Teriakan kebahagiaan

167 6 1
                                    


*****

Setelah mendapatkan ticket, mereka mulai mengantri untuk memasuki pintu rumah hantu. Saling mendorong satu sama lain, memilih siapa yang terdepan-memimpin jalan.

Chery yang terdorong oleh Meta pun panik, reflek menarik Meta menjadi yang terdepan menggantikan posisinya. "Anak setan lu ya, Met!" Sarkasnya.

"Ih gak mau di depan, Chery!" Meta menarik Zion menggantikan posisi terdepan. "Kamu aja dek! Gantiin kakak, ya!"

Zion plonga plongo, "Hah? Kok jadi aku woii!" Gini-gini, Zion takut juga, lah!

"Mampus kau." Ezra tiba-tiba berceletuk, dengan tubuh yang bersembunyi di belakang tubuh Gav. Takut juga, ngab!

"Gini aja, ini kan ada 1 karcis yang warnanya beda sendiri. Yang ambil warna beda sendiri yang maju paling depan. Gimana?" Saran Mia, malas melihat keributan ini lebih lama.

"Oke!" "Iya!" Seru mereka setuju.

Mia menaruh jajaran karcis itu di tanah, membentuk bentuk kotak persegi karena jumlahnya ada 6.

"Sini jongkok semua." Mereka menurut, berjongkok mengelilingi karcis itu. "Hitungan ke 3 ambil, ya."

"1.. 2.."

"3!"

Mereka mulai berebut, mencoba tidak mendapati karcis yang berbeda warna sendiri itu.

Tebak siapa yang mendapat karcis special itu?

Chery nampak lega. Fyuh~
"Alhamdulillah.. emang rezeki anak saleh mah ya~"

"Salihah, kocak." Mia protes, mengoreksi bahasa Chery.

"Aku kan cowo!" Sanggah Chery, menolak menerima gendernya.

"Mulai..." Mia sudah muak. Terbiasa dengan topik obrolan seperti ini dengan Chery.

Chery hanya nyengir menanggapinya.

Jangan pikir hanya Chery saja yang lega di sini, tapi Mia, Ezra, Zion, dan Gav turut lega. Tidak dengan salah satu perempuan yang tengah uring-uringan sendiri. Meta.

Ya, Metalah yang mendapatkan karcis special itu. Hahay!

"YA ALLAH APA DOSA HAMBA. HUAA, BUUNNDAAAA!! META MAU PULANG AJA, BUNDAAA!"

"Brisik, jamet! Udah, cepet hayyuk kita masuk!" Chery semangat, karena akan menistakan Meta.

"Gak mau, Chery! Ya Allah, gak mau ya Allah...." nada suara Meta sudah terdengar bergetar. Padahal, kan, belum masuk rumah hantunya?

Mia menggeret Meta, "ayo. Kamu yang tadi semangat banget. Gak usah takut, biasanya juga gak takutan." Mia berdiri di belakang Meta pas, menjadikan Meta sebagai tamengnya dan teman-temannya.

Meta, Mia, disusul Zion, Chery, Gav dan Ezra di belakangnya. Mereka siap menguji nyali!!!!

Ditemani sound serigala yang melolong, juga suara-suara makhluk tak kasat mata yang tak nyata. Mereka sudah mulai gemetar begitu mulai melangkah masuk melewati pintu. Suasanya benar-benar jadi lebih seram, lampu-lampu terlihat remang-remang, juga berceceran cairan-cairan glow in the dark di sekitar. Juga, yang sudah pasti boneka menggantung, darah buatan yang berceceran lainnya, dan sosok yang berdiri di sudut-sudut.

"Astaga, maju lo sini, SHIBAL SAEKKIYA!" Suara Meta menggelegar, mencoba melawan rasa takutnya. Apa kata juniornya nanti jika melihat senior dari organisasi teratas ini ternyata seorang penakut!!

"Biar gak takut, kita yel-yel aja, gimana, guys?!" Mia menambah sedikit oktaf suaranya, memberi saran.

"OKE!" Meta yang paling setuju. "Oke!" "Boleh!"

I Love You Endlessly Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang