20

861 63 3
                                    

Dengan senyuman yang masih tertahan sejak tadi, Keenan segera beranjak mendekati Abian yang sekarang kembali masuk kedalam rumah, ia mengambil tempat duduk disamping pria itu dengan senyuman miliknya.

"Bagaimana kalian sudah bicara?"tanya Zain dengan senyuman kecil miliknya, ia bisa melihat raut wajah berbeda dari anaknya saat masuk kedalam rumah tadi, mungkin kah semuanya sudah membaik sekarang? Mereka bisa bersama-sama lagi tanpa harus bersikap cuek satu sama lain lagi, ia ikut merasa senang saat mendengar jawabab yang Keenan katakan tadi.

Abian menganguk, sebelum menatap kearah Keenan sebentar, ia ingin mengatakan sesuatu namun ingin melihat apakah pemuda itu setuju atau tidak, saat melihat Keenan seakan-akan mengatakan jika dia setuju, Abian langsung kembali menatap kearah kedua orang tua mereka.

"Kami sudah bicara tadi. Aku sempat merasa jika Keenan hanya berpura-pura saja untuk menyetujui semuanya, maka dari itu aku meminta izin untuk berbicara dengan Keenan tadi. Kami setuju dengan apa yang akan kalian lakukan nantinya, karena sudah pasti apa yang kalian lakukan itu hal yang terbaik untuk kami berdua."ujar Abian dengan tersenyum menatap kedua orang tuanya, ia tak mungkin mengatakan semuanya dengan sangat jujur, karena itu sama saja dengan melukai hati kedua orang tua mereka nantinya, ia tak ingin itu semua sampai terjadi.

"Kalian setuju dengan rencana pernikahan ini?"tanya Ello sekali lagi, karena ia merasa begitu banyak keraguan dari nada bicara anaknya itu tadi saat Keenan memberikan keputusannya.

Ia tak ingin memaksakan anaknya itu jika memang Abian tak ingin melanjutkan ini semua, karena mungkin saja terjadi kesulitan selama dua tahun ini yang sama sekali tak ia ketahui sama sekali. Untuk sekarang ia akan mencoba memikirkan perasaan anaknya itu karena sejak kecil Abian selalu menurut setiap kali diberi nasehat sesuatu, ia ingin anaknya itu sekarang mengatakan ketidaksukaannya jika memang Abian tak suka.

Abian menatap kearah Keenan sebelum menganguk, mereka menganguk bersama, tak ada alasan lagi untuk menolak pernikahan ini karena mereka berdua sudah setuju.

"Baiklah, nanti ayah akan membicarakan tanggal bagusnya dengan papa-nya Keenan, jika semuanya sudah disusun dengan baik maka kita akan melakukan pertemuan lagi nantinya."ujar Zain dengan tersenyum, ia masih ikut merasa senang saat melihat anaknya itu sekarang, akhirnya perjuang Abian membuahkan hasil yang sangat luar biasa.

*****

Setelah kedua orang tua mereka pamit untuk pulang setelah berbincang bersama-sama tadi, sekarang hanya tinggal Abian dan juga Keenan dirumah ini. Duduk diruang tengah dengan keheningan yang terjadi, Abian sejak tadi menatap kearah Keenan beberapa kali namun pemuda itu tak mengatakan hal apapun, membuat ia merasa ragu ingin mengatakan apa yang sejak tadi mengganggu pikirannya.

"Keen? Bagaimana dengan kekasihmu nantinya? Apa perlu saya yang bicara secara langsung dengannya agar semuanya lebih mudah?"tanya Abian setelah cukup lama terdiam, semua ini menggangu pikirannya sejak tadi karena ia merasa penasaran bagaimana dengan kekasih pemuda itu nantinya.

Keenan yang sejak tadi terdiam karena bingung ingin mengatakan apa langsung menatap kearah Abian saat mendengar pertanyaan itu, ia sudah memikirkan semuanya sebelum mengambil keputusan ini jadi semuanya bisa dengan mudah ia jalani.

"Sebelumnya gue udah pikirin semuanya baik-baik, tentang bagaimana  cara agar membuat Gibran bisa mengerti karena bagaimana pun diantara kami berdua tak ada masalah yang terjadi, jadi akan sangat aneh jika gue langsung memutuskan dia begitu saja 'kan? Tapi gue harus mengatakan semua itu sendiri, dengan baik-baik nantinya karena gue yakin jika dia akan mengerti. Walau pun sulit sih sepertinya karena Gibran orang yang mudah tak percaya dengan perkataan serius gue, karena gue keseringan bercanda."ujar Keenan dengan mengatakan semua hal yang sudah ia pikirkan sejak semalam, semuanya sudah sangat matang jadi nanti tak akan terlalu sulit jika bicara secara langsung dengan Gibran.

"Jika nanti kamu mengalami kesulitan, maka beritahu saya saja nanti. Saya akan membantu kamu menjelaskan semuanya."

Keenan menganguk, ia menunduk setelah itu semua. Entah kenapa semuanya terasa sedikit canggung sekarang, ia merasa gugup jika ingin mengatakan hal apapun dengan Abian sekarang, padahal biasanya ia akan langsung berkata hal yang diluar nalar tanpa merasa canggung sedikit pun, tapi sekarang?

"Kamu masuk kuliah siang ini kan? Nanti saya akan mengantar kamu, sekalian berangkat ke kantor seperti biasanya."

Abian kembali membuka suara, ia merasa jika pemuda itu sedikit merasa gugup sekarang, karena jika pemuda itu gugup maka kedua tangannya akan bertaut, ia tahu itu semua. Tapi kenapa Keenan harus merasa gugup? Bukan kah mereka sudah bersama selama dua tahun ini lalu apa yang membuat pemuda itu merasa gugup? Apa karena mereka akan menikah sehingga membuat pemuda itu merasa gugup seperti sekarang?

Kenapa Keenan bersikap sangat manis sekarang, ia merasa semakin mencintai pemuda itu sekarang. Semuanya terasa sangat luar biasa, karena sekarang Keenan memilihnya, ia sama sekali tak bisa membayangkan ini semua dulu karena ia tahu betul seberapa cintanya pemuda itu dengan kekasihnya, tapi nyatanya takdir mengatakan hal yang berbeda sekarang.

Keenan menganguk dengan pelan sebelum beranjak dari sana tanpa mengatakan hal apapun itu, demi apapun rasanya sangat gugup sehingga bernapas dengan baik saja rasanya sangat sulit. Ia sendiri merasa heran kenapa sekarang dirinya berubah menjadi pemalu? Tak seperti biasanya ia akan malu-malu kucing seperti saat ini, apa mungkin efek karena dirinya sudah mau belajar mencintai pria itu?

****

Keenan menatap kearah samping saat mereka sampai diarea parkiran yang ada di kampusnya, setelah acara malu-malu kucing tadi sampai sekarang ia belum berbicara pada pria itu karena masih merasa gugup, tapi semua ini tak mungkin berlangsung lama kan? Dirinya akan sama saja seperti dulu jika bersikap cuek lagi, padahal ini semua bukan karena kemauannya sendiri, melainkan karena sifat malu-malunya muncul sehingga semua ini bisa terjadi.

"Em ... nanti jemput gue kayak biasanya ya, atau nanti kalau gue pulangnya telat gue bakalan kasih tau lo,"ujar Keenan dengan menatap kearah lain, ia berusaha membuka suara agar Abian tak salah paham nantinya.

"Baiklah. Seperti yang kita bicarakan tadi, kalau kamu mendapatkan kesulitan saat menjelaskan semuanya, kamu bisa meminta bantuan saya nantinya, karena saya akan dengan senang hati membantu kamu."ujar Abian dengan mengelus rambut Keenan, ia mengerti apa yang tengah terjadi pada pemuda itu sekarang.

Keenan masih merasa malu sampai sekarang, ia tak menyangka jika pemuda itu ternyata bisa merasa gugup juga, melihat betapa diluar nalarnya setiap perkataan pemuda itu dulu.

Bersambung..

Votmen_

Dunia-nya Abian {Sequel Responsibility} END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang