Hal yang terakhir aku ingat sebelum jatuh pingsan adalah ... secangkir rebusan jahe-madu.
Lady Rosalia yang khusus menyediakannya agar aku tidak sengaja meminum alkohol di saat pesta ulang tahun Ferdinand.
Setelah itu apa ya?
Sekarang tiga hari berlalu dan perutku terasa ... kosong.
Ada bau darah di kamar ini. Aku tidak tahu dari mana asalnya.
Ada beberapa surat kabar terbuang di tempat sampah.
Isinya tentang aku. Atau menghina diriku. Atau memuji-muji diriku.
Aku tidak tahu mana yang betulan diriku. Semua artikel yang tertulis di sana ada yang palsu.
Tetapi tidak ada berita skandal tentang kehamilanku atau ... keguguranku.
Aku merobek semuanya. Aku benci semua yang mereka katakan tentang diriku.
Ferdinand bahkan tidak mengatakan apapun mengenai artikel berita ini. Hanya nama saja terus disebut.
Apa dia sungguh tak memiliki komentar apa-apa?
Bahkan Frederick dan Baginda Raja pun mendapat bagiannya.
Apa Ferdinand membenci semua surat kabar yang memuat tentang diriku?
***
Helena bertanya apa aku baik-baik saja?
Aku bertanya apa hari sudah pagi?
Helena berkata sudah siang.
Aku ingin bertanya di mana mereka mengubur anakku. Tapi tenggorokanku tak mengizinkannya.
Jadi aku hanya menyuruh Helena menyiapkan bak mandi. Jangan yang hangat. Dingin saja.
"Di mana Ferdi?" Suaraku seperti sudah menghilang pita suaranya.
Helena bilang, Ferdi tengah sibuk menyiapkan pasukan dan persediaan selama peperangan.
Aku ingin bertanya, apa Ferdinand tahu tentang anak kami?
Lagi-lagi tenggorokanku tak mengizinkan.
Jadi aku bilang pada Helena. Sampaikan padanya, untuk jangan mengkhawatirkan diriku.
Lagi pula tidak ada yang penting.
Helena sudah menyiapkan bak mandi.
Aku bilang aku ingin mandi sendiri. Jangan ganggu aku selama satu atau dua jam.
Aku hanya ingin sendiri.
Helena mengangguk dan pergi bersama pesanku untuk Ferdinand.
Anakku. Mungkin sudah takdirnya.
Sebenarnya ibunda punya firasat bahwa mungkin engkau adalah seorang perempuan.
Mungkin sudah takdirnya kau bukan sosok yang kuat untuk dunia yang keji ini.
Ibunda juga tidak kuat.
Air mandinya juga dingin.
Pertama, jemariku hanya berputar di atas air. Membuat riak-riak tak keruan.
Lalu kedua, kepalaku masuk ke dalam air. Aku memejamkan mata. Gelembung-gelembung keluar dari hidung.
Aku terkesiap dan keluar dengan napas memburu. Apa dua menit berlalu?
Tidak tahu.
Aku juga tidak puas.
Ketiga, kakiku masuk ke dalam bak. Tanpa melepas gaun tidur. Aku pun duduk bersandar. Aku mengusap perutku sendiri dan merindukan momen di mana aku tidak tahu nasib buruk akan menimpa anak ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sierra's Home [ TAMAT ]
Romance21+ "Aku mohon." Suaraku merendah. "Biarkan aku mati, Tuan Ferdinand. Aku hanya menginginkan malaikat kematian menjemputku ke alam baka. Jangan bawa aku ke Ruthia!" Ada yang aneh dengan cerita Sleepless yang kuingat. Sierra Edelweis Von Northland...