25

813 59 1
                                    

"Jadi selama ini kamu tak tahu tentang keluarga Gibran? Kedua orang tuanya sudah lama bekerja diluar negeri, dan dia hanya tinggal sendirian disini karena sudah terlanjur bersekolah disini,"ujar Abian setelah mendengar cerita Keenan, ia mengira pemuda itu tahu semua hal tentang Gibran karena mereka pernah berpacaran, tapi itu semua ternyata salah.

Keenan menggeleng, "gue nggak pernah tau tentang itu semua, karena dulu setiap kali ingin bertemu dengan kedua orang tuanya, pasti dia bakalan ngelarang gue dengan alasan jika kedua orang tuanya sedang sangat sibuk. Gue baru tau semuanya sekarang, karena selama ini nggak ada yang kasih tau gue. Lo tau banget ya semua tentang dia,"ujar Keenan dengan nada berbeda diakhir kalimat, memang tak ada yang memberitahu dirinya termasuk Abian sekali pun.

Abian yang mendengar itu semua langsung tersenyum tipis, entah kenapa ia merasa jika Keenan tak suka jika dirinya mengatakan semua hal tentang Gibran, mungkin karena sudah tahu tentang semuanya maka dari itu sikap pemuda itu terlihat berbeda sekarang.

"Saya bertemu dengan dia sebelum kamu kembali dari luar kota. Kebetulan waktu itu saya sering datang ke kampus karena ada urusan dengan pihak kampus, disana kami sering bertemu bahkan beberapa kali berbicara berdua, karena kamu tahu sendiri jika saya cukup gampang akrab dengan orang lain kan? Walaupun itu hanya sekedar akrab saja tak lebih. Saya mengira dengan itu semua, tak mungkin ada hal yang aneh terjadi, tapi nyatanya itu semua salah saat melihat Gibran dengan beraninya menyatakan cintanya sama saya setelah beberapa bulan kami kenal, dia mengatakan jika dia telah jatuh cinta sejak pertama kali kami bertemu dan saya merupakan cinta pertamanya,"

Abian menarik tangan Keenan untuk ia genggam saat melihat pemuda itu terlihat mendengarkan dirinya dengan sangat baik sekarang.

"Dia mengatakan semuanya, tentang seberapa besar cintanya untuk saya. Namun pada saat itu saya sudah sangat mencintai kamu dan masih menunggu kepulanganmu dari luar kota. Saya menolaknya dengan baik-baik, alasan yang saya berikan cukup bagus karena saya mengatakan jika saya sudah menunggu seseorang yang saya cintai untuk kembali dan tak bisa membalas cinta yang dia berikan. Dia menerima semua itu dengan baik tanpa harus melakukan drama apapun, dan saya merasa itu semua telah selesai sampai disana saya. Tapi nyatanya dia kembali, mendekati kamu dan kalian berpacaran. Mengetahui fakta itu membuat saya merasa syok, dulu saya telah menolak dia dan sekarang dia mengambil seseorang yang sangat saya cintai,"

Abian menatap kembali kedua mata bulat Keenan yang masih menatapnya sampai sekarang.

"Kamu tahu kenapa saya membiarkan kamu tetap bersama dengannya padahal saya tahu dia siapa?"tanya Abian saat melihat Keenan hanya diam saja sejak tadi, takutnya mood pemuda itu sedang tak baik sehingga tak ingin ia membahas semua ini sekarang.

Keenan menggeleng dengan polosnya mendengar pertanyaan itu semua, ia masih fokus mendengarkan cerita yang pria itu berikan, tapi Abian malah memberinya pertanyaan. Semuanya terasa kurang seru!

"Karena saya ingin melihat seberapa besar cinta yang kamu miliki untuknya. Jika memang tak ada kemungkinan lagi, mungkin saya yang akan memilih mundur walaupun itu sangat menyakitkan. Tapi nyatanya takdir mengatakan hal yang berbeda dengan melakukan ini semua, bisakah saya berharap jika ini semua memang takdir kita berdua? Saya merasa jika memang kita berdua ditakdirkan untuk bersama,"ujar Abian setelah melihat jawaban yang Keenan berikan.

"Takdir yang lo maksud sudah menyakiti lo sehingga bisa mendapatkan luka ini, apa semua ini setimpal?"tanya Keenan setelah cukup lama diam sejak tadi.

Abian tersenyum, setiap kali mendengar pertanyaan pemuda itu. Ia selalu merasa jika mendapatkan pertanyaan dari anak kecil yang ingin tahu tentang semua hal baru yang ada di dunia ini.

"Semuanya setimpal. Setiap orang yang mencintai seseorang, maka dia harus berani mendapatkan luka, karena cinta itu luka. Jika memang kamu bisa sembuh dari luka itu, maka kamu bisa mendapatkan cinta yang selama ini kamu inginkan, tapi jika tak bisa sembuh maka katakan selamat tinggal untuk cintamu karena itu semua akan pergi. Saya yakin dengan seiring berjalannya waktu, kamu akan mengerti dengan semua yang saya katakan sekarang."

Keenan menganguk walaupun dirinya sama sekali tak mengerti dengan apa yang Abian katakan, selama ini ia hanya mencintai seseorang tanpa memikirkan semua itu. Ternyata arti dari sebuah cinta seperti ini, karena selama ini ia tak pernah tahu. Ia hanya tahu jika jantungnya berdetak dengan sangat kencang dan juga dirinya merasa malu, maka itu semua cinta.

****

Kedua mata bulat Keenan terus menatap kearah Abian yang baru saja keluar dari dalam kamar mandi, tadi ia sempat menawarkan diri untuk membantu pria itu mandi karena sudah pasti dengan posisi lengan terluka, maka akan sulit untuk membersihkan diri bukan? Tapi dengan cepat Abian langsung menolak tawaran yang ia berikan membuat Keenan kesal sendiri, demi apapun ia hanya ingin membantu, bukan ingin hal yang lainya.

"Kenapa? Kamu marah karena tak bisa membantu saya mandi? Kamu ternyata cukup cabul dari yang saya kira,"ujar Abian dengan senyuman miliknya, melihat wajah masam pemuda itu seperti hiburan sendiri untuknya karena entah kenapa itu terlihat sangat menggemaskan.

Keenan semakin cemberut, apa-apaan?! Kenapa Abian malah mengatakan jika dirinya cabul karena tak bisa melihat pria itu mandi? Omong kosong apa itu?

"Heh! Enak aja! Gue cuman mau bantuin lo aja kok! Nggak lebih dan nggak kurang sama sekali!"seru Keenan, ia tak ingin difitnah begitu saja! Dimana-mana pihak atas lah yang cabul, bukan pihak bawah!

"Kalau cuman mau bantuin saja, kenapa kamu terlihat sangat marah dan juga kesal saat saya katakan kamu cabul?"ujar Abian dengan ikut merebahkan dirinya disamping pemuda itu.

Keenan terdiam, ia malas mengikuti permainan pria itu karena itu semua bisa membuatnya darah tinggi! Kesabarannya terlalu tipis untuk bercanda!

"Saya lupa mengatakan, jika tadi ayah memberi kabar jika besok mereka akan datang kesini untuk membicarakan tentang pernikahan kita. Saya merasa ini terlalu cepat, tapi ayah bilang ini semua sudah sangat bagus karena selama acara berlangsung kamu libur kuliah kan? Jadi itu waktu yang pas untuk kita menikah nantinya. Mungkin besok mereka akan mengatakan secara detailnya, bagaimana semuanya akan berjalan."ujar Abian setelah terjadi keheningan beberapa saat, membuat Keenan menganguk.

Pemuda itu hanya akan mengikuti apa yang menurut kedua orang tuanya baik untuk dirinya, karena pilihan mereka tak pernah salah.

Bersambung...

Votmen_

Dunia-nya Abian {Sequel Responsibility} END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang