[Transmigrasi Series]
Realyn Tamara, seorang gadis berusia 22 tahun itu tidak menyangka akan masuk kedalam novel yang terakhir dibacanya, jiwanya masuk kedalam tubuh seorang tokoh utama yang sayangnya diakhir cerita dia akan mati di tangan orang yan...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
***
Realyn keluar dari ruangan Hendrick tanpa persetujuan pria itu, ia akan pulang ke kediamannya sekarang. Sungguh berada dekat dengan Hendrick membuat jantungnya berdebar kencang, bukan karena jatuh cinta, melainkan karena takut. Ingatkan dirinya bahwa Hendrick adalah malaikat maut untuk Ellyana.
Melewati lorong istana yang panjang, Realyn tak henti-hentinya mengumpati Hendrick yang seenak jidat memerintah dirinya beberapa menit yang lalu.
"Enak aja nyuruh-nyuruh gue buat ikut, mending rebahan gue di kamar," gerutunya kesal sembari mengangkat gaun nya sedikit.
"Emang nya dia siapa, nyuruh-nyuruh gue segala."
Mengingat kejadian beberapa menit yang lalu membuat Realyn bertambah kesal.
Flashback on
"Lalu apa hubungannya dengan saya? Kenapa anda memberitahu saya?" tanya Realyn, perasaan nya menjadi waswas sekarang.
Hendrick menyenderkan punggungnya ke sandaran kursi, manik birunya menatap dalam mata Realyn.
"Kau masih ingat dengan syarat ku bukan? Syaratnya aku ingin kau menjadi partner ku untuk datang ke acara itu." Ujarnya dengan seringai tipis.
"Loh kenapa saya harus ikut, kan Anda yang di minta Kaisar untuk sebagai perwakilannya." protes Realyn.
"Aku tidak menerima bantahan apapun, mau tidak mau kau harus ikut!" Ujar Hendrick memerintah.
Realyn menggebrak meja karena terlampau kesal, "Gak bisa gitu dong, emangnya lo siapa nyuruh-nyuruh gue hah?!" sewot Realyn emosi.
"Lo? Gue? Apa maksud mu?" tanya Hendrick bingung.
"Intinya jangan saya, saya gak mau! Anda ajak saja yang lain!" tegas Realyn lalu beranjak dari tempatnya keluar dari ruangan Hendrick.
Hendrick berkali-kali memanggil gadis itu, namun Realyn seolah tuli tak mendengarkan teriakannya.
Flashback off
"Hendrick sialan! Kalo dia bukan anak nya kaisar udah gue tendang tuh orang."
Beruntung lorong istana ini sepi, jadi dirinya bisa sepuas hati mengumpati Hendrick. Berjalan dengan tergesa-gesa namun saat di belokan lorong Realyn menabrak seseorang, membuat dirinya tersungkur kelantai.
"Aduh pantat gue." Ringis nya sambil mengusap bagian yang sakit.
Realyn mendongakkan kepalanya melihat orang yang barusan menabrak nya itu. Matanya membulat dengan ekspresi terkejut melihat siapa orang itu. "Anjir ada si Isabelle di sini." Realyn membatin.