31

694 51 0
                                    

"Sibuk banget kayaknya, sampai istrinya datang nggak sadar sama sekali,"ujar Keenan dengan mengambil tempat duduk disalah satu sofa yang ada diruangan suaminya itu, membuka rantang makanan yang ia bawa tadi agar bisa segera makan bersama dengan suaminya.

Abian tersentak saat mendengar suara istrinya itu sekarang sehingga secara langsung menatap kearah depan, sebelum tersenyum saat melihat Keenan tengah sibuk membuka rantang makanan yang sepertinya si manis bawa sendiri dari rumah mereka. Ia masih tak menyangka jika Keenan mau datang kesini karena terakhir kali ia ajak kesini, pemuda itu menolak dengan alasan tak ingin mati mereka bosan menunggu tapi sekarang pemuda itu datang kesini sendiri tanpa ia minta.

Dengan senyuman mengembang miliknya, Abian segera beranjak dari tempat duduknya sebelum mengambil tempat duduk disamping Keenan, mengelus rambut tebal pemuda itu yang sudah mulai memanjang sekarang.

"Cium mas-nya dulu dong,"ujar Abian saat melihat Keenan masih tetap fokus dengan urusannya sendiri, ia terbiasa mencium si manis saat mereka bertemu biasanya, apa lagi selama beberapa hari ini ia sangat sibuk sehingga bersikap sedikit manja dengan pemuda itu pun tak sempat saking sibuknya, ia terlalu terbiasa dengan kehadiran Keenan.

Keenan tersenyum menatap kearah Abian sebelum mengerucutkan bibirnya dengan sangat lucu, ia terbiasa bersikap manja seperti ini karena Abian pasti selalu paham dengan apa yang ia maksud, maka dari itu ia merasa terbiasa akan semua ini sekarang.

Cup!

Cup!

Cup!

"Besar banget kamu bawah rantang makanannya, padahal hanya kita berdua yang makan ini semua,"ujar Abian yang malah salah fokus setelah mencium Keenan sebanyak beberapa kali, rantang makanan yang pemuda itu bawa sangat besar seakan-akan mereka makan berlima.

"Gapapa besar biar kita puas makannya,"ujar Keenan tanpa menyadari perubahaan ekspresi wajah Abian sekarang, ia tengah fokus menyiakan makan malam mereka sekarang, sedangkan Abian tersenyum penuh arti mendengar jawaban dari si manis tadi.

"Besar dan panjang. Saya tahu pasti kamu sangat menyukai itu semua, karena bisa membuat kamu puas dan juga pasrah,"ujar Abian dengan senyuman kecil miliknya, entahlah sejak mereka menikah, ia merasa menjadi pria mesum sekarang. Tapi mesum dengan pasangan sendiri tak salah bukan?

Keenan terdiam mendengar perkataan yang terdengar sangat sus di telinganya, demi apapun ia bukan pemuda polos yang tak tahu apa-apa dengan semua perkataan Abian sekarang. Kenapa juga pria itu bersikap mesum saat mereka ingin makan malam sekarang?

"Kamu suka kan?"tanya Abian lagi, ia tersenyum setelah itu semua karena berhasil membuat Keenan merasa bingung dan juga kesal sekarang, ia tahu pasti pemuda itu mengerti dengan semua perkataannya sekarang.

"Suka. Gue suka yang besar, panjang, tebal, hitam sangar, terus keluar banyak kejunya biasanya,"ujar Keenan dengan tatapan memicing miliknya, ia langsung menyantap makanannya sendiri setelah itu semua karena tak ingin Abian melanjutkan itu semua lagi, rasanya sangat malu saat pria itu dengan terang-terangan mengatakan jika ia sangat menyukai itu semua, walaupun kenyataannya memang benar, ia menyukai itu semua.

Abian tersenyum melihat respon yang pemuda itu berikan, ia tahu Keenan tengah merasa malu sekarang hanya saja pemuda itu sangat pintar menyembuyikan itu semua dengan bersikap acuh, ia sangat mengenal itu sifat pemuda itu luar dan dalam jadi untuk ini semua ia sangat paham.

Setelah itu mereka sama-sama fokus dengan makam malam mereka sendiri sekarang, baik Abian mau pun Keenan tak membuka suara lagi karena kebiasaan mereka sejak kecil memang seperti ini, tak berbicara saat tengah makan, hanya suara sendok dan juga piring yang beradu sekarang.

****

Keenan menatap kearah Abian yang tengah membersihkan sisa makanan mereka yang jatuh diatas meja didalam diam, sekarang saat sudah bertemu dengan pria itu secara lain dan saling melihat. Entah kenapa ia merasa gugup untuk mengatakan semuanya, walaupun ia pernah mengatakan jika dirinya sudah mulai mencintai pria itu sejak mereka menikah waktu itu, tapi tetap saja rasanya berbeda sekarang. Ia takut respon yang Abian tunjukan akan berbeda, karena bagaimana pun ini sudah sangat lama dari sejak mereka menikah.

"Lo mau balik kerja lagi?"tanya Keenan setelah cukup lama terdiam dengan pikirannya sendiri, ia merasa harus mengatakan semuanya sekarang, bukan menunda semuanya lebih lama lagi.

Abian menatap kearah samping saat mendengar suara istri kecilnya itu, tersenyum menatap kearah Keenan sebelum menarik hidung mancung pemuda itu dengan sangat pelan.

"Bagaimana mas bisa kerja kalau disini ada dunianya mas Abian? Mas tak akan membiarkan, dunianya mas Abian merasa bosan jika menunggu sekarang,"ujar Abian dengan suara berat miliknya.

Keenan tersenyum sehingga lesung pipi dan juga gigi gingsul nya terlihat, ia lebih merapatkan dirinya ketubuh Abian lagi sebelum duduk diatas pangkuan suaminya itu. Menatap kedua mata teduh milik Abian, sebelum memberi beberapa ciuman untuk pria itu sekarang.

"Gue mau bilang sesuatu sama lo,"ujar Keenan dengan menangkup wajah Abian dengan pelan, tatapan mereka bertemu sekarang.

"Gue suka sama lo. Gue cinta sama lo, gue mencintai lo, gue sayang sama lo, gue menyayangi lo, gue apa lagi ya?"ujar Keenan dengan menatap kearah lain untuk memikirkan apa lagi yang kurang ia katakan sekarang.

"Saya juga cinta sama kamu, mencintai kamu, menyayangi kamu, sayang sama kamu, bahagia bersama kamu, saya beruntung memiliki kamu,"ujar Abian dengan menyatukan dahi mereka sekarang, ia tersenyum pernyataan Keenan tadi sudah cukup membuatnya tahu jika pemuda itu mencintainya sekarang, ia tahu itu semua. Ia sudah merasakan semuanya sejak lama, maka dari itu ia tak pernah menuntut pemuda itu untuk menyatakan cintanya, karena dengan perbuatan pemuda itu saja sudah sangat cukup membuatnya sadar jika Keenan mencintainya sekarang.

"Kenapa lo ikut jadi alay kayak gue juga sih?"tanya Keenan dengan menarik wajahnya agar bisa menatap wajah sempurna Abian secara langsung dan juga puas. Ia merasa jika perkataan Abian terkadang terdengar alay sama dengan dirinya, apa mungkin faktor karena mereka terlalu lama tinggal bersama?

"Saya hanya mengikuti apa yang kamu katakan, dan itu cukup menggelikan memang. Tapi saya menyukai semua hal tentang kamu,"ujar Abian dengan mempererat pelukan ditubuh Keenan membuat pemuda itu tertawa kecil.

"Kita udah nikah beberapa bulan lebih, dan gue mulai menyadari jika kita banyak kesamaan, pantes aja kita jodoh."ujar Keenan secara tiba-tiba, hal random selalu muncul saat ia bersama dengan Abian entah kenapa.

"Kita memang banyak kesamaan, oleh karena itu saya bisa mencintai kamu."

Mereka tersenyum karena itu semua, hal seperti ini memang sederhana namun hanya sedikit orang yang bisa merasakan ini semua.

Bersambung...

Votmen_

Dunia-nya Abian {Sequel Responsibility} END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang