30

767 47 0
                                    

Keenan menatap bosan kearah Abian yang terlihat sibuk dengan pekerjaannya sendiri sehingga mengabaikan dirinya sekarang, demi apapun mereka baru menikah kemarin tapi sekarang pria itu sudah sibuk dengan urusannya sendiri, mungkin jika seperti dulu maka ia akan bersikap cuek dengan apa yang pria itu lakukan, tapi tidak untuk sekarang.

Ia baru akan belajar mencintai Abian sekarang, jadi sebisa mungkin Keenan ingin mereka selalu dekat dan menghabiskan waktu bersama tapi sekarang suaminya itu malah sibuk dengan urusannya sendiri, ia ingin marah namun ini semua memang harus suaminya itu lakukan karena sudah kewajiban Abian untuk mengurus pekerjaannya.

Keenan jadi merasa bingung sekarang, karena memang sejak dulu pria itu memang sering sibuk dengan urusannya sendiri, sehingga sekarang pasti akan sulit mengubah itu semua.

"Kerjaan lo masih banyak? Gue bosen sejak tadi merhatiin lo kerja, pengennya sih keluar jalan-jalan, tapi kan kita baru nikah kemarin jadi hari ini harus istirahat aja dirumah," ujar Keenan yang sudah tak tahan dengan rasa bosannya sehingga langsung saja mengatakan apa yang membuat ia kesal sejak tadi, ayolah siapa yang mau memerhatikan seseorang yang tengah bekerja tanpa melakukan hal apapun? Pasti tidak ada kan?

Abian menutup laptop miliknya saat mendengar suara pemuda yang kemarin menjadi pasangannya itu, ia terbiasa jika sudah berurusan dengan laptop maka semua yang ada disekitarnya seperti angin lalu saja bagi dirinya, tapi sepertinya itu semua harus segera ia hilangkan mulai sekarang karena jika dirumah maka itu waktunya bersama dengan Keenan, dan jika di kantor barulah ia akan sibuk dengan kerjaannya sendiri. Ia melupakan itu semua sekarang karena melihat E-mail dari sekretarisnya tadi.

"Maafkan saya, ini kebiasaan yang sangat susah dihilangkan karena saat sudah berkutat dengan laptop saya pasti akan sibuk disana tanpa memerhatikan area sekitar,"ujar Abian dengan meletakan laptop miliknya ditempat yang sudah ada didalam kamar miliknya, ia berjalan mendekat kearah Keenan sebelum mencium dahi pemuda itu sebentar.

Cup!

Keenan berusaha menahan senyumannya saat merasakan ciuman Abian di dahinya, ia akan sedikit bermain-main dengan pria itu sebentar agar bisa tahu reaksi apa yang akan pria itu berikan, mengingat betapa cintanya Abian terhadap dirinya sekarang.

"Sana! Dua-duaan aja sama laptop kesayangan lo itu! Jangan peduliin gue yang udah hampir mati karena bosan!"

Baiklah kalimat terakhir terkesan sangat berlebihan, namun ekspresi yang Keenan berikan sangat berbeda, ia akan menggoda pria itu sekarang, ingin melihat bagaimana tanggapan pria itu saat melihatnya tengah marah seperti ini, pasti sangat lucu melihat wajah panik pria itu nantinya.

"Kamu tak ingin saya temanin sekarang? Jika tidak maka saya akan kembali bekerja karena ada beberapa dokumen yang menunpuk didalam sini,"jawab Abian dengan raut wajah yang terlihat tak tahu apa-apa.

Ia tahu permainan apa yang pemuda itu tengah mainkan sekarang, mungkin si manis tak tahu jika ia tahu semua tentang pemuda itu bahkan sebelum Keenan mengatakannya sekali pun, mereka sudah tumbuh bersama selama ini jadi mustahil jika ia tak bisa membaca pergerakan apa yang akan si manis ambil kan? Ini sudah seperti makanan sehari-harinya waktu mereka masih remaja dulu, Keenan akan berpura-pura marah pada dirinya sehingga ia bisa membantu pemuda itu mengerjakan tugas sekolahnya, ia masih sangat ingat dengan itu semua sampai sekarang.

"Eh! Jangan anjir! Gue nggak mau bosen sendirian sekarang,"seru Keenan dengan sangat cepat, ia panik mendengar apa yang pria itu katakan sekarang, enak saja Abian ingin kembali kerja disaat ia tengah merasa bosan seperti sekarang, sungguh ia masih kesal!

Abian tersenyum, ia membalik tubuhnya sebelum mengurung tubuh kecil Keenan dibawah tubuh besar miliknya, pemuda itu terlihat sangat pasrah berada dibawah kendalinya sekarang, ia sangat menyukai ini semua.

"Saya mencintai kamu. Sangat-sangat mencintai kamu, mungkin sebanyak apapun saya mengatakan ini semua tak akan pernah cukup untuk menunjukan betapa bahagianya saya sekarang. Bersama denganmu merupakan kebahagian terbesar didalam hidup saya setelah tumbuh didalam keluarga yang baik selama ini."ujar Abian dengan terus mengurung Keenan dibawahnya, ia ingin mengatakan semua yang ada didalam pikirannya sekarang.

Keenan hanya diam mendengar semua yang suaminya itu katakan, karena mungkin saja selama ini Abian ingin sekali mengatakan ini semua namun karena melihat sikapnya yang sering kali cuek, mungkin membuat pria itu menahan semuanya, ia akan mendengarkan apapun yang akan suaminya itu katakan nantinya.

"Kamu ingat saat kedua orang tua kita ingin membicarakan hal penting saat saya baru kuliah waktu itu, sedangkan kamu masih sekolah? Ibu mengatakan jika aku sebenarnya bukan anak ayah Zain, ayahku adalah Papa kamu. Ibu mengatakan jika dulu terjadi kesalahpahaman sehingga membuat papa kamu tak ingin bertanggung jawab, sampai membuat ayah mempertanggung jawabkan semua yang papa kamu lakukan sebagai bentuk tangung jawab dan juga bentuk rasa cintanya karena ayah sudah sejak lama mencintai ibu waktu itu. Saya mengira dengan itu semua, berarti kita saudara bukan? Saya tak pernah mempermasalahkan apa yang telah terjadi dimasa lalu dulu, tapi pertanyaan itu sering kali muncul sampai papa kamu mengatakan pada saya jika kamu bukan anak kandung mereka, itu sebabnya sekarang kita bisa bersama. Saya juga tak tahu alasan pasti kenapa mereka ingin kita bersama, tapi dengan ini semua ia merasa beruntung karena bisa bersama denganmu,"ujar Abian dengan mengatakan apa yang selama ini ada didalam pikirannya.

Keenan terdiam, ia ingat betul saat pertama kali tahu jika ia bukan anak kandung papa dan juga mamanya, ia merasa sakit saat tahu itu semua karena selama ini ia mengira jika dirinya anak mereka.

"Gue juga sedih pas tahu kenyataan yang ada waktu itu, tapi sekarang gue sadar kenapa takdir nggak bikin kita jadi saudara. Itu karena takdir ingin kita bersama kayak gini,"ujar Keenan dengan senyuman miliknya, dengan berani ia mengalungkan kedua tanganya di leher Abian sehingga sekarang hidung mereka bersentuhan saking dekatnya.

"Kamu memang benar, mungkin jika kita saudara semua ini tak akan mungkin terjadi. Dan saya hanya akan menyimpan semua perasaan ini selamanya jika itu semua sampai terjadi." Ungkap Abian, ia merasa jika itu semua sampai terjadi, sudah pasti hingga sekarang ia masih menyimpan semua perasaannya ini rapat-rapat agar tak ada yang tahu.

Takdir memang punya rahasia tersendiri untuk membuat mereka merasa bahagia karena bisa mencintai seseorang, Abian merasa sangat bahagia sekarang. Semuanya akan segera dimulai sekarang.

Bersambung...

Votmen_

Dunia-nya Abian {Sequel Responsibility} END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang