Gav(2)

1.7K 71 0
                                    


*****

Menuruni tangga menuju ruang tamu, Chery tampak rapih dan wangi. Aroma strawberry menguar dari dirinya.

Ketika hanya tinggal beberapa anak tangga lagi, Chery berhenti melangkah. Di sana, di ruang tamunya, terdapat sosok GAV!

Ngapain tuh orang di sini, ya? Apa gara-gara ditinggal lari oleh Chery, kemarin?

Hendak membalikkan langkah menuju atas, tapi mamanya duluan menyadari kehadiran Chery. "Cher! Sini, ini ada tetangga baru kita yang semalem mamah ceritain."

"Hehehe, oke mah," Chery menampilkan cengirannya canggung karena tertangkap basah ketika hendak kabur.

Duduk disamping mamanya, dan berhadapan dengan Gav. Chery berusaha tetap santai seakan tidak mengenal Gav, bersikap seperti mereka adalah orang asing yang baru bertemu.

Berbeda dengan Chery, Gav justru terus-terusan menatap Chery dengan sorot berbinar-binar. Ia tidak bereaksi apa-apa selain menatap Chery dengan intens, karena ia tau apa yang akan mamanya lakukan sebentar lagi akan menguntungkannya.

Kedua perempuan paruh baya ini nampak asik mengobrol ria dan melupakan keberadaan anak mereka. Chery hanya menyimak, dan mengangguk-ngangguk walau tidak diajak nimbrung, berusaha tidak peduli pada keberadaan Gav di depannya.

Hingga tiba-tiba, "Cher, besok kamu udah mulai sekolah lagi, kan?" mamanya bertanya kepada Chery.

"Iya mah, kenapa?" jawab Chery agak bingung, untuk apa perlu ditanyakan lagi di depan kedua orang ini?

Firasatnya agak buruk.

"Nah sip banget, besok kamu berangkat bareng Gav, ya. Ajak dia temenan, kalo perlu kalian satu bangku juga deh!" Seru mamanya antusias.

"Kenapa aku harus? Gav udah gede, dia bukan anak tk yang bakal kesasar berada di sekolah luas sendirian, mah," jawab Chery agak kalem, mencoba tidak menolak mamanya dengan brutal.

Tangan Chery digenggam oleh mamanya Gav, "tolong nak Chery, bimbing Gav. Kami baru pindah ke kota ini, belum tau seluk beluk daerah sini, nak."

"Nah, bener tuh, Cher! Apalagi kamu kan sama-sama baru akan masuk sekolah lagi, kasian Gav baru pindah sekolah belum punya temen," tambah mama Chery membujuk.

"Tapi mah, Gav itu cowo dan dia bakal gampang punya temen, please deh." Oke Chery udah gak tahan atas paksaan paksaan ini.

"Cher, mereka tetangga baru kita dan mamanya Gav itu bestie mamah waktu SMP, oke?" Mama Chery telak. Tidak mau menerima penolakan lagi.

"Ok fine."

******

Suasana pagi hari diselimuti embun pagi kali ini tidak membuat mood Chery baik. Karena begitu Chery keluar rumah hendak pergi ke sekolah menggunakan motornya, Gav sudah nangkring di atas motor vespa miliknya.

Huftt..

Cobaan yang berat di pagi hari, bukan?

"Mending kamu turun dari motorku! Kalau memang mau berangkat bareng, kamu bisa pake motor kamu sendiri lalu ikuti aku di belakang."

Menggeleng yakin. "Tidak mau, aku mau berangkat bareng Chery, tuh."

"Iya bareng, tapi sana naik motormu sendiri!"

"Kamu mau telat? Ini udah jam 7 kurang, Chery. Aku ada 15 menit an nunggu kamu selesai makan, loh." Gav mencoba membicarakan hal lain.

"Tch, siapa juga yang minta ditungguin! Yaudah deh, kali ini aja ya! Besok dan seterusnya kamu naik motormu sendiri!" Putus Chery akhirnya, ia tidak ingin telat hanya karena mempermasalahkan motor.

I Love You Endlessly Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang