3

1K 77 13
                                    

Keenan terus menatap kearah kotak itu, karena demi apapun rasa penasarannya jauh lebih besar dari pada rasa kesal dan juga marahnya tadi.

Ia merasa penasaran apa yang tengah Abian beli didalam sana, karena kotak itu terlihat cukup besar dan belum pernah ia lihat sebelumnya, mungkin jika kejadian tadi tak terjadi, sekarang ia sudah bisa melihat apa yang tengah pria itu belikan untuknya, tapi apa boleh buat semuanya sudah terjadi sekarang.

Keenan juga lupa jika tadi pagi ia sempat meminta Abian untuk menjemputnya ke kampus, sehingga tadi saat kekasihnya ingin mereka berbicara sebentar ia langsung setuju tanpa tahu jika mobil pria itu sudah ada disana, tepat didepan dirinya yang tengah berciuman tadi.

Sekarang Abian tahu tentang dirinya yang tengah dekat dengan seseorang dan juga sudah berciuman dengan orang itu. Pantas saja perkataan pria itu terdengar sangat berbeda tadi, ternyata karena masalah ini semua, ia baru menyadari itu semua. Lagi pula selama ini ia tak pernah menganggap mereka bertunangan karena itu semua hanya untuk Abian, sedangkan dirinya tidak karena saat semua itu terjadi ia sama sekali tak mengatakan jika dirinya setuju.

Jadi saat semua ini terjadi, Abian tak berhak merasa marah karena ini semua terjadi karena pria itu sendiri, bukan salahnya jika melakukan ini. Lagi pula ini hak nya ingin mengambil jalan seperti ini karena setiap orang berhak menentukan pilihannya sendiri tanpa harus ditentukan oleh orang lain seperti dirinya sekarang, ia merasa seperti jadi boneka yang hanya bisa pasrah saat hidupnya diatur seperti ini, ia tak ingin menjadi boneka seperti itu.

Atensi Keenan kembali kearah kotak itu setelah cukup lama berpikir dengan pikirannya sendiri, ia masih penasaran dengan isi kotak itu.

"Lo beli apaan?"ujar Keenan pada akhirnya, ia tak tahan menahan rasa penasarannya karena itu semua sangat sulit.

Tak ada jawaban apapun, karena Abian masih fokus menyetir tanpa terusik sedikitpun dengan perkataan yang ia berikan, membuat Keenan mendengus dengan keras.

Abian tersenyum kecil tanpa disadari oleh Keenan, sejak tadi ia memperhatikan semua yang pemuda itu lakukan, dari menatap kearah jendela, menatap kearah kotak hadiah yang ia beli tadi, terdiam beberapa saat dengan wajah bingungnya, sebelum menatap kearah kotak hadiah itu lagi. Itu semua tak lepas dari pandangannya, membuat Abian tersenyum tipis, apa lagi saat mendengar suara pemuda itu. Ia sangat tahu jika Keenan memiliki rasa penasaran yang sangat luar biasa, maka dari itu ia merasa senang saat melihat hadiah yang ia beli tadi ada disana, ia mempunyai alasan untuk berbicara dengan pemuda itu sekarang, karena suasana hatinya sudah membaik, ia tak bisa berlama-lama bersikap cuek pada si manis karena itu hal yang susah.

Abian masih terus fokus menatap kearah depan, sebelum membelokan mobilnya kearah parkiran yang ada di kantornya, karena ia akan berdiam diri disini dulu untuk memberikan hadiah yang sempat ia beli tadi.

Keenan langsung merasa bingung saat Abian berhenti di kantor pria itu, ia sedang tak ingin datang kesini karena banyak orang yang penasaran dengan dirinya, dan memberikan banyak pertanyaan. Ia benci ikut kesini karena banyak orang kepo.

"Berikan tanganmu,"ujar Abian seperti biasa, saat ingin memberikan hadiah untuk Keenan.

Pemuda itu langsung mengulurkan tangannya saat mendengar itu semua, wajah itu sengaja ia tekuk agar Abian tak bersikap seenaknya karena tahu ia tengah marah sekarang, ia marah besar sekarang!

Abian mengambil kotak hadiah yang sempat ia beli tadi, membuka kotak itu sebelum mengeluarkan gelang berlian yang sangat bagus menurut Keenan yang sekarang mulai menatap kearah gelang itu dengan tatapan berbinar, ia tak jadi marah!

"Abiken?"tanya Keenan saat melihat gelang itu mempunyai nama, yang menambah kesan indahnya, namun ia tak tahu arti nama itu karena hanya Abian yang tahu semua itu karena pria itu yang membeli itu semua.

Abian tersenyum, membuat Keenan terdiam karena pria itu selalu memberikan senyuman untuknya, hanya tadi saat pria itu bersikap kasar membuat ia terdiam karena ini semua baru pertama ia lihat, sedangkan sifat ramah dan harmonis pria itu sudah sering ia lihat seperti sekarang, hampir saja ia mengira jika Abian orang lain karena tadi pria itu seperti orang lain.

Abian mengeluarkan gelang itu, memasangnya dipergelangan tangan kecil Keenan yang terlihat sangat pas dan juga cantik sekarang.

"Abiken, 'Abian dan juga Keenan' gelang ini saya pesan saat kita resmi bersama satu tahun yang lalu, hanya saja sekarang baru selesainya. Maka dari itu sekarang saya baru bisa memberikan ini semua sama kamu."tutur Abian dengan mengelus gelang yang ada dipergelangan tangan kecil Keenan dengan sangat pelan.

Keenan terdiam menatap kearah gelang itu, ia tak menyangka ini semua. Sebelum ini Abian selalu memberikan dirinya barang yang tak memiliki nama seperti ini tapi sekarang ini sangat berbeda. Entah kenapa setiap sikap manis pria itu berikan padanya, ia merasa biasa saja. Seakan-akan itu hal biasa karena Abian selalu melakukan ini semua untuknya, mungkin ia merasa bosan karena setiap hal yang pria itu lakukan seperti mengulang semuanya terus-menerus, ia ingin hal yang baru, sehingga saat Abian bersikap manis, reaksi biasa yang akan ia berikan.

"Kamu bisa melepas atau pun membuangnya jika mau nanti. Saya tak akan keberatan untuk itu semua, ini saya pesan hanya sebagai tanda jika memang saya serius ingin bersama denganmu. Menjagamu dengan baik agar tak salah langkah."ujar Abian saat tak melihat reaksi apapun dari Keenan.

Pemuda itu biasanya akan mengucapkan terima kasih atau hal yang bisa menghargai apapun yang ia berikan, tapi saat melihat Keenan terdiam seperti sekarang, ia merasa jika pemuda itu tak menyukai gelang yang sekarang ia berikan, mungkin karena ada namanya disana, Keenan memang tak ingin terikat dengan hal apapun yang berhubungan dengan dirinya. Seharusnya ia tahu semua ini sejak awal sehingga tak harus membuat ini semua, karena itu hanya akan sia-sia saja.

Abian melepaskan tangannya dari pergelangan tangan Keenan setelah mengatakan itu semua, ia kembali menghidupkan mobil miliknya untuk segera mengantar Keenan pulang karena ia akan kembali ke kantor agar pikirannya lebih tenang.

Entahlah, ia merasa tak dalam suasana hati yang baik akhir-akhir ini, mungkin dirinya sudah lelah dengan apa yang terjadi selama dua tahun ini karena semua yang ia lakukan hanyalah hal yang membuang-buang waktu saja. Ia merasa semua itu tak pernah di hargai sedikitpun.

Bersambung...

Votmen_

Dunia-nya Abian {Sequel Responsibility} END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang