15

765 66 5
                                    

Keenan menutup pintu kamar miliknya dan juga Abian, tubuh itu dengan perlahan mulai turun dengan tatapan yang sulit diartikan, semua pernyataan yang diberikan oleh Abian tadi berhasil membuatnya merasa aneh.

Selama ini ia sama sekali tak pernah berpikir jika semua kasih sayang dan juga perhatian yang Abian berikan karena pria itu menyukai dirinya. Ia mengira itu hanya bentuk tangung jawab saja karena kedua orang tuanya menitipkan dirinya pada pria itu, tapi nyatanya semua yang selama ini dirinya pikirkan salah semua.

Setiap perlakukan yang Abian berikan, ia memang merasakan ketulusan dari itu semua, tapi untuk berpikir jika pria itu mungkin saja menyukainya ia tak pernah berpikir sampai kesana. Ia hanya mengira itu sebagai bentuk tanggung jawab saja, tak lebih, tapi sekarang saat tahu apa yang sebenarnya terjadi ia mulai kembali mengingat semua perkataan Abian dulu sampai sekarang.

"Aku berjanji kita akan terus bersama nantinya. Kamu tak perlu merasa sedih karena akan pergi ikut dengan kedua orang tuamu, karena disini aku akan selalu menunggumu sampai kapan pun itu. Kamu tahu kan jika kita memang ditakdirkan untuk bersama, jadi sejauh apapun kita berpisah, selama apapun kita tak bertemu. Aku akan selalu mengingatmu dan akan selalu menunggumu disini."

Semua perkataan ini Abian katakan saat ia tengah menangis didepan pria itu karena tak ingin ikut bersama dengan kedua orang tuanya keluar kota, ia tak ingin berpisah dari Abian karena hanya pria itu yang selalu mengerti dirinya. Abian selalu paham dengan semua yang ia inginkan tanpa harus mengatakan semuanya, ia tak ingin kehilangan sosok seperti Abian didalam hidupnya. Tapi saat mendengar penjelasan pria itu, ia langsung mau ikut bersama dengan kedua orang tuanya karena tahu jika Abian tak akan pernah ingkar.

Bahkan setelah dua tahun berpisah ia sering memikirkan pria itu, sehingga saat mereka bertemu kembali untuk yang pertama kalinya setelah dua tahun berpisah, ia merasa sangat-sangat senang. Namun entah kenapa saat membicarakan tentang pertunangan itu ia merasa tak terima karena kedua orang tuanya sama sekali tak mengatakan hal apapun padanya, ia merasa kecewa pada mereka sehingga saat pertunangan itu berlangsung dan Abian setuju ia mulai tak menyukai pria itu.

"Kenapa lo baru bilang sekarang? Disaat semuanya sudah menjadi seperti ini, lo baru mengatakan semuanya. Gue tahu jika cinta tak bisa dipaksakan atau memilih dimana dia akan berlabuh, gue juga nggak masalah kalo memang lo cinta sama gue dulu. Tapi sekarang saat lo baru mengatakan semuanya, gue rasa itu semua sudah terlambat karena sekarang gue udah bersama dengan orang lain. Lain halnya jika sejak dulu lo bilang semua ini, mungkin gue bisa menerima semuanya dengan baik, tak seperti sekarang."

Keenan merasa jika semuanya sudah terlambat sekarang, karena dirinya sudah bersama dengan orang lain. Mungkin jika sejak dulu pria itu mengatakan semuanya, maka hal seperti ini tak akan pernah terjadi.

Ia merasa bingung, reaksi apa yang akan ia berikan nantinya. Karena jika salah mengartikan semuanya lagi, maka hal yang tadi terjadi pada Abian, akan terjadi lagi.

Keenan merasa bingung, bahkan sangat bingung sekarang karena jika dirinya akan berusaha membalas cinta yang Abian berikan sebagai bentuk balasan atas semua yang pria itu lakukan untuknya selama ini, lalu bagaimana dengan Gibran dan juga cintanya pada pria itu?

Disini ada pria yang sangat mencintainya sejak dulu, dan disana ada pria yang sangat ia cintai sekarang. Bagaimana ia bisa memilih diantara mereka jika seperti ini jadinya, ia tak bisa memilih mau membalas semuanya sepertinya itu tak mungkin.

Cukup lama Keenan terdiam, sebelum ia mengingat satu hal. Tadi tangan Abian terbuka akibat terkena kaca bukan? Lalu kenapa ia berada disini sekarang? Bagaimana jika pria itu melakukan hal yang aneh lagi saat ia pergi seperti sekarang? Karena terlalu terkejut dengan pernyataan tadi, sehingga membuatnya melupakan satu hal penting itu. Dengan menghapus sisa air mata di pipinya dengan sangat kasar, Keenan segera beranjak dari dalam kamar yang sekarang ia tempati untuk melihat kondisi Abian sekarang.

Keenan kembali membuka pintu ruang kerja milik Abian, berjalan kearah tempat kotak p3k berada, ia bisa melihat jika sekarang Abian tengah duduk disalah satu sofa yang ada dengan kondisi tangan yang masih berdarah, hanya pecahan kaca tadi yang menghilang dari sini sedangkan luka itu masih ada bahkan belum pria itu obati.

Dengan langkah ragu, Keenan berjalan mendekat sebelum berjongkok dihadapan Abian yang tengah menunduk dengan menutup kedua matanya entah sejak kapan, tangan kecil itu membuka kotak p3k membuat Abian yang sejak tadi menutup matanya mulai membuka matanya kembali, tatapan mereka bertemu beberapa saat sebelum Keenan memutuskan lebih dulu tatapan itu, karena sekarang pemuda itu tengah mengobati luka milik Abian yang ada ditangan, ditelapak tangan. Lukanya cukup dalam, membuat ia merasa takut akan infeksi nantinya bahkan tangan itu terlihat bergetar saat membuang darah yang ada disana.

"Udah selesaikan? Setelah ini nggak boleh ada kejadian kayak gini lagi, kalau sampai kayak gini lagi, gue bakalan kasih tau ibu sama ayah kalo lo nakal sekarang. Ini lo juga keknya harus dirawat dirumah sakit, takut infeksi nih luka."ujar Keenan dengan terus membersihkan darah yang ada disana.

Abian hanya diam, tatapan itu terlihat sangat sayu sekarang. Butuh banyak luka dan juga tangisan agar dirinya merasa tenang sekarang, beginilah Abian aslinya, ia akan menyakiti dirinya sendiri saat hati nya terasa sakit. Mungkin sebagian orang akan mengatakan jika dia bodoh, tapi beginilah adanya. Abian akan tenang saat melihat luka ini ada ditubuhnya, ada perasaan puas dan juga lega datang karena setidaknya rasa sakit yang ada didalam hatinya berkurang sekarang.

"Tak perlu. Semuanya akan sembuh dengan sendirinya. Kamu tak perlu merasa khawatir atau peduli dengan saya, karena itu semua bisa membuat saya semakin mencintai kamu. Kamu tak peduli saja selama ini saya masih tetap mencintai kamu, apa lagi jika melihat kamu peduli seperti sekarang."ujar Abian, tatapan itu terlihat biasa saja namun perkataan itu berhasil menyentil sudut hati Keenan.

Separah ini kah sikapnya selama ini? Bahkan Abian yang terkenal sangat harmonis bisa menjadi kasar dan juga pemarah. Mungkin memang selama ini apa yang sudah ia lakukan sangat keterlaluan, Keenan baru menyadari itu semua.

Bahkan sekarang saat mendengar semua yang Abian katakan, ia hanya bisa terdiam karena tak bisa menyangkal semuanya, itu semua memang benar.

Bersambung...

Votmen_

Dunia-nya Abian {Sequel Responsibility} END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang