Kamu.. masa depanku

593 28 0
                                    


*****

Saat buss yang mereka naiki menghentikan lajunya tepat di depan gerbang sekolah mereka, Chery dan Zion ikut turun bersama siswa-siswi lain satu sekolah mereka. Tentu dengan Gav yang juga menguntit di belakang, ikut turun dari buss.

Zion lebih dulu menginjakkan kakinya di tanah, berbalik badan dan mengulurkan tangannya untuk disambut Chery. Mencoba bersikap romantek, memudahkan Chery melangkah turun dari tangga buss.

Chery menanggapi sikap Zion, menyambut uluran tangannya. Membuat Gav yang mengintip dari balik kursi buss itu menjadi panas sendiri. Cemburu, melihat Chery yang terima terima saja saat disuguhkan moment romantek yang coba di buat oleh Zion. Hufft.

Kalian pikir hanya sampai situ ulah Zion? Tidak. Zion bahkan menggandeng tangan Chery memasuki gerbang. Wah wah, cari mati, ya?

Gav berjalan perlahan mengikuti langkah mereka di belakang. Melayangkan tatapan dingin dan menusuk pada Zion di depannya sana yang dengan lancang menggandeng tangan Chery-nya.

Zion sendiri terlihat mengusap tengkuknya yang terasa bergedik merinding tiba-tiba. Seakan tau bahwa ada yang terus menatapnya dengan tatapan menusuk. Mencoba mengabaikan, Zion tetap memasang senyum nya untuk Chery. Tidak membiarkan Chery ikut merasakan rasa merinding-nya.

Mereka pergi menuju kantin. Gav dapat mendengar samar-samar ucapan mereka dari sini.

"Kakak udah makan, belum?" Zion bertanya dengan tatapan lembut yang mengarah pada Chery. Dan senyuman yang menurut Gav menyebalkan itu.

Tch, Gav juga bisa tersenyum seperti itu pada Chery! Lagipula, Gav yakin senyumannya lebih baik dan imut dibanding senyum Zion. Chery jelas akan lebih memilihnya, kan?

Berhenti, menoleh untuk menunjukkan tatapan datar dan acuhnya itu pada Zion, Chery pun menjawab, "tidak sempat." Lalu melanjutkan langkahnya lagi, kali ini melepas rangkulan di tangannya. Berjalan lebih dulu meninggalkan Zion.

Zion tersenyum kecil, menatap langkah Chery yang menjauh meninggalkan dirinya di sini. Merasa Chery menjadi acuh padanya sejak bertemu di dalam buss tadi. Kira-kira apa penyebabnya, ya? Zion penasaran, biasanya yang excited ketika terjadi pertemuan di antara mereka adalah Chery. Zion hanya menyahut saja.

Berjalan tergesa, Zion menyusul langkah cepat dan lurus Chery. Menyamakan langkah mereka, Zion kembali berujar, "apa.. kakak mau makan bareng sama aku di kantin?" Seruan Gav itu membuat Chery meliriknya dari sudut mata.

Mendekatkan wajahnya ke wajah Chery. "Yuk, kak! Aku traktir deh." Zion berbicara lagi karena tidak mendapat respon apapun selama 10 detik dari Chery.

"Hm." Hanya itu sahutan Chery. Membuat Zion agak bingung, arti dehaman Chery barusan itu artinya setuju atau tidak dengan ajakannya?

Tetap mengikuti langkah Chery yang ternyata berbelok menuju kantin. Zion tersenyum puas akan itu. Chery.. tidak pernah menolaknya. Selalu.

Sementara Chery duduk mencari kursi, Zion pergi menuju salah satu stand makanan, memesan 2 nasi goreng untuknya dan Chery. Nasi goreng adalah salah satu kesukaan Chery di pagi hari. "Buk, nasi goreng level sedangnya 2, ya."

"Okke! Tunggu, ya." Sang penjual menyahut.

Mengangguk. Zion melangkah mendekat, duduk di meja yang satu bangkunya sudah duduki oleh Chery. Menopang tangan di dagu, Zion memperhatikan Chery di depannya yang fokus menatap layar ponsel. Chery begitu sempurna untuk menjadi manusia, pahatan wajahnya begitu menarik mata. Perpaduan antara dingin, tegas, manis dan imut yang menjadi satu. Tak mungkin untuk mengabaikan makhluk ciptaan yang sangat indah ini, kan?

Sudut bibir Chery mengedut, menahan rasa salting. Berubah melunak, raut wajahnya tak lagi sedatar tadi. Bahkan sekarang terlihat lebih berwarna, dengan air muka yang sudah menunjukkan sedikit kebahagiaan. Berterimakasih lah pada ponsel yang entah menayangkan apa di layar Chery itu.

I Love You Endlessly Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang