chapter 14

54 17 0
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
Happy reading all
.
.
.
.
.

Doyoung, yang tengah berjalan menuju tempat kuliah, dengan menaiki gojek, pada hari ini, yang cuacanya begitu terik dan panas, akhirnya sampai di tempat kuliahannya.
Saat dia memasuki koridor tempat kuliahnya, semua orang yang ada di sana, terlihat melihat Doyoung, dengan raut wajah yang heran dan bingung. Tak lama, teman-teman Doyoung, yang juga masih belum kehilangan rasa simpati pada Doyoung, menghampirinya dengan berlari, dan memberi kertas yang mereka bawa kepadanya.

Doyoung tampak shock bukan main saat melihat kertas tersebut, karena tak menyangka orang yang tak terpikirkan akan melakukannya, yang tidak bisa direncanakan, yang tak bisa diperkirakan, yang tak pernah terbayangkan. Ia mengetahui, dengan baik, bahwa ia pernah melakukan pernikahan yang tidak diizinkan, dan memutuskan untuk menyembunyikan hal ini dari tempat kuliahnya. Tetapi, keberanian seseorang di luar sana, tampak membuat Doyoung terkejut dan tak siap sedikitpun.

Doyoung, yang dikejutkan oleh keberanian beberapa orang yang bisa mengkritiknya dengan cara menempelkan kertas yang bertuliskan informasi-informasi yang tak diizinkan, dengan sigap mencabuti semua kertas yang menempel, sampai akhirnya dia masuk di kelasnya. Tak menyangka, bahwa saat itu dia ditelepon oleh salah seorang dosen, yang memang dia tak pernah perkirakan dulu. Hal tersebut, membuat jantungnya berdetag lebih cepat, dan ia pun dengan sigap melangkah masuk ke arah ruangan sang dosen tersebut.

Doyoung, yang mungkin tidak punya pilihan untuk menunda kuliah, atau dengan kata lain, tidak boleh untuk tidak datang atau tidak boleh untuk tidak hadir di zaman kuliahnya tersebut, dengan rasa kecewa yang tampak sangat besar, juga dengan rasa lelah yang harus dihadapi, dengan kekalahan yang dihadapi, harus meninggalkan tempat kuliahnya dan keluar dari ruangan tersebut. Mengetahui hal hal yang tak pernah di duga, teman-teman Doyoung yang berada di tempat tersebut juga ikut menyaksikan kejadian yang menyakitkan ini.

Doyoung, yang memang baru saja pulang dari kampusnya, yang terpaksa harus pulang, hanya dengan rasa kecewa dan lelah, pergi dengan menaiki taksi untuk menuju ke rumah sakit, dan begitu masuk ke kamar sang suami, tampak si Dajjal, yang memang tidak disukai oleh Doyoung, beserta dengan orangtuanya, yang mungkin belum sempat mengetahui apa yang terjadi dengan Doyoung, di luar sana.

Naeun:"Saya mau pernikahan ini di percepat ya Jae, pokonya minggu depan harus sudah nikah."

Jaehyun:"Memang apa yang terlintas di pikiranmu Naeun? Ini terlalu buru-buru."

Doyoung, yang hanya dapat mendengarkannya dengan mata yang membatin, tampak kaget, dan sangat kerasukan dengan apa yang akan pernikahan yang dijadikan sebagai 'solusi' para orang tua Naeun dan Jaehyun.

Naeun, yang harus kembali ke rumah, dengan didampingi oleh orang tua Naeun sendiri, dengan raut wajah yang tampak kecewa, pergi dari rumah sakit, setelah tidak dapat meyakinkan Jaehyun atas usulannya untuk bisa mempercepat pernikahan dari Naeun dengan Jaehyun.

Doyoung, yang ingin melepaskan amarahnya dan juga rasa kekecewaannya atas apa yang harus dialaminya, dengan dengan gerakan yang tanpa rasa amarah, melainkan rasa kekecewaan yang terpendam, secara cepat menangkap kertas tersebut, dan dengan seketika, kertas tersebut sudah lecek yang membuat amarah Doyoung semakin memuncak.

Namun tiba-tiba, doyoung, yang mungkin dengan berpikir yang lebih jernih, atau juga dengan rasa kekecewaan yang sudah mulai mereda, memiliki suatu ide, yang mungkin dapat dilakukan olehnya dan juga teman teman Doyoung lainnya, untuk dapat 'mempusin' Naeun yang tampak, dengan kata kata yang tak disukai Doyoung, sebagai Dajjal.

Doyoung, yang sudah memiliki ide untuk dapat membuat Naeun jera, menemui teman-teman Doyoung yang sudah menunggu di suatu kafe, dan sudah menentukan strategi yang akan dilakukan, untuk dapat 'mempusin' Naeun, yang dianggap Doyoung, dan teman-teman Doyoung lainnya, sebagai Dajjal yang harus dihadapi Doyoung dan temannya.

Renjun:"Ada sesuatu yang gue pengen kasih tau ke elo lho, kemarin gud lihat Naeun, dengan sengkongkol, sama Braddy."

Yangyang:"Oh, engga ada yang bilang tuh, kok engga bilang sih lu? Kenapa bisa lihat?"

Doyoung, yang mengetahui hal tersebut, langsung menyusun strategi, rencananya, doyoung akan baik pada Braddy, agar dapat membawa polisi, dan memasukan mereka ke penjara, yang tidak diharapkan untuk dapat dilakukan oleh braddy yang akan ditangkap, dan juga Naeun, yang juga akan ikut ditangkap karena turut terlibat dalam rencana tidak baik itu.

Rencananya, hal tersebut akan dilakukan esok hari, dimana doyoung dan teman-teman Doyoung lainnya, akan menelepon polisi terlebih dahulu, untuk dapat membantu mereka dalam urusan ini.

Yangyang, yang saat ini tengah menelepon polisi, dan menjelaskan apa yang akan mereka lakukan bersama dengan sang polisi tersebut, akan datang, pada jam 10, yang telah ditentukan. Hal ini dilakukan dengan hati-hati, agar doyoung dan teman-teman lainya, yang tetap ikut membantu, dapat menghindari masalah lebih lanjut karena rencananya. yang akan dilakukan, agar mereka dapat membantu Naeun, dan juga dapat menghindari masalah yang mungkin dihadapi doyoung dan beberapa teman-teman lainya karena akan membantu Naeun.

Doyoung:"Hah, kalian gak kuliah?"

Ten:"Hah, kita bolos hahaha"

Doyoung, yang mungkin tak bisa lagi menuju kampus, seperti hari-hari sebelumnya, dengan kecewa, menanyakan keberadaan teman Doyoung lainnya, yang ternyata tak lagi melajutkan kuliah mereka, dan mereka bertiga yang malah bolos.

Sekarang, doyoung dan teman-teman Doyoung lainnya, yang mungkin baru saja pulang dari kampus, atau juga yang menolak untuk dapat melanjutkan studinya lagi, tengah menyantap makanannya masing-masing di suatu tempat, yang mungkin juga disuplai oleh teman-teman Doyoung lainnya, yang juga turut membantu. Mereka saat ini tengah bersantai, sebelum rencana yang akan mereka lakukan besok dapat dimulai.

Begitu lama, mereka di kafe tersebut. Sampai mereka merasa bosan, dan akhirnya pulang ke rumah menurut masing-masing. Sekarang, doyoung tengah menyuapi sang suami yang kelaparan ini, dan jaehyun juga sudah mengetahui tentang rencana yang akan istrinya sendiri lakukan. Jaehyun sendiri tak pernah merasa tidak suka, justru ia malah bersyukur karena ia memiliki istri seperti doyoung, yang tulus sampai apa pun rela untuk ia lakukan, malah.

Jaehyun:"Babby, I love you."

Doyoung:"I love you too, daddy."

Jaehyun:"I want to kiss your whole body."

Doyoung, yang langsung menoyor kepala Jaehyun, yang memiliki niat untuk dapat mencium sebagian bagian tubuhnya.

Doyoung:"ishhhhh daddy mesumm".

Jaehyun:"your body is very addictive"

Doyoung, yang merasa malu, karena pernyataan yang disampaikan Jaehyun, di mana Jaehyun, suaminya sendiri, merasa bahwa ia memiliki tubuh yang menarik, yang mungkin disertai dengan niat yang tidak baik, dan juga sedikit kesal, langsung dapat merasakan malu, dengan wajahnya yang memerah.



Segini dulu all

Happy new year all, happy 2024

Vote comment followw

maunya kamu aja (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang