11

756 66 8
                                    

Abian melangkah kan kakinya masuk kedalam rumah, tatapan itu mengarah pada ruang tengah yang terlihat sangat sepi, biasanya Keenan akan berada disana menonton tayangan yang ada ditelevisi, tapi sekarang disana terlihat sangat kosong. Ia kembali melangkah kearah kamar, mungkin saja pemuda itu kembali tidur karena sekarang libur, mungkin saja kan?

Saat sampai didalam kamar mereka, disana juga terlihat sangat kosong membuat membuat Abian bertanya-tanya kemana Keenan pergi? Ini masih sekitar jam sepuluh pagi tapi pemuda itu sudah menghilang begitu saja dari rumah, ia memang ingin berada diluar dalam waktu yang lama tapi ibu panti mengatakan jika setiap masalah harus diselesaikan dengan baik, ia tak boleh pergi dari masalah yang ada sekarang, oleh karena itu ia kembali pulang tapi saat sampai dirumah Keenan sudah tidak ada disini.

Dengan cepat Abian melihat handpone miliknya, siapa tahu Keenan sempat meminta izin padanya untuk keluar dari rumah seperti biasanya tapi nihil tak ada pesan apapun dari pemuda itu, bahkan sekarang tanda terakhir pemuda itu aktif sekitar jam tujuh tadi pagi setelah dirinya pergi, lalu kemana saja pemuda itu sekarang?

Tak mungkin dirinya akan berdiam diri saja dirumah jika sekarang Keenan menghilang tanpa meminta izin padanya terlebih dahulu, biasanya pemuda itu akan meminta izin lebih dulu dengannya sebelum pergi dan mengatakan akan pergi kemana agar dirinya bisa mengirim seseorang untuk mengikuti dia tapi sekarang? Pemuda itu sama sekali tak meminta izin padanya membuat Abian merasa bingung, apa mungkin pemuda itu sengaja keluar karena perkataannya tadi pagi?

Abian langsung beranjak dari dalam kamar untuk mencari dimana keberadaan Keenan sekarang, ia ingin tahu dimana pemuda itu sekarang berada. Dan memberi sedikit hukuman karena Keenan pergi tanpa meminta izin padanya lebih dulu, tak seperti biasanya.

"Saya tahu sifat keras kepalamu itu tak bisa menghilang, tapi apa susahnya meminta izin pada saya sebentar saja walaupun kamu merasa kesal?"gumam Abian dengan berjalan kearah mobil miliknya, selalu saja jika ada kesempatan hal seperti ini akan terjadi.

Abian terus mencari dimana pun tempat yang pernah Keenan datangi bersama dengan teman-temannya, ia tahu jika sekarang pasti pemuda itu tengah bersama dengan teman-temannya, hal seperti ini sering terjadi tapi pemuda itu selalu meminta izin padanya, tak seperti sekarang.

Tatapan itu terus mengarah pada tempat yang pernah Keenan datangi, sebelum ia menghentikan mobil miliknya saat melihat Keenan tengah duduk bersama dengan pria yang kemarin mencium pemuda itu dihadapan dirinya, apa yang tengah mereka lakukan sekarang? Berkencan di hari minggu?

Abian langsung mencari tempat parkir terdekat sebelum keluar dari dalam mobil miliknya. Ia akan mendatangi mereka berdua dan membawa Keenan pulang, biarlah nanti jika pemuda itu akan marah atau bahkan memakinya karena sekarang ia ingin pemuda itu mengerti jika setiap larangan yang dirinya berikan tak boleh dilanggar sedikitpun, ia hanya meminta itu saja selama ini, jika Keenan ingin pergi maka harus izin terlebih dahulu padanya, ia pasti akan memberikan izin tapi sekarang karena pemuda itu sama sekali tak meminta izin maka dirinya akan mengacaukan semuanya.

Semuanya adil dalam cinta dan juga kesetiaan, mungkin Abian terlihat sangat terobsesi dengan Keenan, tapi percayalah ini semua bukan obsesi, ia hanya ingin pemuda itu patuh dan selalu mendengarkan apa yang dirinya katakan karena mereka akan terus bersama nantinya.

"Pulang,"

Saat sampai di meja dimana Keenan dan pria itu berada, ia langsung mengatakan apa yang sejak tadi ingin ia katakan pada pemuda itu. Terlihat Keenan langsung menatap kearah samping dengan tatapan terkejut, sedangkan pria yang bersama dengan Keenan hanya diam dengan wajah bingung miliknya.

"Lo kok bisa sampai disini?"

Keenan terkejut, jelas sangat terkejut karena dirinya sudah sangat yakin jika Abian berada dikantor sekarang sehingga ia tak perlu meminta izin, tapi sekarang saat melihat pria itu berada disampingnya ia merasa terkejut.

"Pulang,"

Kalimat yang sama Abian ulangi, tatapan itu terlihat tak bisa dibantah sedikitpun. Ia masih menahan semuanya karena bagaimana pun ini diluar, tak mungkin dirinya membuat keributan. Sekarang suasana hatinya sedang tak baik karena melihat sesuatu dileher Keenan, ia sama sekali tak menduga semua ini karena tadi dirinya hanya berpikir jika pemuda itu hanya keluar bersama dengan temannya, tapi itu semua salah saat melihat Keenan bersama dengan pria yang dia sebut kekasihnya semalam, ia bisa bersikap biasa saja jika tak ada yang terjadi, tapi saat melihat tanda di leher pemuda itu ia langsung merasa tak terima.

"Om, biarkan kami berada diluar sebentar saja. Saya berjanji akan membawanya pulang nanti, tepat waktu."

Mendengar suara pria yang sama sekali tak ia sukai sekarang, tatapan Abian mengarah pada pria itu, ia sama sekali tak suka jika ada seseorang yang ikut campur dengan urusannya, apa lagi itu orang asing.

"Saya tak meminta kau untuk berbicara. Saya tengah berbicara dengan Keenan sekarang,"ujar Abian dengan perkataan penuh dengan tekanan sekarang.

"Lo kenapa sih? Bikin malu aja tau nggak? Buat apa gue pulang? Gue masih mau disini bersama dengan pacar gue, lo nggak ada hak ngelarang gue,"ujar Keenan karena merasa tak terima dengan perkataan ketus Abian pada kekasihnya.

"Pulang atau mengatakan hal yang tak perlu dikatakan?"ujar Abian, sedikit mengancam tak salah bukan?

Keenan mengepalkan kedua tangannya, ia sangat tahu jika kalimat terakhir yang Abian katakan merupakan ancaman untuknya, pria itu ingin mengatakan semuanya jika dirinya tak ingin ikut dengan dia, ancaman yang sangat luar biasa, ia semakin membenci pria itu sekarang.

"Gibran? Aku pulang duluan ya? Kayaknya ada mama sama papa datang, jadi aku harus pulang sekarang."ujar Keenan dengan beranjak dari tempat duduknya sebelum pergi dari sana, mendahului Abian yang sekarang tengah menatap kearah Gibran, tatapan itu seakan-akan mengatakan, 'jangan pernah dekati milik saya' sebelum Abian beranjak dari sana juga.

Gibran tersenyum kecil melihat itu semua, sedikit lagi semua yang selama ini ingin ia lakukan akan segera dirinya dapatkan.

*****

Keenan terus terdiam didalam mobil sekarang, ia tak sebodoh itu untuk bertengkar didalam mobil sehingga menyebabkan mereka dalam masalah sekarang, walaupun rasanya ingin sekali ia memukul wajah angkuh Abian dengan sangat kencang. Mungkin jika tak mendapatkan ancaman seperti tadi, mana mau dirinya ikut bersama dengan Abian sekarang, karena demi apapun pria itu selalu ikut campur dengan semua hal yang dirinya lakukan, itu membuatnya merasa sangat-sangat muak. Ia benci semua ini.

Bersambung.

Votmen_

Dunia-nya Abian {Sequel Responsibility} END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang