Tunangan

666 27 0
                                    


******

Menuju rumah sakit kembali. Gav dan Chery telah selesai makan dan menyelesaikan tugas dari Valen yang menyuruh Chery menjemput sang adik dari sekolah.

Chery duduk di samping Gav kembali, dengan Gav yang menyetir. Asa, adik Chery itu duduk di bangku belakang. Jangan tanya apakah ia anteng? Jelas YA.

Tadinya Chery ingin duduk di bangku belakang bersama sang adik, tetapi Gav memaksanya tetap di tempat. Di sampingnya. Asa, adik Chery itu setuju-setuju saja. Toh, dia bisa tiduran santuy dengan tempat luassss.

"Teteh di depan aja, deh. Biarin aku sendiri aja, luasss."

Begitulah ucap sang adik dari Chery tadi. Jelas Chery akan menurut, asal adiknya nyaman, Chery tenang.

Cittt..

Mobil Gav sampai di parkiran rumah sakit, turun dari mobil, mereka berjalan menuju ruangan tempat papa Chery dirawat.

Chery menggandeng Asa dan Gav menggandeng tangan Chery yang satunya, dari pada menganggur kan. Chery membiarkan Gav, memusatkan perhatiannya pada Asa.

"Kita ngapain ke rumah sakit, teh?" Asa berbicara sambil melihat-lihat sekitar.

Menipiskan bibir, raut wajah Chery berubah sedikit sendu. "Nanti tanya mama aja, ya." Suara Chery menjawab.

Adik Chery itu hanya mengangguk.

Tiba mereka di depan ruang inap. Clara-mama Gav langsung menyambar adik Chery, "Asa, kita beli eskrim di minimarket depa, yuk?"

Dengan senang hati dan raut muka berseri, Asa mengangguk. Menyetujui ajakan Clara.

Melihat kepergian Clara dengan adiknya, Chery beralih menatap mamanya. "Mama udah tau tentang bantuan Gav?" Tanyanya.

"Ya, tapi Gav dan Clara gak cuma-cuma, Cher."

"Hah?" Melirik Gav sebentar, Chery kembali memusatkan perhatiannya pada Valen. "Apa syaratnya?" Lanjut Chery merespon.

"Mere-"

"Kamu jadi milikku." Gav menyambar jawaban yang akan keluar dari mulut Valen.

Kening Chery berkerut, aneh dengan sambaran jawaban dari Gav. Matanya menatap Gav dengan tatapan horor, "aku gak ngerti."

Gav menatap Chery intens, memegang kedua sisi wajah Chery, lalu kembali berujar dengan tekanan di setiap katanya. "Kamu-jadi-milikku."

"Kita-aku, jadi pacar kamu?" Chery agak linglung mengucapkan itu, masih di sorot intens oleh Gav.

"Jika itu maumu, Chery." Ucapan Gav itu semakin membuat Chery bingung. Sudah bingung semakin bingung.

Mengeluarkan kotak merah dari sakunya, Gav menarik tangan kiri Chery dengan gercep. Lalu memasangkan sebuah cincin di jari manis Chery. "Kita tunangan."

Hah?

Chery semakin lag. Lag +++++

Punggung tangan Chery di kecup Gav. Gav nyengir setelahnya. Menatap Chery dengan binar mata bahagia.

"Teteh!" Teriakan Asa memanggilnya membuat Chery sadar dari bengong-nya. Buru-buru menarik tangannya dari genggaman Gav, menatap Gav dengan bengis. "Apa maksudnya, Gav?"

Sibuk melepas cincin di jari manisnya, Chery melakukannya dengan panik. Mengakibatkan tindakan panik nya itu tidak menghasilkan sesuatu yang ia mau. Cincin itu sulit terlepas-tidak terlepas dari jari manisnya.

Seperti sudah takdir untuk menetap di jari manisnya.

"Lepasin!" Chery membentak, menyodorkan tangan kirinya pada Gav.

I Love You Endlessly Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang