*****Pagi-pagi Chery sudah memasang wajah tembok andalannya. Tebak alasan tanpa adanya setitik ekspresi di wajah Chery? Karena Avi a.k.a Gav. Chery berusaha menabung dan menyimpan senyumnya untuk Avi seorang. Yekk.
Sepanjang jalan menuju kelas, anak-anak yang mengenalnyapun jadi sungkan untuk menyapa berkat tameng dari Chery tersebut.
Sebenarnya, sih, Chery memang dari awal masuk SMA saja tak pernah tersenyum ramah untuk menyambut hari. Malas sudah harus menggunakan energinya untuk tersenyum apalagi menyapa kenalan.
Gav sendiri hari ini terlihat kalem. Ia tak merecoki Chery seperti hari biasanya. Juga membiarkan Chery memulai hari tanpa senyuman dan omelannya. Ini tidak cukup cuek, kok. Dibuktikan bahwa tindakan Gav saat ini yang merangkul bahu Chery agar merapat padanya di sepanjang jalan.
Mungkin, Gav terlihat tenang. Nyatanya, Gav hanya sedang berusaha tetap menenangkan dirinya. Memikirkan kapan waktunya tiba dimana Chery mengetahui fakta tentang dirinya bukanlah Avi.
"Kalau aja aku bisa buat Chery jatuh cinta, aku yakin Chery gak bakal marah. Paling... marah dikit doang, kan?"
Gav mengangguk. Memantabkan dirinya sendiri kalau rencana-rencana gilanya itu tetap akan dimaafkan oleh Chery.
Kalian pernah mendengar bahwa cinta bisa mengalahkan segalanya, kan? Itu juga yang ada dipikiran Gav saat ini. Karena ia cinta Chery, maka ia gila karenanya. Jadi... jika Chery cinta padanya, jelas kegilaan Gav diterima oleh Chery. Ha-ha.
"Woi bang! Kakak Che!" Suara Zion yang mencegah mereka memasuki kelas, membuat Gav kembali ke kenyataan. Gav hanya memperhatikan apa tingkah Zion selanjutnya. Tidak menjauhkan Zion dari Chery seperti sebelum-sebelumnya.
"Hehe, kakak cantik kok pagi-pagi gak ada senyumnya, sih??" Zion menggombal seperti biasa. Mengacuhkan keberadaan Gav yang dikenal sebagai 'pacar' Chery.
Chery hanya menggeleng-geleng heran. Tak habis-habisnya juga Zion menggoda. "Aku ganteng." Selepas mengatakan itu, Chery melangkah masuk ke dalam kelas, meninggalkan Gav dan Zion berdua.
"Loh, loh! Kakak! Aku ke sini mau nanya tugas padahal..." ditinggal Chery, Zion hendak menyusul tapi buru-buru Gav mencegah langkah lanjut Zion.
Zion melirik tangan Gav yang bertengger di bahunya. Berbalik dan menatap Gav heran, ia pun bersuara, "Kenapa, bang?"
"Ngobrol bentar." Gav memimpin langkah, meninggalkan area kelasnya dan kelas Chery.
Menyempatkan diri menatap ke dalam kelas Chery dan berteriak, "Kakak Che! Aku pergi sebentar, ya!" Zionpun mulai menyusul langkah-langkah Gav.
Tak disangka, ternyata dari tadi Chery memperhatikan interaksi sesaat antara Gav dan Zion. Chery pergi menuju tempat duduknya berada dan mengeluarkan ponselnya. Mulai mengetik deretan kata yang tersusun untuk Zion.
Zn
Kemana? Hati-hati.
----------
Walau mencoba tetap menjaga hati untuk Gav, Chery masih saja tetap memperhatikan dan peduli terhadap Zion. Chery masih menyayangi Zion. Walau sekarang sudah bukan menyayangi dalam arti cinta.
Menyimpan ponsel ke dalam laci, Chery mulai menelungkupkan kepalanya ke meja. Hendak tidur.
Daripada ia overthinking apa yang sedang Zion dan Gav diskusikan, lebih baik ia tidur saja, tau! Halu, aku datang!!!
******
Mereka tiba di kantin, dengan Zion yang menyeruput es tehnya sambil mendengarkan ucapan Gav di depannya dengan saksama. Jujur, Ini benar-benar di luar ekspektasi Zion. Ia pikir selagi mereka pergi cukup jauh dari kelas Chery, itu terbilang cukup. tapi Gav malah membawa mereka ke kantin??
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You Endlessly
RomanceBagaimana, sih, rasanya dicintai dengan ugal-ugalan?? Kalian harus baca inii!! ***** I Love You Endlessly. (Aku Mencintaimu Tanpa Henti) Ini tentang Gav yang tidak bisa berhenti mencintai Chery. Bahkan ia telah dibuat jatuh dalam pertemuan pertamany...