24 - Sierra dan Wanita Misterius part. 1

1.6K 159 2
                                    

Ketika aku terbangun kembali di samping Ferdinand. Dini hari telah tiba. Gelapnya malam mulai terganti oleh warna biru gelap.

Aku ingat berada di Istana Fuhrer, istana khusus untuk Putra Mahkota.

Namun, aku tidak ingat bahwa Ferdinand tertidur di sisiku dengan air mata yang masih hangat.

Kuperhatikan telapak tangan, dan fokus mengalirkan sihir yang sudah lama tak digunakan. Secercah cahaya keluar dan menyebar di sekitar ranjang.

Aku pun meletakkan tangan di atas dahi Ferdinand. Mendoakannya mendapat mimpi yang lebih baik.

"Sierra ...." Ferdinand mengigau dan aku langsung mematung.

"Maaf ...." Sekali lagi setitik air bening jatuh di pipi lelaki tersebut. "Maafkan aku. Aku tidak ... Aku tidak ...."

"Shh." Aku mengecup puncak kepalanya dan meneruskan sihirku agar sampai ke alam bawah sadarnya.

Aku tidak pernah menyalahkan Ferdinand atas apapun yang terjadi. Negara kami sudah saling bermusuhan berabad-abad lamanya.

Wajar jika di kehidupanku yang pertama, dia menghabisi seluruh keturunan Kerajaan Northland sampai ke akar.

Jika harus berakhir kembali dipenggal oleh Ferdinand, aku sungguh rela.

Di kehidupan ke tiga ini, aku justru merasa lega karena Ferdinand berada di pihakku.

Mungkin dia pun memanfaatkan statusku sebagai seorang putri terakhir Northland. Aku tidak mengapa. Aku belum mengerti sepenuhnya, tetapi gema yang kurasakan di jantung ini nyata.

Aku mempunyai hutang yang besar pada Ferdinand. Entah apa itu maksudnya.

Setelah Ferdinand tenang dalam lelapnya, aku pun turun dari ranjang.

Aku harus bergegas ke kamar Lady Rosalia berada.

***

Istana Fuhrer berbeda jauh dengan Mansion White Lion.

Paling mencolok tentu saja ukuran lahannya. Masion White Lion tentu besar, tetapi Istana Fuhrer adalah raksasa.

Aku dipersilakan untuk menginap di ruang tamu dan mewahnya kalah jauh dengan yang ada di mansion. Perabotan dan bahkan lukisan sekali pun di dominasi oleh warna emas menyala. Menyebabkan Istana Fuhrer masih berkilau-kilau meski hari sudah gelap.

Aku berjalan menyusuri satu lorong ini sembari mengagumi sekitar. Juga mengalihkan pikiranku pada Ariana.

Aku masih tidak mengerti mengapa dia menginginkanku. Padahal di cerita Sleepless, peperangan akhir Ruthia bisa terjadi karena kekuatan Ariana sendiri. Oleh karenanya, Ariana disebut-sebut sebagai kandidat ratu Northland yang terkuat pada masanya.

Atau aku sendiri yang lagi-lagi tidak mengetahui detailnya?

Meski Sleepless adalah cerita kehidupan pertamaku sebagai Sierra, tetapi ia tidaklah memuat unsur yang lengkap.

Aku merasa tengah melewatkan sesuatu.

"Wahai gadis yang ada di sana, apa yang tengah kau risaukan?" Seorang wanita paruh baya dengan rambut lurus coklat berdiri di dekat air mancur di taman yang kulewati.

Dia mengenakan gaun tidur putih sederhana. Garis wajahnya lembut meski sudah termakan usia. Kurasa mungkin dia salah satu pelayan senior di Istana Fuhrer. Aku tidak bisa mengingat banyak orang ketika pikiranku kacau oleh kondisi Lady Rosalia.

Wanita itu kembali menegur.Dia menepuk sisi kosong di samping dudukannya.

Namun, aku menggeleng. "Saya harus pergi."

Sierra's Home [ TAMAT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang