chapter 21

43 11 0
                                    

.
.
.
.
.
.
Happy reading all
.
.
.
.

Pagi ini, seperti biasa, Doyoung menghabiskan waktunya hanya untuk mengurus anak-anaknya. Mereka sudah makan sarapan yang dibuat oleh teman-teman mereka. Mungkin Doyoung sekarang lebih tenang dan tidak berusaha memikirkan apa yang terjadi pada malam sebelumnya. Dia hanya berusaha fokus pada anak-anaknya dan membiarkan perasaan marah dan kesedihan bersembunyi untuk sekarang.

Ia takut, karena masalah ini terus bersifat buruk dan tak terpikirkan. Apakah dia gila atau tidak, dia mulai berpikir bahwa bunuh diri mungkin menjadi solusi akhir. Tapi ia tahu itu bukanlah solusi karena masih ada anak-anak yang sangat ia sayangi dan ia masih ingin ikut mengawasi mereka bertambah dan berkembang. Tetapi, apakah itu akan cukup untuk memotivasi dia dan menghentikan pikirannya dari masalah?

Ia benar-benar lelah dengan hidup untuk sekarang. Dia lelah dengan kewajiban untuk mengurusi anak dan juga lelah dengan perasaannya yang berlebihan. Ia mengerti seberapa berat beban ini dan tidak tahu apapun lagi yang bisa dia lakukan. Tapi, ia mencoba keras untuk terus bertahan dan tetap hidup, yang pada akhirnya, menjadi masalah yang lebih besar untuknya.

Doyoung masih ingat bahwa anak-anaknya sangat membutuhkan dia, mereka tidak bisa hidup sendiri tanpa orang tuanya. Kadang-kadang anak-anak jadi pelampiasan untuk kesedihan Doyoung dan tangisnya, dan dia merasa bersalah atas pilihan yang dia lakukan untuk mengabaikan anak-ankinya karena masalahnya dengan suaminya. Tetapi pada akhirnya, Doyoung sadar bahwa anak-anaknya akan tetap bersamanya secara keseluruhan dan dia dijadikan sebagai prioritas oleh mereka.

Doyoung bersikeras sekuat apapun masalah yang dialami sekarang, dia tahu bahwa masalah itu akan teratasi pada satu titik, baik itu cepat atau lambat. Dia berusaha keras untuk tetap positif dan optimis, meskipun itu sulit karena dia merasa begitu lelah dengan situasinya saat ini. Tapi dia berusaha keras untuk terus menatap ke depan dan berharap masa depan yang lebih cerah baginya dan anak-anaknya.

Yangyang:"Kemarin gue ngeliat suamilu sama perempuan lain, 'tuh."

Doyoung: "Yangyang, sialan! Kemarin suami gue datang ke sini untuk ngejelasin semuanya dan dia enggak akan pernah menjadi seperti itu! Dia tahu bahwa itu enggak bener dan sekarang dia enggak mungkin berbuat seperti that"

Doyoung akhirnya menangis di pelukan Yangyang dan juga bersembunyi di baliknya. Dia marah pada Yangyang karena dia tidak bisa percaya dengan apa yang dilihatnya.

Yangyang bersikeras bahwa apa yang dia lihat adalah kenyatasannya, tapi Doyoung tetap bersikukuh bahwa suaminya bukanlah orang seperti itu dan dia akan dengan tegas mengakui kesalahannya. Mereka akan tetap berdebat dan tidak ada yang akan mau menyerah. Yangyang tetap menyangka bahwa Doyoung telah ditipu dan suaminya menyembunyikan kebenaran. Doyoung juga bersikeras bahwa suaminya tidak pernah berbuat seperti that, dan dia akan terus bertahan di posisinya.













...

Sudah satu bulan sejak masalah dimulai dan Doyoung masih tidak ingin untuk pulang ke rumah. Kadang-kadang Jaehyun terus menerus menghampiri rumah sang istri untuk mencoba menjelaskan sesuatu, tapi Doyoung tetap berusaha keras untuk tidak mendengar penjelasan tersebut. Mungkin ini jalan yang harus dia ambil, dia juga merasakan rindu pada sang suami, tapi dia tidak tahu apakah dia harus melangkah lagi untuk memaafkannya dan membiarkan dia masuk ke dalam hidupnya lagi.

Doyoung bersiap-siap untuk menanti kehadiran Jaehyun yang biasanya akan datang di sekitar waktu ini. Tapi sampai saat ini, Jaehyun masih belum datang dan yang Doyoung khawatirkan adalah dia mungkin sudah lupa atau tidak ingin datang lagi. Mungkin Jaehyun hanya bercanda di awal atau hanya berpikir untuk tak lagi datang. Doyoung mulai khawatir tentang situasi ini dan mulai bertanya-tanya tentang apa yang terjadi.

Di tengah-tengah mencuci piring, Doyoung mendengar sebuah telepon masuk dari telepon rumahnya. Dia langsung mengangkatnya karena mungkin itu suaminya yang akhirnya memutuskan untuk datang.

Doyoung: "Ya, ini Doyoung."

Johnny: "Young, suami lu, Jaehyun, meninggal."

Hal ini membuat Doyoung panik dan sangat panik. Dia bergegas menuju rumahnya untuk melihat kondisi suaminya sendiri dan mengetahuinya dengan teliti.

Doyoung akhirnya sampai di rumah dan langsung memasuki kamar Jaehyun. Saat dia masuk, dia melihat Johnny, Winwin, Taeyong, dan teman-teman lainnya yang ada di sekitar Jaehyun. Dia langsung menghampiri Jaehyun dan memeluknya yang saat ini berbaring.

Doyoung: "Jae, aku enggak tau apa yang kamu rasakannya saat aku enggak berada di sampingmu. Aku juga enggak tahu mengapa kamu begitu cepat meninggalkanku. Aku minta maaf, aku enggak berniat menyakiti kamu atau membuat kamu kesal. Aku menyayangi kamu dan aku sangat menyesal."

Dia memeluk Jaehyun dan membiarkan air mata dan kesannya jatuh diatasnya. Dia tidak sadar sekarang baju Jaehyun sudah lembab di daerah-daerah yang bersentuhan dengan tubuhnya.

Doyoung rasa ada tangan yang menyentuh rambutnya dan langsung menengok. Ternyata itu tangan Jaehyum, yang saat ini masih berbaring dan tidak sadar keberadaan Doyoung di sampingnya. Doyoung menatap ke arah Jaehyun dan tidak sadar betapa lembutnya sentuhan tangannya di kepalanya.

Ten: "Selamat anda kena prank!"

Winwin: "Itu di sana ada kameranya, tuhh"

Doyoung: "Bangcat!"

Taeyong: "Bercandyaaaa bercandyaaa!"

Yangyang: "Mendingan lu berdua ngomong sama-sama."

Doyoung mengerubuti semua teman Jaehyun yang bercanda dengan dia dan menganggapnya sebagai lelucon. Dia menganggap tindakan mereka yang mempranknya tersebut tidak lucu, dan mengajak Jaehyun dan Doyounv untuk berbicara dengan serius.

Jaehyaun: "Hy manis."

Doyoung: "Jangan dekat-dekat!"

Jaehyun: "saya tahu kamu masih emosional dengan saya, But I wonder is it really okay until one month? But the thing is, I was given a love potion to make me like that girl."

Doyoung terkejut dengan apa yang di sampaikinya dan sangat kecewa karena Jaehyum disuntik dengan obat pencinta untuk membuatnya suka pada perempuan tersebut. Itu jelas bahwa dia dimanipulasi untuk suka dengan perempuan tersebut.

Doyoung: "Eh? Kok bisa? Kasianyee Dia itu suami aku."

Jaehyum: "saya juga tidak tahu minuman yang disediakan untuk saya itu mengandung obat pencinta. Dan untuk mendorong kamu itu mungkin karena clien membatalkan acaranya, dan ini mungkin adalah cara yang salah dan kacau. But honestly, I didn't mean it to happen the way it did."

Doyoung: "Aku memaafkanmu, daddy. Tapi tolong, jangan mengulanginya lagi ya. Aku sayang padamu."

Doyoung langsung mengenggam erat suaminya dan memeluknya. Dia berbicara dengan lembut dan penuh kehati-hatian saat dia mengucapinya.

Ten: "Sampai beginian aja, eh, sampe nunggu satu bulan?"

Ten tampak sedikit heran dan bingung tentang bagikan apa yang mereka berdua lakukan saat ini. Dia bersikeras bahwa mereka bisa saja membaikan masalahnya begitu saja, dan tidak perlu menunggu satu bulan lagi.



Segini dulu all

Vote comment followw

maunya kamu aja (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang