-tirai kamar seseorang, dan suara burung-burung berkicauan membuat manusia yang sedang tertidur pulas itu mulai terusik.

Menutup seluruh badannya dengan selimut, kemudian melanjutkan tidurnya lagi.

Tok tok tok

"Putri apakah Anda belum bangun?" Tanya Bia sambil mendekatkan telinganya ke pintu ketika tak mendapatkan respon apapun dari sang pemilik kamar.

Tok tok tok!!!

Mengetuk pintunya sekali lagi dengan sedikit kencang, "Putri ini sudah pagi!! ayo bangun!" Teriak Bia.

"Putri ayo bangun, nanti anda terlambat sarapan pagi putri."

Karena tak mendapatkan jawaban apapun, Bia memutuskan untuk masuk ke dalam kamar Realyn. Dan benar saja, nona nya itu masih tertidur pulas di balik selimut.

"Sudah ku duga." Batin Bia berucap.

Srekkk

Bia membuka lebar tirai besar di kamar, membiarkan cahaya matahari pagi masuk ke dalam kamar. Bia mencoba menarik selimut yang digunakan Realyn, membuat gadis itu kembali terusik dari tidurnya.

"Aakh Kakak, aku masih ngantuk. Jangan ganggu aku!" Realyn berteriak dengan mata yang terpejam, ia meraba sekitarnya dan mengambil bantal untuk menutupi wajahnya yang terasa silau karena cahaya matahari.

"Sekarang waktunya bangun Putri, tidak baik jika seorang gadis bangun di siang hari." Bia berusaha membangunkan Realyn dengan cara mengambil bantal yang di jadikan penutup mukanya.

"5 menit lagi Kak, masih ngantuk ini " ucap Realyn dengan suara serak khas bangun tidur.

"Saya Bia Putri, pelayan Anda."

"Hahh?" Dengan linglung Realyn bangkit dari tidurnya, mengerjap dan mengucek matanya untuk menghilangkan rasa kantuk, lalu Realyn berdiam diri sebentar untuk mengumpulkan tenaga.

"Segera bersiap Putri, yang lain pasti sudah menunggu Anda." Ucap Bia.

Setelah itu barulah Realyn mulai beranjak dari tempat tidur menuju kamar mandi

"Iya iya, kalau begitu kau bantu aku untuk menyiapkan segala keperluanku, aku akan mandi dulu." Realyn berlalu dari hadapan Bia.

"Baik Putri."

***

Saat berjalan di lorong istana menuju ruang makan, Realyn tak sengaja bertemu dengan Duchess Callista, Ibu dari pemilik tubuh yang ia tempati.

"Selamat pagi Duchess Callista." Sapa Realyn saat sudah berada di hadapan Duchess Callista. Menarik kedua sudut bibirnya membentuk senyuman yang dibalas senyuman tak kalah manis dari wanita itu.

Second Life Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang