Abian kembali menatap kearah depan sana, dimana ada Keenan yang masih asik berbicara dengan temannya. Padahal tadi pagi pemuda itu sendiri yang mengatakan pada dirinya untuk menjemput dia tepat waktu karena pemuda itu ingin datang kesuatu tempat, tapi saat ia sudah datang tepat waktu pemuda itu malah asik sendiri dengan teman-temannya, ia sangat yakin jika Keenan tahu jika ia sudah datang sekarang karena pemuda itu berbicara dengan teman-temannya tepat didepan parkiran, seakan-akan pemuda itu ingin menunjukan sesuatu pada dirinya sekarang.
Cukup lama Abian memperhatikan itu semua, sebelum ia melihat Keenan memeluk dan juga mencium seorang pria yang terlihat tersenyum menyeringai menatap kearah teman-teman pemuda itu lainnya tanpa Keenan ketahui sama sekali, karena tak ingin hal yang tak diinginkan terjadi Abian langsung keluar dari dalam mobil sebelum berjalan cepat kearah dimana pemuda itu masih memeluk pria itu dengan sangat erat.
Kasar, Abian menarik Keenan dengan sangat kasar sehingga pelukan itu terlepas, pemuda itu langsung menatapnya dengan sangat tajam sebelum menyentak genggaman tangannya dilengan pemuda itu.
"Lo apa-apaan sih?"seru Keenan dengan nada yang sama sekali tak santai, membuat Abian mendatarkan tatapan miliknya, pemuda itu selalu saja bersikap seperti ini tanpa merasa takut sedikitpun pada dirinya.
"Pulang, jangan sampai saya memberitahu keluarga kalian apa yang tengah kalian lakukan barusan,"ujar Abian tanpa mempedulikan apa yang Keenan katakan karena gertakan pemuda itu sama sekali tak membuatnya takut atau pun segan.
"Bangsat! Lo nggak ada hak buat ngusir mereka sekarang, karena mereka teman-teman gue!,"ujar Keenan yang sekarang tengah menarik tangan Abian dengan kasar agar mau menatap kearahnya sekarang, jangan sampai pria itu melakukan hal yang bisa mempermalukan dirinya sekarang.
Abian terus mengabaikan semua perkataan dari Keenan, bahkan tarikan kasar pemuda itu barusan tak membuatnya menatap kearah pemuda itu, karena sekarang ia dalam suasana hati yang kurang baik.
"Pulang."
Abian kembali mengatakan itu semua, sekarang nada bicaranya mulai terlihat berbeda, membuat pria yang tadi mencium Keenan langsung pergi dengan menarik kedua temannya sehingga hanya menyisakan dirinya dan juga Keenan saja sekarang. Ia bisa melihat jika pemuda itu tengah mengepalkan kedua tangannya sekarang, ia tak peduli dengan itu semua karena sekarang ia dalam suasana hati yang sangat buruk.
Itu semua karena melihat seseorang yang selama ini ia jaga dengan baik, berciuman dengan orang lain dengan mata kepalanya sendiri. Mereka sudah bertunangan dua tahun yang lalu, ia mempunyai hak penuh atas Keenan, tapi pemuda tadi dengan pasrah membiarkan pria sialan itu menciumnya. Mungkin Abian akan gila jika disaat seperti ini ia akan terlihat baik-baik saja, karena ini semua sangat me-muak kan. Ia tak sesabar itu untuk selalu mengerti dengan semua yang Keenan lakukan.
"Puas? Lo udah puas bikin malu gue dihadapan temen-temen gue barusan?"ujar Keenan yang sekarang mulai berdiri dihadapan Abian, tatapan kedua mata bulat itu mengarah pada pria dihadapan dirinya dengan tatapan tak suka sama sekali. Ia sangat membenci seseorang yang ikut campur dalam semua hal didalam hidupnya.
Abian menatap kearah pemuda yang hanya tinggi sebatas dadanya itu dengan senyuman menyeringai sama seperti pria tadi, dengan kasar ia mencengkam kedua pipi Keenan membuat kedua mata pemuda itu melotot karena Abian yang ia kenal tak pernah bersikap kasar atau pun memberi dirinya senyuman cabul seperti ini.
"Kamu suka ditatap seperti ini hm? Tatapan sayu, senyuman penuh arti, gerakan cepat? Kamu menyukai ini semua? Pria yang kamu sebut teman tadi menciummu tapi kamu hanya diam? Kita sudah berteman lama sebelum pertunangan ini tapi saya tak pernah mencium kamu dengan lancang seperti tadi, jika pun saya melakukan itu semua sepertinya kamu tak akan menyukai itu semua. Tapi apa yang barusan saya lihat? Kamu hanya pasrah?"ujar Abian dengan melepaskan cengkaman tangannya, ia tak ingin menyakiti pemuda yang selama ini ia jaga dengan sangat baik agar tak terluka sedikit pun.
Keenan segera menatap kearah lain, kenapa saat Abian memperlakukan dirinya seperti ini ia tak suka? Pria itu selalu memperlakukan dirinya dengan sangat baik, tapi barusan? Apa ini sifat Abian yang sebenarnya.
"Kamu masih ingin berada disini? Menunggu orang lain datang dan menciummu seperti tadi? Atau ingin menunggu orang-orang datang agar bisa melihat kita berdua disini?"ujar Abian saat melihat Keenan hanya diam, suasana hatinya masih kurang baik. Ia tak ingin sampai berkata hal lebih lagi pada pemuda itu, atau bahkan menyakitinya karena ia tak ingin melakukan itu semua.
Keenan langsung berjalan kearah mobil dengan cepat sebelum masuk kedalam sana, membuat Abian melakukan hal yang sama setelah pemuda itu masuk kedalam mobil.
Didalam mobil hanya ada keheningan yang terjadi, karena Keenan hanya menatap kearah jendela mobil tanpa berniat menatap kearah Abian, atau membuka pembicaraan apapun. Ia merasa semakin muak dengan pria itu, selama dua tahun ini ia sudah menahan semuanya atau bahkan berpacaran dengan orang lain agar rasa muak nya terhadap Abian menghilang, tapi pria itu selalu ikut campur dengan semua hal yang ia lakukan. Pria itu selalu jadi benalu didalam hidupnya, ia bukan merasa nyaman karena ini semua, ia malah merasa muak dan juga benci.
Sedangkan Abian hanya diam karena mereka tak sedekat itu sekarang sehingga akan berbicara setiap harinya satu sama lain, ia bisa menebak jika pemuda itu akan semakin tak menyukai dirinya karena ini semua. Ia tak peduli untuk itu semua, karena sekarang pemuda itu sudah menjadi tunangannya, tak seharusnya ia membiarkan miliknya bebas seperti itu apa lagi disentuh-sentuh orang lain seenaknya saja.
Ia bahkan tak mengatakan tentang hadiah yang tadi ia belikan untuk Keenan karena merasa sangat kesal sekarang, ia sudah berharap pemuda itu akan menyambut kedatangannya atau bersikap seperti biasanya agar ia bisa memberikan hadiah yang sempat ia beli tadi, tapi semuanya malah menjadi seperti ini. Sangat jauh dari rencana awalnya.
Keenan menatap kearah samping sebentar untuk mengambil tas yang sempat ia lempar tapi, sebelum tatapan itu mengarah pada satu kotak yang cukup menarik perhatiannya. Ia penasaran dengan isinya tapi gengsi untuk bertanya pada Abian, karena pria itu sudah membuatnya kesal tapi jika tak bertanya ia tak akan tahu kan? Ia merasa bingung, biasanya Abian akan membelikan dirinya sesuatu yang sulit untuk ia tebak, entah kalung, jam tangan, pakaian mahal, selalu ada kejutan hanya saja entah kenapa ia merasa muak dengan Abian, walaupun setiap hadiah yang pria itu berikan pasti selalu ia terima dengan senang hati.
Ia belum bekerja, jadi untuk mendapatkan semua itu secara gratis merupakan kesenangan tersendiri, walaupun ia tak menyukai orang yang memberi semua itu.
Bersambung..
Votmen__
#kata² untuk Keenan=
KAMU SEDANG MEMBACA
Dunia-nya Abian {Sequel Responsibility} END✔
Romantik"Saya yang sangat mencintainya dengan dalam. yang selalu menjaganya dengan baik, selalu berusaha membuatnya merasa bahagia. Selalu menyukai semua hal tentangnya. Tapi kenapa dia tak pernah melihat itu semua? Semua yang saya lakukan seperti angin lal...