16

756 63 4
                                    

Keenan mulai memberi perban diluka yang ada ditangan Abian, menatap pria itu sebentar sebelum menyelesaikan tugasnya membantu pria itu merawat lukanya, ini semua terjadi karena dirinya.

"Besok papa sama mama jadi datang kesini?"tanya Keenan yang mulai membuka suara, karena sejak tadi hanya terjadi keheningan saja diantara mereka berdua, ia ingin membuka suara agar Abian kembali berbicara padanya.

"Jadi. Besok pagi mereka akan datang kesini untuk menemui kamu. Jadi usahakan besok kamu ada dirumah, jangan keluar dulu bersama dengan kekasihmu,"ujar Abian apa adanya, ia sudah tak ingin terlalu mengekang atau pun melarang Keenan karena itu semua akan sia-sia saja, ujung-ujungnya dirinya yang akan merasa sakit.

Keenan menunduk, sekarang entah kenapa ia merasa sifat Abian padanya semakin dingin dan juga tak ingin terlalu berbicara padanya, tapi jika terus dibiarkan maka Abian akan semakin berubah nantinya ia tak ingin itu semua terjadi, rasanya berbeda. Seakan-akan sekarang ia tengah tinggal bersama dengan orang asing saat merasakan sifat dingin dari Abian.

"Boleh gue nanya sesuatu sama lo?"tanya Keenan, kembali membuka suara walaupun nanti hal ketus yang akan ia dapatkan, ia siap menerima itu semua karena ini semua setimpal dengan apa yang sudah ia lakukan selama ini.

"Apa?"

Abian menatap kedua mata bulat yang sejak tadi menatapnya, entah kenapa ia merasa sifat Keenan padanya mulai melunak dan juga sering berbicara sekarang, entah hanya perasaannya saja atau mungkin benar tapi ia merasakan itu semua sekarang.

"Lo udah sering ngelakuin hal kek gini? Gue tahu betul kalo dulu lo nggak pernah berani ngelakuin hal kayak gini karena lo takut. Tapi sekarang?"

Pertanyaan ini sejak tadi hadir didalam pikirannya, ia merasa jika hal yang terjadi tadi merupakan hal yang baru karena dulu Abian tak pernah melakukan hal gila seperti itu. Ia bertanya-tanya sejak kapan semua ini terjadi, apa mungkin baru-baru ini atau sudah sejak dulu tapi dirinya tak menyadari itu semua.

Abian terdiam saat mendengar pertanyaan itu, karena jujur ini semua baru ada sejak setahun belakangan ini karena dirinya selalu menyimpan semuanya sendirian, mungkin jika ada Keenan yang mau diajak berbicara atau keluar sebentar untuk menghabiskan waktu bersama, ia bisa bercerita agar semuanya tak terlalu tersimpan seperti sekarang sehingga hal seperti ini bisa terjadi padanya.

"Ini semua baru ada setahun belakangan. Saya tak tahu pasti penyebab ini semua apa, tapi hal seperti ini sering terjadi saat saya merasa semuanya terlalu sulit dan juga menyakitkan. Semua rasa sakit dan juga sulit langsung terasa ringan setelah melakukan ini semua."ujar Abian, ia merasa tak ada yang perlu disembunyikan lagi diantara mereka berdua karena semuanya sudah terungkap, tak ada alasan untuk menyimpan semuanya sekarang.

Keenan menunduk dengan kedua mata berkaca-kaca, semua ini terjadi pasti karena dirinya juga. Ia selalu bersikap cuek dan juga kasar pada Abian, mungkin saja itu semua menyakiti pria itu, karena Abian mencintainya selama ini. Ia sudah sangat menyakiti Abian, mulai dari sikap cueknya, berciuman dengan orang lain didepan pria itu, dan mengakui jika dirinya sudah memiliki kekasih, pasti selama ini Abian merasa sangat sakit.

Ia saja merasa sakit saat Gibran tak membalas pesannya, dan Abian selama ini mencintainya tapi ia bersikap cuek. Itu pasti sangat menyakitkan.

*****

Abian membuka kedua matanya saat mendengar suara bel dirumahnya, ia menatap kearah samping dimana ada Keenan yang tengah tidur bersama dengannya semalam. Entahlah, ia semakin merasa jika pemuda itu berubah sekarang, biasanya saat mereka akan tidur bersama pasti Keenan akan membelakangi dirinya atau tak menatap kearahnya walaupun sebentar saja tapi tadi malam, pemuda itu memiringkan tubuhnya agar bisa menatapnya tanpa mengatakan hal apapun.

Ia tersenyum kecil saat melihat Keenan masih tertidur dengan sangat lelap sekarang, dengan perlahan ia mulai turun dari atas tempat tidur. Urusan pemuda itu akan menyakitinya lagi, ia tak peduli karena sekarang yang terpenting dirinya merasa bahagia karena bisa melihat Keenan bersikap baik padanya.

"Teruslah menjadi manis seperti ini. Walau pun hati dan juga pikiranmu untuk orang lain, tapi mendapatkan sikap manismu seperti ini saja sudah membuat saya merasa sangat bahagia, setidaknya saya masih bisa merasakan sikap manismu ini sebelum kita berpisah nantinya karena sudah pasti kamu akan memilih seseorang yang sangat kamu cintai kan?"ujar Abian dengan sangat pelan, sebelum beranjak dari dalam kamar mereka untuk melihat siapa yang datang menemui dirinya sekarang, mungkin kah itu kedua orang tua Keenan?

Ia tersenyum membayangkan jika itu memang benar kedua orang tua Keenan, karena mereka sudah tak bertemu dua tahun lamanya, karena kedua orang tua Keenan itu tengah fokus dengan pekerjaan mereka yang ada diluar kota sehingga tak bisa diganggu terlebih dahulu.

****

Keenan mulai membuka kedua mata bulat miliknya saat mendengar suara pintu kamar mereka tertutup. Menatap kearah samping sebentar sebelum mulai mendudukan dirinya sekarang, ia terdiam beberapa saat untuk kembali memikirkan sesuatu yang sejak semalam mengganggu pikirannya.

Ia sudah mengambil satu keputusan walaupun itu sangat sulit baginya, mau tak mau ia harus memilih salah satu diantara Abian dan juga Gibran, karena tak ingin memberi rasa sakit terlalu lama pada seseorang yang menyukai dirinya.

Gibran, pria itu selama ini tak pernah tahu tentang hubungannya dengan Abian karena dirinya selalu menutup rapat tentang semua itu karena menurutnya itu semua tak penting, jika sekarang ia memilih Abian maka dirinya akan mengatakan semuanya pada Gibran agar pria itu tak harus merasakan sakit terlalu lama, sedangkan jika dirinya memilih Gibran nantinya, maka dirinya akan langsung mengatakan pada kedua orang tuanya jika ia tak ingin semua ini berlanjut, ia tak ingin semakin memberi rasa sakit untuk Abian semakin lama.

Ini semua pilihan yang sangat sulit untuknya, karena baik Gibran mau pun Abian sama-sama pria yang penting didalam hidupnya, tapi ini semua harus terjadi agar tak semakin parah nantinya.

Keenan bahkan masih bisa mendengar dan juga mengingat perkataan Abian tadi, itu semua membuat hatinya semakin merasa aneh karena semua perlakuannya selama ini bisa begitu cepat Abian maafkan hanya karena dirinya bersikap manis, bukan kah itu semua tak adil? Tapi kenapa Abian selalu melakukan hal seperti ini padanya, apa karena pria itu sangat mencintai dirinya?

Ia semakin merasa yakin dengan pilihannya sekarang, karena nanti waktu yang sangat tepat untuk mengatakan semuanya pada kedua orang tuanya tentang semuanya.

Bersambung...

Votmen_

Dunia-nya Abian {Sequel Responsibility} END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang