32

1.5K 74 10
                                    

Keenan tersenyum menatap kearah Abian yang terlihat datang saat acara wisudanya, ia tersenyum senang saat tahu suaminya itu menyempatkan diri untuk datang disela-sela kesibukannya yang super banyak di kantor akhir-akhir ini. Ia mengira suaminya itu tak akan datang karena banyak urusan, tapi saat sadar akan sesuatu ia kembali tersenyum, ia lupa jika suaminya itu pernah mengatakan jika dirinya bagian dari hidup Abian, jadi mana mungkin pria itu akan melewatkan semua acara ini sekarang, ia merasa sangat beruntung mempunyai Abian sebagai suaminya sehingga sering kali mengatakan pada beberapa temannya, jika ia sangat beruntung memiliki Abian sekarang.

Ia turun dari atas panggung setelah acara itu selesai, berjalan kearah suaminya yang terus saja memerhatikan dirinya sejak tadi, ia sedikit berlari sebelum memeluk suaminya itu dengan sangat erat, mengabaikan tatapan orang-orang yang mengarah pada mereka berdua sekarang, karena walaupun pasangan sesama jenis sudah banyak di negara ini namun tetap saja ada beberapa orang yang masih tak menyukai hal seperti ini.

"Mas datang kesini? Aku tadinya mengira mas nggak akan datang karena terlalu sibuk di kantor, tapi saat melihat mas secara langsung sekarang, aku ngerasa seneng banget!"ujar Keenan yang sekarang mulai mengganti perkataannya untuk Abian, setelah mereka menikah satu tahun lebih ini. Ia sudah mulai belajar mengatakan semua itu walaupun terkadang masih saja lupa.

Abian tersenyum tipis melihat reaksi yang diberikan oleh Keenan sekarang, setelah mereka menikah satu tahun lebih sekarang, ia mulai merasakan perubahaan didalam diri pemuda itu, mulai dari perkataannya yang mulai melembut, sikap manjanya yang semakin tinggi, selalu mengerti dengan apa yang ia katakan, mudah diberi nasehat. Ia merasakan semua perubahaan itu karena sudah tinggal bersama dengan si manis cukup lama, hampir empat tahun sejak mereka bertunangan.

"Mas tak mungkin melewatkan acara yang sangat penting ini, walaupun sebanyak apapun kerjaan yang ada didalam kantor. Dunianya mas Abian jauh lebih penting dari apapun itu,"ujar Abian dengan memberikan buket bunga yang sangat indah pada Keenan.

Pemuda itu tersenyum sebelum menarik tangan suaminya itu untuk segera keluar dari gedung ini sekarang, semua acaranya sudah selesai dan karena ada Abian yang datang sekarang, ia memutuskan untuk membawa suaminya itu pergi karena banyak gadis-gadis yang terus memperhatikan Abian dengan tatapan lapar, ia ingin sekali mencongkel mata para gadis yang sudah berani menatap miliknya secara terang-terangan itu!

Sedangkan Abian yang paham akan semua itu, hanya bisa tersenyum karena ia sadar jika sejak masuk tadi banyak para gadis yang memerhatikan dirinya, ia mengira pemuda itu tak akan sadar, tapi nyatanya itu semua salah melihat tingkah yang sekarang si manis tunjukan membuatnya sadar jika sejak tadi Keenan juga menyadari itu semua.

"Yang liatin mas terus pada kenapa sih? Udah tau mas lagi sama istrinya masih aja diliatin, emang kalo pelakor mah nggak mandang cowoknya udah punya istri atau belom!"ujar Keenan saat mereka sampai di area parkiran, membuat Abian langsung menarik dengan pelan hidung mancung pemuda itu, ia merasa gemas sendiri melihat tingkah pemuda itu yang terlihat sangat menggemaskan saat tengah marah seperti sekarang.

"Mau mereka liatin mas sampai besok atau seminggu, mas nggak bakalan melihat kearah mereka. Kamu tahu sendiri kan seberapa bucinnya mas sama kamu? Jadi kamu tak perlu merasa cemas saat mereka menatap mas seperti tadi, toh mas tak menyukai mereka, apa lagi mereka perempuan. Mas hanya ingin kamu saja, bukan orang lain,"ujar Abian dengan tersenyum menatap kearah Keenan, ia menarik pemuda itu agar masuk kedalam dekapan hangat miliknya, karena bagaimana pun ia tahu jika sikap pemuda itu masih suka meledak-ledak saat miliknya diganggu orang lain.

Ia mengerti dengan ke-khawatiran pemuda itu sekarang, mungkin Keenan tak ingin ia berpaling dengan orang lain atau menyukai orang lain, padahal ia hanya menyukai pemuda itu saja, bukan orang lain. Ia hanya menyukai Keenan seorang.

Keenan tersenyum mendengar itu semua, ia membuka pintu mobil milik Abian sebelum memasukan buket bunga kedalam sana. Menatap kembali kearah suaminya itu sebelum menarik Abian agar mengikuti dirinya lagi, Abian hanya diam saja mengikuti apa yang ingin pemuda itu lakukan sekarang karena hari ini ia mengambil cuti seharian.

*****

Keenan terdiam saat mereka sampai disalah satu tempat yang pernah ia datangi sebelumnya, dulu ia hanya sendirian datang kesini karena Gibran sedang sibuk waktu itu, sehingga ia datang kesini sendirian. Tapi sekarang saat ia kembali kesini, ia membawa orang lain yang selama ini sudah bersamanya, ia mengerti sekarang kenapa dulu takdir tak membuat Gibran pergi bersama dengannya karena ini tempat para pasangan yang memang sudah mempunyai ikatan berada, membuat nama mereka di kertas yang ada dengan harapan pernikahan mereka akan bertahan lama sampai maut memisahkan, ia tahu setiap orang yang pernah datang kesini pasti tak mendapat masalah dalam pernikahannya sehingga menyebabkan perceraian, tempat ini menjadi pertanda betapa abadinya sebuah cinta.

"Mas tahu tempat ini? Ini tempat para pasangan yang sudah menikah datang, menulis nama mereka disini dengan harapan rumah tangga mereka akan selalu baik tanpa masalah yang sulit datang, sekarang aku mengajak mas kesini untuk menulis nama kita. Aku memiliki harapan yang sangat luar biasa tentang pernikahan kita walaupun awalnya semuanya terlihat sangat buruk, tapi aku ingin endingnya baik dan juga bahagia,"

Abian terdiam, ia tahu tempat ini hanya saja ia tak pernah berharap akan datang kesini karena tak ingin Keenan merasa aneh, tapi sekarang saat melihat ini semua, ia merasa sangat senang.

"Mari kita akhiri semuanya dengan baik,"ujar Abian dengan mengeluarkan pulpen yang selalu ia bawa, menulis namanya dan juga nama Keenan disana.

{ABIAN AXEL ALUCAS AND KEENAN LAMUEL}

Keenan tersenyum sebelum memeluk suaminya itu dengan sangat erat sekarang, ia merasa sangat-sangat bahagia sekarang sehingga tak bisa mengatakan betapa bahagianya dirinya. Semuanya terlalu membahagiakan sehingga sulit untuk menjabarkan semuanya dengan detail.

Ia merasa sangat bahagia bisa bersama dengan Abian, walaupun untuk ini semua pria itu harus merasakan rasa sakit yang luar biasa karena perbuatannya, tapi sekarang ia berjanji akan memperbaiki semuanya sampai nanti Abian akan merasa sangat bahagia sehingga luka yang ada bisa dengan perlahan sembuh walaupun membutuhkan waktu yang lama.

"Kami merasa sangat bahagia sekarang. Awal yang buruk belum tentu menjadi akhir yang buruk juga. Usaha tak pernah menghianati hasil, hanya saja butuh waktu untuk mendapatkan itu semua."

Selesai

Dunia-nya Abian {Sequel Responsibility} END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang