Warna

170 8 0
                                    


*****

Chery menoleh, matanya membola kesal karena tingkah Gav. "Berisik, Gav!" Semprotnya sejenak kemudian kembali menatap layar.

Gav masih speechless. Tak menyangka Chery sudah berinisiatif memasak untuknya dalam jangka waktu dekat, yang bahkan mereka belum mengenal selama seminggu. Juga.. CHERY MEMASAK UNTUK KEDUA ORANG TUANYA!

Wah... jika bukan karena rencana bajingan Gav tentang terikatnya hubungan mereka saat ini, mungkin Gav akan berpikir Chery berniat mengambil hati kedua orangtuanya.

Menggeleng guna mengusir perspektif-perspektif yang semakin bercabang, menghalu. Gav menunduk, mengambil suapan pertamanya. Memilih memakan nasi goreng buatan sang tunangan dengan tenang.

Benar-benar dengan tenang. Kalem.

Bisa saja Gav tanpa suara, tanpa ribut mengomel. Tapi jika tindakannya dialihkan seperti saat ini. Menatap Chery dalam diam.

Sebenarnya Gav ingin ikut menonton apa yang ditonton Chery-nya. Tapi begitu melihat layar yang menayangkan kedua 'cowo' saling memandang penuh cinta, membuatnya langsung mengalihkan pandangannya dan justru menatap Chery. Lama kelamaan Gav malah terus memandangi Chery sambil menyuapkan suapan demi suapan nasi.

"Chery..." panggilnya.

"Hm?" Chery menyahut tanpa menoleh. Hanya fokus pada layar dengan bibir yang membentuk garis manis. Gav mengerjap. Chery manis sekali!!!

Bahkan tanpa sadar bibir Gav ikut terangkat membentuk senyuman.

"Yah.. selesai..." suara Chery yang nampak kecewa terdengar. Next episode tayang seminggu lagi.

Karena sadar tak mendapati respon balik dari Gav tadi, ia menatap Gav yang ternyata juga tengah menatapnya. "Kenapa?" Tanyanya dengan raut wajah yang sudah lempeng seperti biasa. Tak ada lagi senyuman manis yang membuat orang akan ikut tersenyum ketika melihatnya.

"Coba senyum lagi." Suruh Gav masih penasaran. Lantaran tak pernah melihat Chery tersenyum semanis tadi. Senyuman salah tingkah yang terlihat imut itu.. Gav masih ingin melihatnya.

Chery bingung. Bahkan ekspresi bingungnya itu dipahami oleh Gav. "Malas." Jawab Chery singkat.

Gav tersenyum kecil, sedikit kecewa karena permintaannya langsung ditolak Chery secepat dan sesingkat itu. Yah, lagipula apa yang Gav harapkan? Chery hanya Chery. Jika berbicara saja ia malas, apalagi tersenyum, kan?

"Kamu aneh tiba-tiba memintaku tersenyum." Suara Chery membuat Gav kembali menatap Chery. "Ya... aku tau-"

"Jelas aku gak bisa, Gav." Chery memotong perkataan Gav.

Gav mengangguk. "Hm. Seharusnya aku gak-"

Chery bangkit dari sofa, lalu menepuk kepala Gav lembut 2 kali. Membuat kata demi kata yang keluar dari mulut Gav kembali terjeda. "Kalau kamu mau lihat aku tersenyum seperti tadi, kamu harus berusaha membuat aku salah tingkah dulu, kan?" Kemudian Chery mengambil wadah bekas makan Gav dan berlalu menuju wastafel guna mencuci piring makan mereka.

1 detik.

5 detik.

7 detik.

Gav bangkit dari sofa secara tersentak. Baru saja mencerna perkataan Chery. Jadi... Chery menyuruhnya untuk menggoda? Tidak, tidak. Maksudnya, semacam Chery bersedia tersenyum imut dan manis begitu hanya karena sebuah perlakuan dari Gav?

DAMN! APA INI TANDA CHERY MULAI MEMBUKA HATINYA UNTUK GAV?

Gav menoleh, melihat Chery yang tengah sibuk mencuci piring seorang. Gav berjalan menghampiri. Tepat ketika Chery selesai membilas wadah kotor terakhir. "Ada apa? Lebih baik kamu mandi, Gav. Kita akan pergi mencari kanvas, kan?"

I Love You Endlessly Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang