Bab 27

825 68 23
                                    

Tandai kalau ada typo

Happy Reading

☾︎──────°❀•°✮°•❀°──────☽︎

"Kau siapa?" tanya Realyn melihat pria itu memakai penutup wajah yang menutupi bagian mulut sampai hidungnya saja.

"Itu tidak penting. Yang terpenting, pergilah ke tempat yang aman sekarang," tekan pria itu dengan tatapan tajamnya.

"Tapi—"

Srettt!

"Argh!"

Pria yang menolongnya itu meringis kecil saat  bandit itu melukai lengannya saat dirinya sedang lengah.

Darah segar langsung merembes keluar membasahi bajunya. Dan Realyn rasa luka yang pria itu dapatkan jauh lebih parah darinya.

Bandit itu tertawa remeh, "Lihatlah, pahlawan yang sangat lemah," ucapnya yang mengundang tawaan dari kawanan bandit lainnya.

"Minggirlah, aku tidak mempunyai urusan denganmu!" ucap bandit itu memperingati pria misterius yang menyelamatkan Realyn.

"Tapi jika kau ingin mati bersamanya dan pergi ke neraka bersama gadis ini, tidak papa," sambungnya lagi diiringi dengan tawaan mengejek.

"Bukan aku yang mati, tapi kau yang akan menjemput ajalmu sendiri Pak Tua." Tekan pria itu.

Kemudian dengan gerakan secepat kilat pria itu melayangkan pedangnya dan memotong lengan kanan bandit itu.

Melihat tangan kanannya putus, bandit itu berteriak histeris. Ia tak sempat mengelak karena pria itu menyerangnya dengan sangat cepat. Ia menatap tangannya yang sudah tak utuh lagi, mengesampingkan rasa sakit yang ia rasakan, dengan penuh amarah ia mencoba mengambil pedang miliknya dengan tangan yang lain.

Namun sebelum itu pria misterius itu kembali memotong lengannya sebelum ia berhasil mengambil pedangnya.

Di tempatnya Realyn dengan jelas melihat adegan brutal tersebut. Sungguh, seumur hidupnya ini baru pertama kalinya ia melihat adegan mengerikan tersebut.

Biasanya ia hanya melihatnya lewat film atau drakor yang biasa ia tonton, tapi kini ia menontonnya secara langsung. Jujur ia merasa mual melihat darah dan potongan tangan milik bandit itu.

Sementara Bia yang merasakan peluang untuk melarikan diri tak menyia-nyiakannya. Dengan tenaga yang ia miliki Bia menyikut perut kedua bandit yang menahannya dengan sikutnya dan berhasil terlepas dari kedua bandit itu.

Lalu Bia dengan cepat berlari ke arah Realyn yang terlihat tidak baik-baik saja. Bia menopang tubuh Realyn yang hampir jatuh.

"Putri, bertahanlah." Bia menuntun Realyn menuju gerobak tempat di mana Rhyns dan ayah dari gadis itu untungnya masih baik-baik saja.

Bia mendudukkan Realyn di atas gerobak itu dengan hati-hati. Melihat lengan nonanya yang terluka tanpa pikir panjang Bia merobek bawah gaunnya dan menutup lengan Realyn yang terluka menggunakan gaunnya agar darah yang keluar tidak terlalu banyak.

"Rhyns, kau tidak papa kan?" tanya Bia yang dijawab anggukan kepala oleh gadis kecil itu.

"Nona, kita harus segera pergi dari sini," ucap Bia pada Realyn.

Dengan tubuh yang mulai lemah, Realyn mendongak menatap Bia. "Tapi Bia, pria itu—"

"Tidak perlu mengkhawatirkan pria itu Nona, saya yakin dia bisa mengurus bandit-bandit itu." Sesekali Bia melihat ke belakang di mana pria misterius itu menyerang bandit-bandit itu dengan tak berperasaan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 14, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Second Life Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang