******
Gav mendongak, mulai sadar apa yang ia lakukan barusan akan menakuti Chery-nya. Ia menarik dirinya dan Chery untuk duduk di bangku. Gav menduduki bangku dan Chery yang menduduki pahanya.
Chery mendongak menatap Gav, posisinya saat ini terlalu dekat, kan? Ia duduk di pangkuan Gav juga seperti tengah memeluk Gav. "Gav?" Panggilnya lagi.
Gav menunduk, menatap Chery dengan senyuman seperti biasanya. "Aku baru ingat tadi kamu ingin membicarakan sesuatu."
"Y-ya, tapi bisakah lepaskan aku dulu? Biarkan aku duduk di bangku sendiri." Suara Chery seperti mencicit.
Menggeleng. "Tidak akan, Chery. Bicara saja sambil kita berpelukan begini."
"Bagaimana jika mama melihat? Cepat lepaskan aku, Gav." Chery hanya bicara, tidak melakukan pergerakan karena takut akan menyinggung sesuatu milik Gav.
"Baiklah." Gav menurunkan Chery dari rengkuhan kokohnya, membiarkan Chery duduk di sampingnya.
Semudah itu? Tentu tidak. Gav menautkan tangan mereka, menggeser tubuhnya agar semakin dekat dengan Chery. Mereka benar-benar menempel dengan cara yang lain.
Chery jengah. Gav sedari tadi menjadi 'seenakny sendiri.' Ia memberontak, mencoba meloloskan tangannya dari tautan tangan Gav yang erat. Ia juga bergerak menjauh dari Gav, mengambil langkah agar menciptakan jarak di antara dirinya dan Gav.
"Tidak bisakah kamu diam dan tetap berada disampingku?" suara Gav penuh tekanan disetiap katanya. Sambil tetap mengaitkan tangan-mencengkram tangan Chery agar ia berhenti bergerak.
"Tidak, memangnya kamu siapa sehingga aku harus tetap berada disampingmu? Kamu bukan adik, kakak, maupun keluargaku, tuh." Sahut Chery menjawab Gav dengan berani.
"Maka jadilah milikku."
Chery menatap Gav ngeri. Ada apa dengan Gav hari ini? Penuh dengan ke agresif-an yang melibatkan dirinya.
"Berhenti menjadi gila. Lepaskan tanganku sebelum mama datang, Gav." Chery terus berusaha melepas lilitan tangan itu.
Gav tetap kekeuh. Menggunakan tenaganya untuk menahan Chery agar tetap di sisinya. "Katakan saja hal yang ingin kamu bicarakan, Chery. Katakan sekarang. Oh-atau kamu mau mama-mu melihat kita begini?" Gav mengejek. Chery telah kalah telak, terbukti dari gerakan Chery yang berhenti berontak.
"Hufft, baiklah. Begini, papaku koma saat ini dan keluargaku butuh uang dalam jumlah banyak. Juga... terlibat korupsi." Chery mulai menjelaskan.
Mengangguk-ngangguk seakan baru mendengar hal itu. Gav diam-diam tersenyum miring, menahan diri agar senyuman itu tidak semakin lebar. Ah, Chery-nya mulai bergantung padanya.
"Aku akan telfon mamaku dulu, Chery." Lalu setelahnya Gav melepas tautan tangan mereka dan beranjak bangkit guna pergi menelfon sang mama.
Dengan saat yang sama, Valen telah tiba. "Cher." Panggilnya, menyadarkan Chery dari lamunan yang menatap Gav menjauh. Jantung Chery berdetak kencang ketika melihat mamanya tiba. Untung Gav lebih dulu melepaskan diri, tidak membiarkan Valen melihat kedekatan mereka barusan.
"Ma.."
"Gav kemana, tuh?" Tanya Valen yang melihat Gav melangkah menjauh.
"Menelfon mamanya." Jawaban Chery membuat Valen membentuk gerakan bibir 'oh.'
"Kamu tak ingin pulang dan mandi?" Tawar mamanya dengan alis yang naik turun, menggoda.
"Mau. Sebentar, aku menunggu Gav kembali." Jawab Chery.
******
Tak lama Gav kembali dengan senyuman lebar, matanya hanya menyorot Chery sepanjang langkah membawanya mendekat. Entah kenapa Chery merasakan hal aneh dari Gav-tatapan Gav berbeda dari biasanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You Endlessly
RomanceBagaimana, sih, rasanya dicintai dengan ugal-ugalan?? Kalian harus baca inii!! ***** I Love You Endlessly. (Aku Mencintaimu Tanpa Henti) Ini tentang Gav yang tidak bisa berhenti mencintai Chery. Bahkan ia telah dibuat jatuh dalam pertemuan pertamany...