Bab 1

8.1K 407 80
                                    

☾︎──────°❀•°✮°•❀°──────☽︎

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

☾︎──────°❀•°✮°•❀°──────☽︎

Seorang gadis yang sedang terbaring di atas kasur itu perlahan membuka matanya, matanya mengerjap beberapa kali untuk menyesuaikan cahaya.

Ia mendudukkan dirinya ke sandaran kasur, berdiam diri sebentar untuk menghilangkan rasa pusing yang mendera kepalanya. Matanya melihat sekeliling yang tampak asing baginya.

Tempat ini seperti bangunan yang pernah ia lihat di film kerajaan yang pernah ia tonton.

"I-ini di mana? Tempat apa ini?" Ia menyibak selimut yang menutupi tubuhnya, kakinya perlahan turun dari kasur. Ia beranjak dari tempatnya berniat menelusuri sekeliling kamar luas itu.

"Apa ini surga? Tapi, masa iya gue masuk surga? Padahal dosa gue banyak," ucapnya melantur.

"Sebenernya ini tempat apa, kenapa gue ada di- Akhh!"

Gadis itu memegang kepalanya yang terasa sakit, memori asing tiba-tiba muncul di kepalanya, memori asing dan memori miliknya saling tumpang tindih sehingga membuat tubuhnya menjadi lemas dan meluruh ke lantai.

Prangggg!

Lengannya tak sengaja menyenggol sebuah guci antik yang ada di atas meja saat ia berusaha menopang tubuhnya.

Brakkk

Suara pintu yang didobrak lalu muncul seorang wanita berpakaian ala pelayan itu berjalan menghampirinya dan membantu dirinya untuk kembali ke kasur.

"Tuan Putri! Astaga, apa yang terjadi?" tanya pelayan itu panik.

"Apakah ada yang sakit? Jika ada, mohon beritahu saya Putri," tanya pelayan itu dengan nada khawatir.

"Kenapa Tuan Putri tidak memanggil saya kalau Anda sudah sadar," lanjut pelayan itu.

Berbagai macam pertanyaan yang pelayan ini layangkan untuknya malah membuat ia bertambah pusing, ia memilih menghiraukan pelayan itu. Tak menjawab pertanyaan dari pelayan di hadapannya ini.

"Tuan Putri, apa Anda baik-baik saja?" tanya pelayan itu lagi.

"Tidak papa, hanya sedikit pusing saja," jawabnya sembari menekan pelan pelipisnya.

"Kalau begitu, saya akan memanggil Tabib terlebih dahulu untuk memeriksa keadaan Anda, beristirahatlah terlebih dahulu selagi saya memanggil Tabib, Tuan Putri."

Melihat pelayan itu sudah pergi, gadis itu kembali menyenderkan punggungnya di sandaran kasur. Ia mulai mencerna situasi, kini akhirnya dia paham, transmigrasi. Benar-benar mustahil, tapi kini terjadi padanya.

Ya, gadis itu adalah Realyn Tamara, gadis yang terjatuh dari jendela kamarnya karena tersedak permen karet. Bukannya pergi ke akhirat, tetapi jiwanya malah nyasar di tubuh seorang putri bangsawan.

Second Life Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang